responden merasa akrab atau bertegur sapa antara karyawan dengan atasan terhadap kepuasan atasan atas tugas yang dilaksanakan karyawan memuaskan.
Ada 4.4 responden merasa akrab atau bertegur sapa antara karyawan dengan atasan terhadap kepuasan atasan atas tugas yang dilaksanakan karyawan sangat
memuaskan atasan. Ada 2.2 responden merasa sangat akrab atau bertegur sapa antara karyawan dengan atasan namun terhadap kepuasan atasan atas tugas yang
dilaksanakan karyawan kurang memuaskan atasan. Ada 15.6 responden merasa sangat akrab atau bertegur sapa antara karyawan dengan atasan terhadap kepuasan
atasan atas tugas yang dilaksanakan karyawan memuaskan. Ada 2.2 responden merasa sangat akrab atau bertegur sapa antara karyawan dengan atasan terhadap
kepuasan atasan atas tugas yang dilaksanakan karyawan sangatr memuaskan. Dari keterangan diatas dapat dilihat bahwa mayoritas responden
menyatakan bahwa responden merasa akrab atau bertegur sapa antara karyawan dengan atasan terhadap kepuasan atasan atas tugas yang dilaksanakan karyawan
memuaskan. Hal ini menunjukkan bahwa rasa akrab atau bertegur sapa antara karyawan dengan atasan akan menimbulkan kepuasan atasan atas tugas yang
dilaksanakan karyawan.
4.4 Pengujian Hipotesis
Setelah analisis tabel tunggal dan analisis tabel silang dilakukan, maka peneliti melakukan pengujian hipotesis penelitian. Uji hipotesis ini bertujuan
untuk mengetahui hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima atau ditolak. Hipotesis ini meliputi variabel bebas X yaitu buadaya organisasi
terhadap variabel Y yaitu kinerja karyawan. Untuk menghitung koefisien korelasi digunakan rumus Pearson Product Moment yaitu salah satu teknik yang
dikembangkan oleh Karl Pearson untuk menghitung koefisien korelasi. Kegunaan uji Pearson Product Moment atau analisis korelasi adalah untuk mencari
hubungan variabel bebas X dengan variabel terikat Y dan data berbentuk interval juga ratio Riduwan, 2004:217 Untuk mendapatkan hasil dari koefisien
korelasi pada penelitian ini akan menggunakan alat bantu software SPSS 13.0 melalui sub menu correlate pada pilihan bivariate.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.32
Budaya Organisasi
Kinerja Karyawan Budaya
Organisasi Pearson Correlation
1 .677
Sig. 2-tailed .000
N 45
45 Kinerja
Karyawan Pearson Correlation
.677 1
Sig. 2-tailed .000
N 45
45 Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed.
Berdasarkan uji hipotesis yang dilakukan peneliti dengan menggunakan program SPSS 13.0, diperoleh angka probabilitas hubungan antar variabel
“budaya organisasi” dan “kinerja karyawan” adalah sebesar 0,000. Untuk menentukan apakah korelasi angka korelasi tersebut signifikan atau tidak,
patokannya berdasarkan pada: • Jika probabilitas 0,05, hubungan kedua variabel signifikan
• Jika probabilitas 0,05, hubungan kedua variabel tidak signifikan
Karena angka probabilitas yang diperoleh sebesar 0,000, yaitu 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya adalah terdapat hubungan antara budaya
organisasi terhadap kinerja karyawan PT Indomarco Prismatama. Berdasarkan tabel 4.32 didapat angka hasil korelasi adalah 0,677 atau r =
0,677. Selanjutnya untuk melihat tinggi rendahnya korelasi digunakan skala Guilford yang dapat dilihat pada tabel 3.2. Interpretasi nilai r. Berdasarkan skala
tersebut 0,677 terletak antara 0,600 – 0,799, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan budaya organisasi terhadap kinerja karyawan menunjukan korelasi yang
tinggi.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan untuk menyatakan besar kecilnya pengaruh variabel X terhadap variabel Y akan ditentukan dengan rumus koefisien determinan yaitu:
KP = r
2
x 100 Dengan demikian nilai koefisien determinan adalah :
KP =
0,677
2
x 100 = 45.833
Maka diperoleh kesimpulan bahwa, variabel budaya organisasi memberikan pengaruh terhadap variabel kinerja karyawan sebesar 45,83.
4.5 Pembahasan