Validasi Metoda Analisis TINJAUAN PUSTAKA

18 4. Detektor Detektor berperan untuk memberikan respon terhadap cahaya pada berbagai panjang gelombang. Detektor akan mengubah intensitas berkas sinyal menjadi kedalam sinyal elektrik yang dapat diukur dengan mudah dan akan ditampilkan oleh penampil data dalam bentuk angka Khopkar, 2007; Gandjar dan Rohman, 2012. 5. Recorder Recorder digunakan sebagai perekam absorbansi yang dihasilkan dari pengukuran Day and Underwood, 1986.

2.3 Validasi Metoda Analisis

Validasi metoda analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap parameter tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium, untuk membuktikan bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaannya. Beberapa Parameter analisis yang ditentukan pada validasi yaitu akurasi, presisi, batas deteksi, batas kuantitasi, dan rentang kadar dan ketahanan Gandjar dan Rohman, 2007; Harmita, 2004. 1. Akurasi Akurasi kecermatan adalah ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil analisis dengan kadar analit sebenarnya. Akurasi dinyatakan sebagai persen perolehan kembali recovery analit yang ditambahkan dan dapat ditentukan melalui dua cara, yaitu metode simulasi spiked placebo recovery dan metode penambahan bahan baku standard addition method . Dalam metode simulasi, Universitas Sumatera Utara 19 sejumlah analit bahan murni senyawa pembanding ditambahkan ke dalam campuran bahan pembawa sediaan farmasi lalu campuran tersebut dianalisis dan hasilnya dibandingkan dengan kadar analit yang ditambahkan kadar yang sebenarnya. Dalam metode penambahan baku, sampel dianalisis lalu sejumlah tertentu analit yang diperiksa ditambahkan ke dalam sampel dicampur dan dianalisis lagi. Selisih kedua hasil dibandingkan dengan kadar yang sebenarnya. Persen perolehan kembali ditentukan sebagai rasio antara hasil yang diperoleh dari analisis dengan hasil sebenarnya yang dihitung secara teoritis. Hal yang penting untuk diperhatikan adalah metode kuantitasi yang digunakan dalam penentuan akurasi harus sama dengan metode kuantitasi yang digunakan untuk menganalisis sampel dalam penelitian Harmita, 2004. Menurut Harmita 2004, persen perolehan kembali dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Perolehan Kembali = 100 Keterangan : A = konsentrasi sampel yang diperoleh setelah penambahan baku B = konsentrasi sampel sebelum penambahan baku C = konsentrasi baku yang ditambahkan 2. Presisi Presisi dari suatu metode analisis adalah derajat kesesuaian diantara masing- masing hasil uji, jika prosedur analisis diterapkan berulang kali pada sejumlah cuplikan yang diambil dari sampel homogen. Presisi juga diartikan sebagai ukuran keterulangan metode analisis dan biasanya diekspresikan sebagai standar deviasi Universitas Sumatera Utara 20 relatif RSD. Sesuai dengan International Conference on Harmonization ICH, presisi harus dilakukan pada 3 tingkatan yang berbeda yaitu: a. Keterulangan yaitu ketepatan pada kondisi percobaan yang sama berulang baik orangnya, peralatannya, tempatnya, maupun waktunya. b. Presisi antara yaitu ketepatan pada kondisi percobaan yang berbeda, baik orangnya, peralatannyan tempatnya, maupun waktunya. c. Ketertiruan merujuk pada hasil-hasil dari laboratorium yang lain. Pengujian pada presisi biasanya dilakukan replikasi sebanyak 6-15 pada sampel tunggal untuk tiap-tiap konsentrasi. Pengujian dengan KCKT Nilai RSD antara 1- 2 biasanya dipersyaratkan untuk senyawa-senyawa aktif dalam jumlah yang banyak, sedangkan untuk senyawa-senyawa dengan kadar sekelumit, RSD berkisar antara 5-15 Gandjar dan Rohman, 2007; Satiadarma, dkk., 2004. 3. Batas Deteksi LOD dan Batas Kuantitas LOQ Menurut Harmita 2004, Batas deteksi limit of detection didefinisikan sebagai konsentrasi analit terendah dalam sampel yang masih dapat terdeteksi. sedangkan Batas kuantitas adalah konsentrasi analit terendah dalam sampel yang dapat ditentukan dengan presisi dan akurasi yang dapat diterima pada kondisi operasional metode yang digunakan. Hal ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Batas deteksi LOD = Batas Kuantitas LOQ = Universitas Sumatera Utara 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif laboratorik dengan menggunakan metode Spektrofotometri Ultraviolet UV mini 1240 Shimadzu.

3.2 Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biofarmasetika dan Farmakokinetik Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara, dimulai dari Oktober 2014 sampai dengan November 2014.

3.3 Alat

Alat –alat yang digunakan dalam penelitian adalah Spektrofotometer Ultraviolet UV mini-1240 Shimadzu , neraca analitik Mettler Toledo , kuvet, karet penghisap, spatula, alat-alat gelas dan alat-alat lainnya yang diperlukan dalam penyiapan sampel. Gambar Spektrofotometer UV dapat dilihat pada Lampiran 17, halaman 38.

3.4 Bahan-bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah baku pembanding kalium diklofenak PT. Dexa Medica, KOH 0,2 N, etanol pro analis, hasil sintesis etil diklofenak dan tablet sediaan kalium diklofenak dengan nama dagang Cataflam® 50 mg Novartis. Universitas Sumatera Utara