8
2.2 Kosmetik
Kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk digunakan pada bagian luar badan epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ kelamin
bagian luar, gigi, dan rongga mulut untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampakan, melindungi supaya tetap dalam keadaan baik,
memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit Tranggono dan Latifah, 2007.
Bahan-bahan yang sering digunakan dalam pembuatan kosmetik itu sendiri dapat berasal dari tumbuh-tumbuhan, bagian tubuh hewan, ataupun
sintesis dari keduanya. Bahan-bahan aktif yang sering digunakan dalam industri kosmetik yaitu yang berasal dari tumbuhan dan bahan aktif yang berasal dari
hewani Prianto, 2014.
2.3 Krim
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Isilah ini
secara tradisional telah digunakan untuk sediaan setengah padat yang mempunyai konsistensi relatif cair diformulasikan sebagai emulsi air dalam
minyak atau minyak dalam air. Sekarang ini batasan tersebut lebih diarahkan untuk produk yang terdiri dari emulsi minyak dalam air atau dispersi
mikrokristal asam-asam lemak atau alkohol berantai panjang dalam air yang dapat dicuci dengan air dan lebih ditujukan untuk penggunaan kosmetika dan
estetika Ditjen POM, 1995. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa krim mempunyai dua tipe
yaitu air dalam minyak am dan minyak dalam air ma. Sifat umum sediaan semi-padat terutama krim adalah mampu melekat pada permukaan tempat
Universitas Sumatera Utara
9 pemakaian dalam waktu yang cukup lama sebelum sediaan ini dicuci atau
dihilangkan Anwar, 2012.
2.3.1 Bahan-bahan dalam krim anti-
aging
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan sediaan krim anti-
aging
, yaitu: 1.
Asam stearat Asam stearat digunakan dalam formulasi topikal digunakan sebagai zat
pengemulsi. Konsentrasi asam stearat yang biasa digunakan dalam formulasi krim berkisar antara 1
– 20. Asam stearat dapat larut dalam propilen glikol Rowe, et al., 2009.
2. Setil alkohol
Berbentuk partikel pipih berwarna putih, berfungsi sebagai bahan pengelmusi dan sebagai pengeras krim sehingga mampu meningkatkan
konsistensi. Setil alkohol seringkali digunakan dalam sediaan krim karena sifatnya sebagai emolien Anwar, 2012.
3. Sorbitol
Sorbitol sifatnya tidak berbau, putih, kristal, dan bubuk higroskopik. Sorbitol memiliki rasa manis, dingin, dan memiliki sekitar 50
– 60 dari manisnya sukrosa Rowe, et al., 2009.
4. Propilen glikol
Propilen glikol adalah cairan jernih, tidak berwarna, kental, tidak berbau, dengan rasa manis, agak sangit menyerupai gliserin. Bahan ini dapat
berfungsi sebagai pengawet antimikroba, disinfektan, humektan, plasticizer, pelarut, stabilizer, dan pelarut pembantu yang dapat
bercampur dengan air Rowe, et al., 2009.
Universitas Sumatera Utara
10 5.
Trietanolamin Trietanolamin TEA adalah cairan kental jernih, tidak berwarna hingga
berwarna kuning pucat yang mempunyai bau agak menyerupai amoniak. TEA digunakan secara luas dalam formulasi bidang farmasi, terutama
dalam pembentukan emulsi. TEA jika dicampur dengan asam lemak seperti asam stearat atau asam oleat akan membentuk sabun anionik yang
dapat berfungsi sebagai pengemulsi untuk menghasilkan emulsi minyak dalam air yang stabil Rowe, et al., 2009.
6. Metil paraben
Metil paraben digunakan secara luas sebagai pengawet antimikroba dalam formulasi kosmetika, produk makanan, dan bidang farmasi.
Khasiat pengawet dari metil paraben juga ditingkatkan dengan penambahan propilen glikol sebanyak 2
– 5. Konsentrasi pengawet ini biasa digunakan dalam sediaan topikal berkisar antara 0,02
– 0,3 Rowe, et al., 2009.
2.4 Kulit
Kulit adalah organ tubuh yang pertama kali terkena polusi oleh zat-zat yang terdapat dilingkungan hidup manusia, termasuk jasad renik mikroba yang
tumbuh dan hidup dilingkungan sekitar. Kulit merupakan organ yang essensial dan vital serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangat
kompleks, elastis dan sensitif serta bervariasi pada keadaan iklim, umur, jenis kelamin, ras dan lokasi tubuh Anwar, 2012.
Universitas Sumatera Utara
11 Menurut Pearce 2011 kulit mempunyai banyak fungsi, antara lain
membantu mengatur suhu dan mengendalikan hilangnya kadar air dari tubuh dan mempunyai kemampuan ekskretori, sekretori, dan absorpsi.
2.4.1 Anatomi Kulit
Secara histologi, kulit tersusun atas 3 lapisan utama yaitu lapisan epidermis atau kutikel, lapisan dermis, dan lapisan subkutis. Tidak ada batas
yang jelas yang memisahkan antara dermis dan subkutis. Subkutis ditandai dengan adanya jaringan ikat longgar dan sel-sel yang membetuk jaringan lemak
Anwar, 2012. 1.
Lapisan epidermis Lapisan ini terletak paling atas, tahan akan air, tipis dan sebagian besar
terdiri dari sel-sel mati. Lapisan ini terdiri dari lima lapisan sel yaitu : 1.
Lapisan tanduk
stratum corneum
Terdiri atas beberapa lapis sel yang pipih, mati, tidak memiliki inti, tidak mengalami proses metabolisme, tidak berwarna, dan sangat sedikit
mengandung air. Lapisan ini sebagian besar terdiri atas keratin, jenis protein yang tidak larut dalam air, dan sangat resisten terhadap bahan-
bahan kimia. 2.
Lapisan jernih
stratum lucidum
Terletak tepat dibawah stratum corneum, merupakan lapisan yang tipis, jernih, mengandung eleidin, sangat tampak jelas pada telapak tangan dan
telapak kaki. Antara
stratum lucidum
dan
stratum granulosum
terdapat lapisan keratin tipis yang disebut
rein’s barrier yang tidak bisa ditembus
impermeable
. 3.
Lapisan berbutir-butir
stratum granulosum
Universitas Sumatera Utara
12 Tersusun oleh sel-sel keratinosit yang berbentuk poligonal, berbutir kasar,
berinti mengkerut. 4. Lapisan malphigi
stratum spinosum atau malphigi layer
Memiliki sel yang berbentuk kubus dan seperti berduri. Intinya besar dan oval. Setiap sel berisi filamen-filamen kecil yang terdiri atas serabut
protein. Cairan limfe masih ditemukan mengitari sel-sel dalam lapisan malphigi ini.
5. Lapisan basal
stratum germinativum atau membrane basalis
Lapisan terbawah epidermis. Di dalam
stratum germinativum
juga terdapat sel-sel melanosit, yaitu sel-sel yang tidak mengalami keratinisasi dan
fungsinya hanya membentuk pigmen melanin dan memberikannya kepada sel-sel keratinosit Tranggono dan Latifah, 2007.
2. Lapisan dermis
Merupakan lapisan yang terletak di bawah epidermis. Lapisan ini jauh lebih tebal daripada epidermis, terbentuk oleh jaringan elastis dan fibrosa padat
dengan elemen seluler, kelenjar, dan folikel rambut sebagai adneksa kulit Anwar, 2012.
3. Lapisan subkutis
Di bawah dermis terdapat subkutis atau jaringan lemak di bawah kulit. Lapisan ini merupakan kelanjutan dermis, terdiri atas jaringan longgar yang
berisi sel-sel lemak di dalamnnya Anwar, 2012.
2.4.2 Jenis Kulit
Menurut Noormindhawati 2013, ditinjau dari sudut pandang perawatan kulit terbagi atas lima bagian:
Universitas Sumatera Utara
13 1.
Kulit normal Merupakan kulit ideal yang sehat, memiliki pH normal, kadar air dan kadar
minyak seimbang, tekstur kulit kenyal, halus, lembut, dan pori-pori kulit kecil.
2. Kulit berminyak
Merupakan kulit yang memiliki kadar minyak berlebihan dipermukaan kulit sehingga tampak mengkilap, memiliki pori-pori besar, kotor, kusam, dan
cenderung mudah berjerawat. 3.
Kulit kering Adalah kulit yang tampak kasar, kusam, kulit mudah bersisik, terasa kaku,
tidak elastis, dan mudah berkeriput. 4.
Kulit kombinasi Merupakan jenis kulit kombinasi antara kulit wajah kering dan berminyak.
Pada area T cenderung berminyak, sedangkan kulit di daerah lain cenderung kering atau normal.
5. Kulit sensitif
Adalah kulit yang memberikan respons secara berlebihan terhadap kondisi tertentu, misalnya suhu, cuaca, bahan kosmetik atau bahan kimia lainnya
yang menyebabkan timbulnya gangguan kulit seperti kulit mudah menjadi iritasi, kulit menjadi lebih tipis, dan sangat sensitif.
2.4.3 Fungsi Kulit
Kulit memiliki sejumlah fungsi yang sangat penting bagi tubuh. Berikut ini adalah fungsi-fungsi dari kulit.
Universitas Sumatera Utara
14 1.
Fungsi perlindungan atau proteksi, yaitu kulit berfungsi melindungi bagian dalam tubuh dari kontak langsung lingkungan luar, misalnya paparan
bahan-bahan kimia, paparan sinar matahari, polusi, bakteri dan jamur yang dapat menyebabkan infeksi, serta kerusakan akibat gesekan, tekanan dan
tarikan. 2.
Mengeluarkan zat-zat tidak berguna sisa metabolisme dari dalam tubuh. 3.
Mengatur suhu tubuh. 4.
Menyimpan kelebihan lemak. 5.
Sebagai indra peraba yang memungkinkan otak merasakan sejumlah rasa, seperti panas, dingin, sakit dan beragam tekstur.
6. Tempat pembuatan vitamin D dengan bantuan sinar matahari.
7. Mencegah terjadinya kehilangan cairan tubuh Achroni, 2012.
2.5 Penuaan Dini 2.5.1 Definisi
Penuaan dini adalah proses penuaan kulit yang lebih cepat dari waktunya, dapat terjadi saat umur memasuki usia 20
– 30 tahun. Pada usia muda, regenerasi kulit terjadi setiap 28
– 30 hari regenerasi semakin melambat seiring dengan bertambahnya usia. Memasuki usia 50 tahun, regenerasi kulit terjadi setiap 37
hari. Organ tubuh yang bertanggung jawab terhadap elastisitas dan kehalusan kulit adalah lapisan dermis. Semakin bertambahnya usia, regenerasi kulit
semakin melambat. Akibatnya kulit menjadi keriput Noormindhawati, 2013.
2.5.2 Tanda – tanda penuaan dini
Penuaan dini yang dialami oleh kulit memiliki tanda – tanda fisik
penuaan dini sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
15 1.
Keriput dan mengendur Seiring bertambahnya usia, jumlah kolagen dan elastin kulit semakin
berkurang. Akibatnya kulit kehilangan elastisitasnya sehingga tampak keriput dan mengendur.
2. Muncul age spot noda hitam
Muncul di area yang sering terpapar sinar matahari seperti pada daerah wajah, lengan, dan tangan.
3. Kulit kasar
Rusaknya kolagen dan elastin akibat paparan sinar matahari membuat kulit menjadi kering dan kasar.
4. Pori-pori membesar
Akibat penumpakan sel kulit mati, pori-pori kulit menjadi membesar Noormindhawati, 2013.
2.5.3 Penyebab penuaan dini
Faktor-faktor penyebab terjadinya penuaan dini dibedakan menjadi 2, yaitu Noormindhawati, 2013:
1. Faktor internal meliputi; genetik, sakit yang berkepanjangan, dan
kurangnya asupan gizi. 2.
Faktor eksternal meliputi; 1.
Polusi Polusi memicu terbentuknya radikal bebas, radikal bebas akan merusak
kolagen dan elastin. 2.
Stres
Universitas Sumatera Utara
16 Stres akan memicu produksi hormon kortisol, hormon ini dapat
merusak kolagen dan elastin sehingga menyebabkan terjadinya penuaan dini.
3. Kurang tidur
Proses regenerasi kulit terjadi pada saat tidur. Oleh karena itu, kurang tidur akan mengganggu proses regenerasi kulit.
4. Perawatan yang tidak tepat
Penggunaan produk kosmetik yang tidak tepat berkontribusi menyebabkan penuaan dini.
5. Sinar matahari
Sinar matahari mempercepat proses penuaan yang normal dan menyebabkan kerutan yang lebih dalam. Sinar matahari mempunyai
efek yang mengakibatkan kerukan pada tingkat sel Haynes,1994.
2.6 Anti Penuaan atau Anti-aging
Anti-aging atau anti penuaan adalah segala bentuk sediaan atau produk yang dapat memperlambat atau mencegah proses penuaan dini Prianto, 2014.
Dalam hal ini, proses penuaan yang gejalanya terlihat jelas pada kulit seperti timbulnya keriput, kelembutan kulit berkurang, menurunnya elastisitas kulit,
tekstur kulit menjadi kasar, hiperpigmentasi, serta kulit berwarna gelap Jaelani, 2009.
Penggunaan produk anti-aging dimaksudkan tidak hanya untuk memperlambat
proses penuaan,
membersihkan, melembapkan,
dan memperindah penampilan tetapi juga dapat memperbaiki struktur dasar kulit
yang rusak, melindungi, serta mempertahankan integritas kulit Priannto, 2014.
Universitas Sumatera Utara
17
2.6.1 Fungsi dan manfaat dari produk anti-aging
Fungsi dari produk anti-
aging
, yaitu: 1.
Mensuplai antioksidan bagi jaringan kulit. 2.
Menstimulasi proses regenerasi sel-sel kulit. 3.
Menjaga kelembapan dan elastisitas kulit. 4.
Merangsang produksi kolagen dan glikosaminoglikan. 5.
Melindungi kulit dari radiasi ultraviolet Muliyawan dan Suriana, 2013. Manfaat dari produk anti-
aging
, yaitu: 1.
Mencegah kulit dari kerusakan degeneratif yang menyebabkan kulit terlihat kusam dan keriput.
2. Kulit tampak lebih sehat, cerah, dan awet muda.
3. Kulit tampak kenyal, elastis, dan jauh dari tanda-tanda penuaan dini
Muliyawan dan Suriana, 2013.
2.6.2 Antioksidan sebagai bahan aktif pada produk
anti-aging
Antioksidan adalah senyawa penting yang sangat bermanfaat bagi kesehatan kulit. Zat ini berfungsi untuk menangkal radikal bebas yang dapat
merusak jaringan kulit. Radikal bebas juga disinyalir sebagai penyebab penuaan dini pada kulit, karena serangan radikal bebas pada jaringan dapat merusak asam
lemak dan menghilangkan elastisitas, sehingga kulit menjadi kering dan keriput. Antioksidan berperan aktif menetralkan radikal bebas. Oleh karena itu, produk-
produk perawatan kulit selalu mengandung senyawa antioksidan sebagai salah satu bahan aktif. Termasuk produk-produk anti-
aging
, yang juga mengandalkan antioksidan untuk melindungi kulit dari pengaruh radikal bebas yang menjadi
salah satu faktor penyebab penuaan dini Muliyawan dan Suriana, 2013.
Universitas Sumatera Utara
18 Vitamin E merupakan salah satu antioksidan yang dapat membantu tubuh
melawan radikal bebas. Vitamin E memiliki banyak manfaat untuk kulit antara lain, melindungi tubuh dan kulit dari berbagai kerusakan yang disebabkan oleh
radikal bebas, membantu melembabkan kulit, memperbaiki elastisitas kulit, dan mengurangi munculnya keriput Achroni, 2012. Vitamin E juga disebut dengan
vitamin pelindung dan digunakan dalam industri kosmetika sebagai antioksidan untuk kulit ataupun formulasi. Vitamin E juga dapat membantu menghaluskan
kulit dan mengurangi kondisi kulit yang kering Salvador dan Chisvert, 2007.
2.7 Skin Analyzer
Skin analyzer
merupakan sebuah perangkat yang dirancang untuk mendiagnosa keadaan pada kulit.
Skin analyzer
dapat mendukung diagnosa dokter yang tidak hanya meliputi lapisan kulit teratas namun mampu
memperlihatkan sisi lebih dalam dari lapisan kulit, dengan menggunakan mode pengukuran normal dan polarisasi, dilengkapi dengan rangkaian sensor kamera
pada
skin analyzer
menyebabkan alat ini dapat menampilkan hasil lebih cepat dan akurat Aramo, 2012.
Menurut Aramo 2012, pengukuran yang dapat dilakukan menggunakan
skin analyzer
, yaitu:
moisture
kadar air,
evenness
kehalusan,
pore
pori,
spot
noda,
wrinkle
keriput, dan kedalaman keriput juga terdeteksi dengan alat ini. Tabel 2.2 menunjukkan parameter hasil pengukuran dengan menggunakan
skin analyzer
.
Universitas Sumatera Utara
19
Tabel 2.2 Parameter hasil pengukuran dengan
skin analyzer
Analisa Parameter
Moisture
kadar air Dehidrasi
Normal Hidrasi
– 29 30
– 50 51
– 100
Evenness
Kehalusan Halus
Normal Kasar
– 31 32
– 51 52
– 100
Pore
Pori Kecil
Beberapa besar Sangat besar
– 19 20
– 39 40
– 100
Spot
Noda Sedikit
Beberapa noda Banyak noda
– 19 20
– 39 40
– 100
Wrinkle
Keriput Tidak berkeriput
Berkeriput Banyak keriput
– 19 20
– 52 53
– 100 Sumber: Aramo, 2012
Universitas Sumatera Utara
20
BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini dilakukan secara eksperimental meliputi pembuatan sediaan krim minyak alpukat dengan konsentrasi 5, 10, 15 dan 20,
pemeriksaan terhadap sediaan uji homogenitas, uji pH, penentuan tipe emulsi, uji stabilitas sediaan, pengelompokan sukarelawan, uji iritasi terhadap
sukarelawan dan pembuktian kemampuan sediaan sebagai anti-
aging
.
3.1 Alat - alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
skin analyzer
dan
moisture checker
Aramo-SG, lumpang porselin, stamfer, cawan porselin, alat- alat gelas, penangas air, pH meter Hanna Instrument, dan neraca analitik
Dickson.
3.2 Bahan - bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: aquadest, asam stearat, setil alkohol, sorbitol, propilen glikol, trietanolamin, metil paraben,
minyak alpukat
avocado oil
“Green Tosca”, metil biru, larutan dapar pH asam pH 4,01, larutan dapar pH netral pH 7,01.
3.3 Sukarelawan
Sukarelawan yang dipilih adalah mahasiswi di Fakultas Farmasi USU berdasarkan kriteria antara lain berusia sekitar 22-30 tahun memiliki kulit
punggung tangan yang kering dan berkerut karena sering terpapar sinar matahari.
Universitas Sumatera Utara