BAB I PENDAHULUAN
F. Latar Belakang Masalah
Agama berasal dari kata sankri, satu pendapat mengatakan bahwa kata itu tersusun dari kata, a; tidak dan gam; pergi, tetapi di tempat, diwarisi turun
menurun. Agama memang mempunyai sifat demikian. Sumber lain mengatakan bahwa, agama berarti teks atau kitab suci, dan agama-agama
memang memiliki kitab suci. “Gam” berarti tuntunan, memang agama mengandung ajaran-ajaran yang menjadi tuntunan hidup bagi penganutnya.
1
Agama juga merupakan kebutuhan fitri bagi manusia sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Ar-Ruum: 30
+,- . 12
3
5 - 67
8 9 :;
? A BCDEF
+ GHI J
LMNO,- P 2 QR
Artinya: “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah, tetaplah atas fitrah allah yang telah menciptakan manusia menurut
fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”
QS. Ar- Rum: 30
Mahmud Syaltut menyatakan bahwa “agama” adalah ketetapan Illahi yang diwahyukan kepada Nabi-Nya untuk menjadi pedoman hidup sementara
1
Harun Nasution, Islam di Tinjau Dari Berbagai Aspeknya, Jakarta: UI Press, 1985, hal. 9.
itu, Syaikh M. Abdullah Badrun, dalam bukunya Makhdal Ila Al-Adyan, berupaya untuk menjelaskan arti agama dengan merujuk kepada al-Qur’an ia
memulai bahasanya dengan pendekatan kebahasaan. Jadi agama adalah hubungan antara makhluk dan “Khaliknya”. Hubungan ini mewujudkan dalam
ibadah yang dilakukannya dan tercermin pula dalam sikap kesehariannya.
2
Islam memerintahkan setiap orang dalam ber-Islam mampu menjalankan perintah-perintah agama dan menjauhi larangan-Nya dengan
penuh tanggung jawab. Orang yang memiliki kesadaran beragama secara matang dan bertanggung jawab dengan keberagamaannya, akan mendapatkan
kebahagiaan dan ketenangan yang bisa mematangkan kepribadian serta kemampuan untuk menganalisa masalah-masalahnya.
3
Akhlak adalah gambaran jiwa yang muncul saat manusia akan mengerjakan suatu perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
Jika manusia akan sehat, jika didukung oleh akhlak yang baik, oleh demikian akhlak merupakan faktor yang sangat penting di dalam pemunculan tingkah
laku, dengan dasar akhlak yang ada pada diri manusia maka akan membentuk pandangan hidup yang positif dan berorientasi pada dasar akhlak yaitu al-
Qur’an dan Hadits. Ketidak berdayaan memilih perbuatan baik atau buruk untuk dilakukan
telah menjadi bukti bahwa masyarakat kita sedang mengalami demoralisasi kemerosotan moral. Kurangnya pemahaman baik tentang nilai-nilai akhlak
telah menjadikan sebagian masyarakat melakukan tindakan-tindakan yang
2
M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Quran, Jakarta: Mizan, 1995, hal. 209..
3
Yusuf Burhanudin, Kesehatan Mental, Bandung : Pustaka Setia, 1999, hal. 23.
sangat berlawanan dengan norma-norma yang ada, karena demikian penting kiranya menumbuhkan nilai-nilai akhlakul karimah terhadap anak-anak
terutama remaja agar mereka dapat bertindak sesuai dengan petunjuk agama. Remaja adalah kelompok orang yang berada pada usia peralihan
menuju kedewasaan, yang mana ditandai dengan situasi psikologis yang tidak seimbang sehingga pada waktu melewati tahapan sosialisasi kemungkinan
mereka akan memiliki kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan keinginan sendiri dan tidak lagi berpedoman pada ajaran agama yang selalu
menganjurkan nilai-nilai akhlak yang baik dan pada masa puberitas remaja, sikap atau perbuatan yang negatif seperti halnya merokok, arogan, sok jantan,
sikap kasar, tidak ingin terlalu diatur-atur dan lain-lain. Semua hal di atas adalah karena pertumbuhan emosi dan kejiwaannya.
Menurut Zakiah Daradjat, bahwa manusia remaja adalah masa pertumbuhan fisik cepat dan prosesnya terus berjalan ke depan sampai titik
tertentu. Perubahan yang berlangsung cepat dan tiba-tiba mengakibatkan terjadi perubahan lain pada segi sosial dan kejiwaan, remaja semakin peka dan
sikapnya berubah-ubah, tidak stabil kelakuannya demikian pula kadang- kadang ia patut, ragu, cemas dan sering melontarkan kritikan, kadang-kadang
pada keluarga, masyarakat atau terhadap adat kebiasaan.
4
Memiliki akhlakul karimah memang tidak mudah, karenanya diperlukan sekali bagi mereka keagamaan yang baik yang harus dilakukan
secara terpadu dalam kehidupan, baik itu keluarga maupun masyarakat,
4
Zakiah Daradjat, Remaja Harapan dan Tantangan, Jakarta: Ruhama, 1995, Cet. ke-2, hal. 14.
melalui majlis ta’lim mereka mendapat bimbingan agama dengan cara berkisanambungan karena bagaimanapun mereka adalah generasi penerus
bangsa Indonesia. Oleh karena itu, hal tersebut sangat mendorong penulis untuk mengkaji
Peranan Bimbingan Agama Terhadap Pembinaan Akhlak Remaja di Majlis
Ta’lim Nurul Musthafa Ciganjur, Jakarta Selatan.
G. Pembatasan dan Perumusan Masalah