24 KOH 0,2 N sampai garis tanda, lalu dikocok homogen. Kemudian disaring, 10 ml
filtrat pertama dibuang, lalu dipipet 5 ml dimasukkan ke dalam labu 50 ml, dicukupkan dengan KOH 0,2 N hingga garis tanda dan dikocok homogen.
Kemudian dipipet 3 ml larutan, dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml. Lalu dicukupkan dengan KOH 0,2 N hingga garis tanda, dikocok homogen. Kemudian
diukur serapannya pada panjang gelombang maksimum yang diperoleh. Penetapan kadar bahan obat hasil sintesis ditentukan dengan menggunakan
persamaan persamaan regresi, yaitu:
Y = aX + b
3.7 Uji Validasi dengan Parameter Akurasi, Presisi, Batas Deteksi dan Batas Kuantitas
3.7.1 Uji Akurasi dengan Persen Perolehan Kembali
Recovery
Uji akurasi dilakukan dengan metode penambahan baku
Standard Addition Method
yaitu dengan membuat 3 konsentrasi analit sampel dengan rentang spesifik 80, 100 dan 120 , dimana masing-masing dilakukan sebanyak 3
kali replikasi. Setiap rentang spesifik mengandung 70 analit sampel dan 30 baku pembanding, kemudian dianalisis dengan perlakuan yang sama seperti pada
penetapan kadar sampel Harmita, 2004. Hasil dapat dilihat pada Tabel 3, halaman 17
Menurut Harmita 2004, Persen perolehan kembali
recovery
dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Recovery =
Universitas Sumatera Utara
25 Keterangan:
A = Konsentrasi sampel yang diperoleh setelah penambahan baku B = Konsentrasi sampel sebelum penambahan baku
C = Konsentasi baku yang ditambahkan
3.7.2 Uji Presisi
Menurut Harmita 2004, Uji presisi keseksamaan ditentukan dengan parameter RSD
Relative standard Deviasi
dengan rumus: RSD =
̅
Keterangan: RSD = Relative Standard Deviasi
SD = Standard deviasi
̅ = Kadar rata-rata diklofenak dalam sampel
3.7.3 Penentuan Batas Deteksi LOD dan Batas Kuantitas LOQ
Menurut Harmita, 2004, Untuk menentukan bats deteksi LOD dan batas kuantitasi LOQ dapat digunaka rumus:
SB = √
LOD = LOQ =
Keterangan : SB
= Simpangan Baku LOD = Batas Deteksi
LOQ = Batas Kuantitas
Universitas Sumatera Utara
26
3.7.4 Analisis Data Secara Statistik
Menurut Gandjar dan Rohman 2007, Standar deviasi merupakan akar jumlah kuadrat deviasi masing-masing hasil penetapan terhadap rata-rata dibagi
dengan derajat kebebasannya. Untuk menghitung Standar deviasi SD digunakan rumus:
√
∑
Untuk mengetahui apakah data diterima atau ditolak digunakan rumus seperti dibawah ini:
t =
̅ √
⁄
Dasar penolakan data jika t
hitung
≥ t
tabel
dan bila t
hitung
mempunyai nilai negatif, ditolak jika t
hitung
≤ - t
tabel.
Untuk mencari kadar sebenarnya dengan taraf kepercayaan 99 persen, dengan derajat kebebasan dk = n-1, digunakan rumus:
µ= ̅ ± t
1-12 dk
x SD √
Keterangan: µ = Interval kepercayaan
̅ = Kadar rata-rata sampel X = Kadar Sampel
T = harga t table sesuai dengan dk = n-1 α = tingkat kepercayaan
dk = derajat kebebasan SD = standar deviasi
n = Jumlah perlakuan
Universitas Sumatera Utara
27
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penentuan Panjang Gelombang Serapan Maksimum Kalium Diklofenak
Penentuan kadar dilakukan dengan mengukur absorban pada panjang gelombang maksimum puncak kurva, agar dapat memberikan absorban tertinggi
pada setiap konsentrasi. Untuk memilih panjang gelombang maksimum dilakukan dengan membuat kurva hubungan antara absorbansi dengan panjang gelombang
dari suatu larutan baku pada setiap konsentrasi tertentu, karena disekitar panjang gelombang maksimum, bentuk kurva absorbansi datar dan pada kondisi tersebut
hukum Lambert-Beer terpenuhi. Bila suatu senyawa mempunyai lebih dari satu puncak absorpsi maksimum, lebih diutamakan panjang gelombang absorpsi
maksimum yang absorptivitasnya terbesar dan memberikan kurva kalibrasi linier dalam rentang konsentrasi yang relatif besar Gandjar dan Rohman, 2007;
Satiadarma, dkk., 2004. Pada penentuan panjang gelombang serapan maksimum kalium diklofenak
dilakukan dengan mengukur absorbansi dari larutan baku dengan konsentrasi lebih kurang 12 µgml pada rentang panjang gelombang 200-400 nm dengan
menggunakan Spektrofotometri Ultraviolet. Dari Pengukuran dilakukan dalam pelarut KOH 0,2 N diperoleh serapan 0,4534 dengan panjang gelombang serapan
maksimum pada = 276,5 nm. Berdasarkan
The United States Pharmacopoeia
2013, kalium diklofenak mempunyai spektrum panjang gelombang serapan maksimum 276 nm dalam
pelarut basa. Adanya perbedaan panjang gelombang serapan maksimum ini masih
Universitas Sumatera Utara