Hasil Pembuatan Sediaan Krim Hasil Pemeriksaan Kandungan Asam Lemak dan Vitamin E dalam Hasil Uji Iritasi Terhadap Sukarelawan

26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pembuatan Sediaan Krim

Sediaan krim anti- aging menggunakan minyak alpukat dibuat dengan menggunakan formula standar krim Young, 1972. Minyak alpukat yang digunakan dalam membuat sediaan krim anti- aging adalah konsentrasi masing- masing 5, 10, 15 dan 20. Sediaan krim yang diperoleh berupa krim berwarna kuning dan krim blanko berwarna putih.

4.2 Hasil Pemeriksaan Kandungan Asam Lemak dan Vitamin E dalam

Minyak Alpukat Identifikasi sampel dilakukan dengan menganalisis kandungan vitamin E yang terkandung dalam minyak alpukat “Green Tosca” di Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan. Hasil pemeriksaan identifikasi asam lemak pada sampel telah dilakukan oleh Sari 2014 dapat dilihat pada Lampiran I Halaman 49 dan hasil pemeriksaan identifikasi vitamin E pada sampel dapat dilihat pada Lampiran II Halaman 50.

4.3 Hasil Pemeriksaan Terhadap Sediaan

4.3.1 Pemeriksaan homogenitas sediaan

Dari uji homogenitas yang dilakukan pada sediaan krim blanko dan krim dengan konsentrasi 5, 10, 15 dan 20 semua sediaan krim tidak terdapat butiran-butiran kasar pada objek gelas, maka sediaan krim dikatakan homogen. Universitas Sumatera Utara 27 Menurut Ditjen POM 1979, sediaan dinyatakan homogen jika tidak ada butiran-butiran pada keping kaca, maka sediaan memenuhi syarat.

4.3.2 Penentuan pH sediaan Penentuan pH sediaan dilakukan dengan menggunakan pH meter Hanna

instruments. Dari percobaan yang diperoleh hasil dapat dilihat pada Tabel 4.1 di bawah ini : Tabel 4.1 Data pengukuran pH krim blanko, krim minyak alpukat 5, 10, 15 dan 20 selama penyimpanan 12 minggu pada suhu kamar. No Krim pH rata-rata selama 12 minggu penyimpanan I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII 1 A 6,0 6,0 6,0 6,0 6,0 6,0 6,0 6,0 6,0 6,0 5,9 5,9 2 B 6,0 6,0 6,0 5,9 5,9 5,9 5,9 5,9 5,8 5,8 5,8 5,7 3 C 5,9 5,9 5,9 5,9 5,8 5,8 5,8 5,8 5,8 5,7 5,7 5,7 4 D 5,9 5,9 5,8 5,8 5,8 5,7 5,7 5,7 5,6 5,6 5,6 5,6 5 E 5,8 5,8 5,8 5,8 5,7 5,6 5,6 5,6 5,5 5,5 5,4 5,4 Keterangan : Krim A : Blanko tanpa minyak alpukat Krim B : Krim minyak alpukat 5 Krim C : Krim minyak alpukat 10 Krim D : Krim minyak alpukat 15 Krim E : Krim minyak alpukat 20 Berdasarkan data pada Tabel 3.1 pengukuran pH sediaan krim pada saat selesai dibuat, diperoleh bahwa pH pada sediaan krim A : 6,0; krim B : 6,0; krim C : 5,9; krim D : 5,9 dan krim E : 5,8; sedangkan setelah penyimpanan selama 12 minggu terjadi perubahan pH pada setiap sediaan yaitu krim A : 5,9; krim B : 5,7; krim C : 5,7; krim D : 5,6 dan krim E : 5,4. Setelah penyimpanan selama 12 minggu pH yang diperoleh mengalami sedikit penurunan jika dibandingkan dengan pH pada saat selesai dibuat, semakin banyak konsentrasi Universitas Sumatera Utara 28 minyak alpukat yang ditambahkan ke dalam sediaan krim maka pH semakin menurun atau semakin asam. Penurunan pH juga terjadi dengan bertambahnya waktu penyimpanan tetapi masih menunjukkan kisaran pH yang sesuai dengan pH kulit yaitu 4,5 - 6,5 ini menunjukkan bahwa pH tersebut aman untuk sediaan krim dan tidak mengiritasi kulit. Karena itu hendaknya pH kosmetik diusahakan sama atau sedekat mungkin dengan pH fisiologis “mantel asam” kulit, yaitu antara 4,5 - 6,5. Kosmetik demikian disebut kosmetik dengan pH-balanced Tranggono dan Latifah, 2007.

4.3.3 Penentuan tipe emulsi sediaan

Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, bahwa krim anti-aging minyak alpukat mempunyai tipe emulsi ma minyak dalam air karena biru metilen dapat terlarut dan memberikan warna yang homogen yang dapat dilihat pada Tabel 4.2 di bawah ini: Tabel 4.2 Hasil pengujian tipe emulsi sediaan krim blanko, krim minyak alpukat 5, 10, 15 dan 20 dengan pewarnaan menggunakan biru metilen. No Krim Kelarutan metilen biru dalam sediaan Ya Tidak 1 A √ - 2 B √ - 3 C √ - 4 D √ - 5 E √ - Keterangan : Krim A : Blanko tanpa minyak alpukat Krim B : Krim minyak alpukat 5 Krim C : Krim minyak alpukat 10 Krim D : Krim minyak alpikat 15 Krim E : Krim minyak alpukat 20 Universitas Sumatera Utara 29 Menurut Ditjen POM 1985 penentuan tipe krim sediaan dapat ditentukan dengan pewarnaan biru metilen, bila biru metilen tersebar merata berarti sediaan tipe ma minyak dalam air, tetapi jika warna hanya berupa bintik-bintik biru, berarti tipe sediaan adalah am air dalam minyak.

4.3.4 Evaluasi stabilitas sediaan

Evaluasi stabilitas sediaan dilakukan selama penyimpanan 12 minggu, sediaan krim disimpan pada suhu kamar dan diamati perubahan bau, warna dan pecahnya emulsi. Hasil evaluasi stabilitas dari tiap parameter dapat dilihat dalam Tabel 4.3 di bawah ini: Tabel 4.3 Hasil evaluasi stabilitas sediaan perubahan bau dan warna krim blanko, krim minyak alpukat 5, 10, 15 dan 20 pada pengamatan awal dan pengamatan pada penyimpanan selama 12 minggu No Krim Pengamatan Setelah Selesai dibuat 1 minggu 4 minggu 8 minggu 12 minggu x y z x y z x y z x y z x y z 1 A - - - - - - - - - - - - - - - 2 B - - - - - - - - - - - - - - - 3 C - - - - - - - - - - - - - - - 4 D - - - - - - - - - - - - - - - 5 E - - - - - - - - - - - - - - - Keterangan : Krim A: Blanko tanpa minyak alpukat Krim B : Krim minyak alpukat 5 Krim C : Krim minyak alpukat 10 Krim D : Krim minyak alpukat 15 Krim E : Krim minyak alpukat 20 x : Perubahan warna y : Perubahan bau z : Pecahnya emulsi - : Tidak ada perubahan √ : Terjadi perubahan Universitas Sumatera Utara 30 Berdasarkan hasil uji stabilitas pada sediaan selama 12 minggu, maka diperoleh hasil pada tabel di atas yang menunjukkan bahwa seluruh sediaan dari tiap formula tidak mengalami perubahan warna, bau dan tidak terjadi pecahnya emulsi baik pada pengamatan minggu ke 1, 4, 8 dan minggu ke 12 selama penyimpanan pada suhu kamar. Hal ini menunjukkan bahwa sediaan stabil secara fisik.

4.4 Hasil Uji Iritasi Terhadap Sukarelawan

Uji iritasi dilakukan terhadap 10 orang sukarelawan untuk mengetahui apakah sediaan yang dibuat dapat menyebabkan eritema dan edema. Penggunaan kosmetika yang tidak baik pada kulit dapat menimbulkan reaksi efek samping. Krim yang dipakai untuk uji iritasi adalah krim dengan konsentrasi tertinggi yaitu krim minyak alpukat 20. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil yang dapat dilihat pada Tabel 4.4 sebagai berikut : Tabel 4.4 Hasil uji iritasi sediaan krim terhadap kulit sukarelawan Reaksi iritasi Sukarelawan I II III IV V VI VII VIII IX X Eritema Edema Index iritasi primer: 024 = 0,00 Keterangan: sistem skor Federal Hazardous Substance Act Barel dkk., 2009. Eritema Edema tidak eritema tidak edema sangat sedikit eritema 1 sangat sedikit edema 1 sedikit eritema 2 sedikit edema 2 eritema sedang 3 edema sedang 3 eritema sangat parah 4 edema sangat parah 4 Universitas Sumatera Utara 31 Hasil uji iritasi menunjukkan bahwa semua sukarelawan memberikan hasil negatif terhadap reaksi iritasi yang diamati yaitu eritema dan edema. Dari hasil uji iritasi tersebut dapat disimpulkan bahwa sediaan krim yang dibuat aman untuk digunakan Tranggono dan Latifah, 2007.

4.5 Hasil Pengujian Aktivitas Anti-