BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-
hari di rumah tangga, di tempat pekerjaan, di pasar, dalam masyarakat atau dimana saja manusia berada. Tidak ada manusia yang tidak akan terlibat dalam
komunikasi. Melalui komunikasi dapat terjalin interaksi antar manusia. Interaksi tersebut akan berkembang menjadi suatu jalinan kerjasama. Aktivitas interaksi
dan kerjasama itu terus berkembang secara teratur sehingga terbentuklah wadah yang menjadi tempat manusia berkumpul yang disebut organisasi.
Schein 1982 mengatakan bahwa organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui
pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hierarki otoritas dan tanggung jawab. Schein juga mengatakan bahwa organisasi mempunyai karakteristik tertentu yaitu
mempunyai struktur, tujuan, saling berhubungan satu bagian dengan bagian lain dan tergantung pada komunikasi manusia untuk mengkoordinasikan aktivitas
dalam organisasi tersebut dalam Muhammad, 2009. Organisasi merupakan suatu kelompok yang mempunyai diferensiasi peranan, atau kelompok yang sepakat
untuk mematuhi seperangkat norma-norma. Organisasi juga merupakan sebuah sistem sosial yang dibentuk untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu, suatu sistem
yang saling mempengaruhi satu sama lain, apabila salah satu dari sub sistem tersebut rusak, maka akan mempengaruhi sub-sub sistem yang lain. Sistem
tersebut dapat berjalan dengan semestinya jika individu-individu yang ada di dalamnya berkewajiban mengaturnya, yang berarti selama anggota atau
individunya masih melaksanakan tanggung jawab sebagaimana mestinya maka organisasi tersebut akan berjalan dengan baik Liliweri, 2004.
Universitas Sumatera Utara
Hubungan antara individu dan kelompok dalam organisasi menciptakan harapan-harapan bagi perilaku individu dan kelompok. Harapan-harapan ini akan
menghasilkan peranan-peranan tertentu yang harus diemban dalam rangka mewujudkan visi, misi dan tujuan organisasi. Dalam organisasi ada sebagian
orang berperan sebagai pemimpin dan yang lainnya sebagai pengikut atau pekerja. Komunikasi sangat penting bagi manusia, begitu juga halnya bagi suatu
organisasi. Dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dapat berjalan lancar dan berhasil, begitu juga sebaliknya, kurangnya atau tidak adanya
komunikasi yang baik organisasi dapat macet dan berantakan. Komunikasi organisasi merupakan komunikasi impersonal, dan antar
pribadi dalam kelompok formalorganisasi sesuai dengan tuntutan struktur dan tata kerja organisasi. Aktivitas komunikasi yang berlangsung bisa tatap muka atau
melalui media, membutuhkan umpan balik melalui struktur organisasiformal, suasana makin formal sama dengan pesan juga makin formal, tujuan dan maksud
komunikasi umumnya berstruktur Liliweri, 2004: 58. Sementara Goldhaber 1896 mengatakan komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling
menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau selalu berubah-ubah dalam
Muhammad, 2009: 67. Komunikasi memegang peran yang sangat penting dalam suatu interaksi
sosial, begitu juga dalam tempat kerja. Tempat kerja merupakan suatu komunitas sosial yang memfokuskan pada peran dari komunikasi, sehingga aktivitas kerja
dapat dioptimalkan. Penggunaan komunikasi baik secara verbal maupun secara non verbal berpengaruh pada lingkungan kerja yang diwujudkan dalam misi serta
visi perusahaan atau organisasi. Secara tidak langsung dibutuhkan komunikasi yang efektif dalam menggerakkan jalannya perusahaan, semakin efektif
komunikasi yang dibina dalam tiap-tiap departemen, maka semakin produktif perilaku karyawan dalam menjalankan pekerjaannya.
Komunikasi organisasi dapat dikaitkan dengan peranan dan status dari setiap orang dalam organisasi karena peranan dan status seseorang menetukan
pula cara bagaimana dia berkomunikasi dengan orang lain, oleh karena itu kita
Universitas Sumatera Utara
pun sering menghubungkan peran dan status dengan pekerjaan. Dalam masyarakat modern orang mengenali seseorang karena dia memiliki peran dan status yang
beragam. Dalam organisasi keberagaman itu dilihat melalui pembagian kerja dimana setiap orang akan bekerja menurut bakat dan kemampuan sehingga dia
bertanggung jawab atas pekerjaan itu. Ketika jumlah dan jenis pekerjaan semakin banyak apalagi beragam maka dibutuhkan jalinan antara jenis-jenis pekerjaan
yang berbeda-beda, jalinan hubungan antara seorang pemimpin dengan bawahan atau antara kalangan pemimpin yang pada akhirnya membentuk sebuah kekuatan
besar-sinergis untuk menghasilkan keluaran yang lebih berkualitas. Pada tahap ini dibutuhkan komunikasi.
Menurut Condrad terdapat tiga fungsi komunikasi organisasi, yaitu: - Fungsi komando: ada dua tipe komunikasi yang membentuk fungsi
komando , yaitu 1 pengarahan, yang terlaksana melalui instruksi dan publikasi; dan 2 umpan balik yang menunjukkan siapa yang sudah
mengikuti apa yang diperintahkan.
- Fungsi relasi: komunikasi organisasi juga bertujuan untuk memenuhi fungsi relasional. Tujuannya menciptakan relasi kerja bagi penigkatan
produksi organisasi - Fungsi mengelola suasana yang tidak pasti: komunikasi organisasi
berfungsi mendorong para pegawai untuk memilih keputusan yang komplikatif dalam organisasi dalam Liliweri, 2004: 68
Setiap organisasi memiliki perbedaan dalam hal jangkauan dan ukuran yang dimilikinya, dan organisasi juga memiliki sejumlah tindakan atau kebiasaan yang
unik atau khas bagi organisasi bersangkutan. Ketika membahas tema tentang bagaimana seharusnya memahami
organisasi sebagai wadah kerja sama dan sebuah komunitas manusia maka kita telah membahas pula pengaruh kebudayaan terhadap perbedaan individual dan
hubungan antarpersonal dalam organisasi. Kebudayaan dapat dianggap sebagai sebuah faktor yang berpengaruh terhadap perilaku karyawan, perilaku hubungan
antarpersonal, perilaku hubungan antar kelompok yang dapat mempengaruhi secara keseluruhan. Suatu kebudayaan terbentuk tentu karena adanya komunikasi.
Budaya dan komunikasi memiliki hubungan timbal balik. Menurut Alisyahbana budaya merupakan manifestasi dari cara berfikir, sehingga
Universitas Sumatera Utara
menurutnya pola kebudayaan itu sangat luas sebab semua tingkah laku dan perbuatan, mencakup di dalamnya perasaan karena perasaan juga merupakan
maksud dari pikirandalam Supartono, 2004:31. Budaya mempengaruhi komunikasi dan sebaliknya komunikasi mempengaruhi budaya. Melalui
komunikasi kita dapat mewariskan unsur-unsur kebudayaan dari satu generasi ke generasi berikutnya serta dari satu tempat ke tempat lain. Sebaliknya komunikasi
merupakan sarana yang dapat menjadikan individu sadar akan dan menyesuaikan diri dengan kebudayaan asing yang dihadapinya. Aktivitas komunikasi dari
seorang anggota budaya dapat merepresentasikan kepercayaan, nilai, sikap, bahkan pandangan dunia dari budayanya itu. Selain itu, melalui komunikasi dapat
pula memperkuat nilai-nilai dasar dan esensial suatu budaya Mulyana dan Rakhmat, 2006.
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa budaya organisasi merupakan suatu budaya yang dimiliki oleh organisasi, atau cara termudah untuk memahami
pengertian budaya organisasi adalah menghubungkan pengertian budaya sebagai kebiasaan berprilaku dengan organisasi. Namun tidak sekedar melihat budaya
dari “budaya organisasi” sekedar sebagai sebuah kebiasaan atau perilaku yang relatifperilaku rata-rata moderate behavior melainkan budaya organisasi sebagai
sebuah karakteristik yang unik dari suatu organisasi. Budaya dalam hal ini merupakan faktor yang memberikan spirit bagi organisasi dan membedakannya
dengan organisasi yang lain. Menurut Schein budaya organisasi merupakan sebagai suatu pola dari
asumsi-asumsi dasar yang ditemukan, diciptakan atau dikembangkan oleh suatu kelompok tertentu dengan maksud agar organisasi bisa mengatasi, menanggulangi
permasalahan yang timbul akibat adaptasi eksternal dan integritas internal yang sudah berjalan dengan cukup baik sehingga perlu diajarkan dan diterapkan kepada
anggota-anggota baru sebagai cara yang benar untuk memahami, memikirkan dan merasakan berteman dengan mereka-mereka tersebut dalam Lako, 2004.
Organisasi sebagai sebuah wadah dimana orang-orang dari berbagai latar belakang yang berbeda berkumpul dalam suatu organisasi.
Universitas Sumatera Utara
Setiap perusahaan atau organisasi tentunya memiliki budaya organisasi yang berbeda-beda dalam kehidupan organisasi. Budaya organisasi ini dijalani
oleh anggota organisasi, yang di dalamnya mencakup iklim atau atmosfer emosional dan psikologis. Budaya organisasi mencakup banyak hal seperti logo
perusahaan, seragam yang digunakan, lama jam kerja, dan berbagai kegiatan perusahaan. Budaya organisasi dijalani oleh seluruh anggota organisasi dengan
tujuan untuk meningkatkan kinerja anggota organisasi atau karyawan perusahaan menjadi lebih baik West dan Turner, 2008.
Keberhasilan suatu organisasi dipengaruhi oleh kinerja karyawan job performance atau hasil kerja yang dicapai oleh seorang karyawan dalam
melakukan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Karyawan merupakan sumber daya yang penting bagi perusahaan, karena
memiliki bakat, tenaga, dan kreativitas yang sangat dibutuhkan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya. Kinerja karyawan adalah prestasi yang diperoleh
seseorang dalam melakukan tugas. Bernardin dan Russel 1993 mendefinisikan kinerja sebagai pencatatan hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan
atau kegiatan tertentu selama kurun waktu tertentu dalam Tika, 2006: 121. Sementara Bernadin dan Russel 1995 mengajukan enam kinerja primer
yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja, yaitu: 1. Quality. Merupakan tingkat sejauh mana proses atau hasil pelaksanaan
kegiatan mendekati kesempurnaan atau mendekati tujuan yang diharapkan.
2. Quantity. Merupakan jumlah yang dihasilkan, misalnya jumlah rupiah, unit, dan siklus kegiatan yang dilakukan.
3. Timeliness. Merupakan tingkat sejauh mana kegitan diselesaikan pada waktu yang dikehendaki, dengan memerhatikan koordinasi output lain
serta waktu yang tersedia untuk kegiatan orang lain. 4. Cost efectiveness. Merupak tingkat sejauh mana penggunaan sumber
daya organisasi manusia, keuangan, teknologi, dan material dimaksimalkan untuk mencapai hasil tertinggi atau pengurangan
kerugian dari setiap unit penggunaan sumber daya.
5. Need for supervision. Merupakan tingkat sejauh mana seorang pekerja dapat melaksanakan suatu fungsi pekerjaan tanpa memerlukan
pengawasan seorang supervisor untuk mencegah tindakan yang kurang diinginkan.
Universitas Sumatera Utara
6. Interpersonal impact. Merupakan tingakat sejauh mana pegawai memelihara harga diri, nama baik dan kerja sama diantara rekan kerja
dan bawahan dalam Sutrisno, 2011: 179.
Sedangkan menurut Hasibuan 2002: 56, menilai kinerja pegawai dapat dikatakan baik atau dapat dinilai dari beberapa hal, yaitu :
1. Kesetiaan Kinerja dapat diukur dari kesetiaan pegawai terhadap tugas dan tanggung
jawabnya dalam organisasi. Menurut Syuhadhak 1994: 76 kesetiaan adalah tekad dan kesanggupan, menaati, melaksanakan dan mengamalkan
sesuatu yang ditaati dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.
2. Prestasi Kerja Hasil prestasi kerja pegawai, baik kualitas maupun kuantitas dapat menjadi
tolak ukur kinerja. Pada umumnya prestasi kerja seorang pegawai dipengaruhi oleh kecakapan, keterampilan, pengalaman, dan kesanggupan
pegawai dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.
3. Kedisiplinan Sejauh mana pegawai dapat mematuhi peraturan -peraturan yang ada dan
melaksanakan intruksi yang diberikan kepadanya. 4. Kreatifitas
Merupakan kemampuan pegawai dalam mengembangkan kreatifitas dan mengeluarkan potensi yang dimiliki dalam menyelesaikan pekerjaannya
sehingga bekerja lebih berdaya guna dan berhasil guna.
5. Kerjasama Dalam hal ini kerjasama diukur dari kemampuan pegawai untuk bekerja
sama dengan pegawai lain dalam menyelesaikan suatu tugas yang ditentukan, sehingga hasil pekerjaannya akan semakin baik.
6. Kecakapan Dapat diukur dari tingkat pendidikan pegawai yang disesuaikan dengan
pekerjaan yang menjadi tugasnya. 7. Tanggung jawab
Yaitu kesanggupan seorang pegawai menyelesaikan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya dan tepat pada waktunya
serta berani memikul resiko pekerjaan yang dilakukan.
Pembahasan mengenai budaya organisasi dalam kaitannya dengan kinerja perusahaan kaitannya sangat luas. Hal ini disebabkan nilai-nilai budaya organisasi
diterjemahkan sebagai filosofi usaha, asumsi dasar, moto perusahaanorganisasi, misitujuan umum organisasi, serta prinsip-prinsip yang menjelaskan usaha.
Budaya dalam organisasi adalah suatu cara hidup dalam organisasi. Berarti ini juga membentuk cara bekerja dalam organisasi. Cara bekerja anggota dalam
organisasi atau perusahaan dapat memberikan pengaruh kepada kinerja karyawan.
Universitas Sumatera Utara
Setiap perusahaan atau organisasi pasti menginginkan kinerja yang positif dari karyawan mereka, demi meningkatkan hasil kinerja perusahaan agar
mendatangkan keuntungan bagi perusahaan Liliweri, 2004. Anggota organisasi atau karyawan perusahaan tentunya akan berusaha
untuk menigkatkan kinerja mereka agar mendapat perhatian dari atasan. Kinerja karyawan tentu akan dinilai, dari penilaian tersebut para karyawan mungkin
mendapatkan promosi kenaikan gaji, pangkat dan lain-lain. Dalam usaha mereka meningkatkan kinerja tentu tak lepas dari pengaruh budaya organisasi yang
dijalani sehari-hari. Dapat dilihat bahwa budaya organisasi memberikan dampak bagi karyawan, dampak pada karyawan ini akan memberikan kontribusi bagi
perusahaan. Objek penelitian ini adalah PT Indomarco Prismatama atau yang lebih
sering dikenal Indomaret adalah jaringan minimarket
yang menyediakan kebutuhan pokok dan kebutuhan sehari-hari dengan luas penjualan kurang dari
200 M2 . Cikal bakal pembukaan Indomaret di Kalimantan dan toko pertama
dibuka di Ancol, Jakarta Utara. Berawal dari pemikiran untuk mempermudah penyediaan kebutuhan pokok sehari-hari karyawan, maka pada tahun 1988
didirikanlah sebuah gerai yang dinamakan Indomaret. Sejalan pengembangan opersional toko, perusahaan tertarik untuk lebih mendalami dan memahami
berbagai kebutuhan,perilaku konsumen dalam berbelanja. Guna mengakomodasi tujuan tersebut beberapa orang karyawan ditugaskan untuk mengamati dan
meneliti perilaku belanja masyarakat. Kesimpulan yang didapat adalah bahwa masyarakat cenderung belanja digerai modern berdasarkan alasan kelengkapan,
pilihan produk yang berkualitas, harga yang pasti bersaing, serta suasana yang nyaman. Berbekal pengetahuan mengenai kebutuhan konsumen, keterampilan
pengoperasian toko dan pergeseran perilaku belanja masyarakat ke gerai modern. Niat ini diwujudkan dengan mendirikan Indomaret, dengan badan hukum PT.
Indomarco Prismatama yang memiliki visi “menjadi jaringan ritel yang unggul” serta moto “ mudah dan hemat”www. indomaret.co.id
Setelah menguasai pengetahuan dan keterampilan mengoperasikan jaringan ritel dalam skala besar, manajemen berkomitmen untuk menjadikan
.
Universitas Sumatera Utara
Indomaret sebagai sebuah aset nasional. Hal ini tidak terlepas dari kenyataan bahwa seluruh pemikiran dan pengopreasian perusahaan ditangani oleh
sepenuhnya putra putri Indonesia. Sebagai aset nasional, Indomaret ingin berbagi kepada masyarakat Indonesia melalui bisnis waralaba dan juga mampu bersaing
dalam persaingan global. Oleh karena itu visi perusahaan berkembang “menjadi aset nasional dalam bentuk jaringan ritel waralaba unggul dalam persaingan
global” www. indomaret.co.id Konsep bisnis waralaba Indomaret adalah pertama dan merupakan pelopor
di bidang minimarket Indonesia. Sambutan masyarakat ternyata sangat postif, terbukti dengan penigkatan Terwaralaba Indomaret dari waktu ke waktu. Konsep
bisnis waralaba juga diakui oleh pemerintah melalui penghargaan yang diberikan kepada Indomaret selaku “Perusahaan Waralaba Unggul 2003”. Penghargaan
semacam ini adalah yang pertama kali diberikan kepada perusahaan minimarket di Indonesia dan sampai saat ini hanya Indomaret yang menerimanya
.
www. indomaret.co.id
Sepanjang perjalanan Indomaret di Indonesia hingga saat ini, sudah banyak penghargaan tingkat nasional maupun internasional telah diraih oleh
Indomaret, seperti penghargaan Superbrands 2013 untuk kategori minimarket dan kategori Most Inspiring Brand”
.
www.kompas.com . Sebagai perusahaan
pelopor yang telah menerima banyak penghargaan serta menjadi pelopor di bidang minimarket Indonesia, Indomaret tentu memilki budaya organisasi atau
budaya perusahaan dalam mengelola kehidupan perusahaan. Budaya perusahaan atau budaya organisasi yang terbentuk dan dijalani oleh karyawan Indomaret
mungkin telah memberikan kontribusi dalam kesuksesan yang dicapai oleh Indomaret.
Jika kita perhatikan Indomaret identik dengan warna biru, dimana para karyawan Indomaret juga menggunakan seragam berwarna biru dalam pekerjaan
mereka. Hal ini merupakan salah satu budaya organisasi dari Indomaret. Budaya perusahaan ini dapat dilihat dari salah satu cabang perusahaan Indomaret yaitu PT
Indomarco Prismatama Cabang Medan, kantor perwakilan untuk daerah kota Medan dan sekitarnya.
Universitas Sumatera Utara
Melihat dari berbagai penghargaan yang telah diraih oleh Indomaret, hal ini juga tak lepas dari kinerja karyawan Indomaret dalam melaksanakan tugas-
tugas yang diberikan oleh perusahaan. Dalam pengerjaan tugas-tugas tersebut, tentu ada peraturan dalam pelaksanaannya, dimana peraturan tersebut
berhubungan dengan budaya organisasi. Dari fenomena tersebut penulis tertarik untuk melihat bagaimana
hubungan budaya organisasi yang diterapkan di Indomaret terhadap kinerja karyawan Indomaret dalam memberikan kontribusi untuk kesuksesan perusahaan.
Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk meneliti adakah Hubungan antara Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan di PT Indomarco
Prismatama Cabang Medan.
1.2 Pembatasan Masalah