Hukum Lambert-Beer Penggunaan Spektofotometri Ultraviolet

13 Gugus fungsi yang menyerap radiasi di daerah ultraviolet dekat dan daerah tampak disebut gugus kromofor dan hampir semua gugus ini mempunyai ikatan tak jenuh. Pada kromofor jenis ini transisi elektron terjadi dari π → π, yang menyerap radiasi pada panjang gelombang maksimum kurang dari 200 nm, misalnya pada C=C dan –C ≡ C–. Kromofor ini merupakan tipe transisi dari sistem yang mengandung elektron π pada orbital molekulnya. Untuk senyawa yang mempunyai sistem konyugasi, perbedaan energi antara keadaan dasar dan keadaan tereksitasi menjadi lebih kecil sehingga penyerapan terjadi pada panjang gelombang yang lebih besar Dachriyanus, 2004. Gugus fungsi, seperti –OH, -NH2, -Cl, dan –OCH3 yang mempunyai elektron- elektron valensi bukan ikatan memberikan transisi n → π disebut gugus auksokrom yang tidak dapat menyerap radiasi ultraviolet-sinar tampak, tetapi apabila gugus ini terikat pada gugus kromofor mengakibatkan pergeseran panjang gelombang ke arah yang lebih besar pergeseran batokromik dengan intensitas yang lebih kuat. Efek hipsokromik adalah suatu pergeseran panjang gelombang maksimum ke panjang gelombang lebih pendek, biasanya terjadi jika senyawa dengan ausokrom basa terion dan pasangan elektron menyendirinya tidak dapat lagi berinteraksi dengan elektron-elektron kromofor Dachriyanus, 2004; Cairns 2003.

2.2.2 Hukum Lambert-Beer

Pengukuran serapan cahaya oleh larutan molekul diatur dengan hukum Lambert- Beer, yang ditulis sebagai berikut: Log I I t = A = ε bc Universitas Sumatera Utara 14 Dengan I adalah intensitas radiasi yang masuk, I t adalah intensitas radiasi yang ditransmisikan , A dikenal sebagai absorbansi dan merupakan ukuran jumlah cahaya yang diserap oleh sampel, ε adalah tetapan yang dikenal sebagai koefisien ekstingsi molar dan merupakan absorbans larutan 1 M analit tersebut, b adalah panjang jalur sel dalam cm, biasanya 1 cm, dan c adalah konsentrasi analit dalam mol per liter Watson, 2010. Dalam produk farmasi, konsentrasi dan jumlah biasanya dinyatakan dalam gram atau miligram dan bukan dalam mol sehingga untuk keperluan analisis produk ini, hukum Lambert-Beer ditulis dalam bentuk berikut ini: A = A 1, 1cm bc A adalah absorbans yang diukur, A 1, 1cm adalah absorbans larutan 1 bv g100 ml dalam satu sel berukuran 1 cm, b adalah panjang jalur dalam cm, dan c adalah konsentrasi sampel dalam g100 ml. Karena pengukuran biasanya dibuat dalam sel berukuran 1 cm Watson, 2010.

2.2.3 Penggunaan Spektofotometri Ultraviolet

Spektrum UV-Vis dapat digunakan untuk analisis kualitatif dan kuantitatif. 1. Aspek Kualitatif Kegunaan spektrofotometri ultraviolet dan sinar tampak dalam analisis kualitatif sangat terbatas, karena rentang daerah radiasi yang sangat sempit 500 nm hanya dapat mengakomodasi sedikit sekali puncak absorpsi maksimum dan minimum, karena senyawa tidak diketahui, tidak memungkinkan. Kegunaannya terbatas pada konfirmasi identitas dengan menggunakan parameter panjang Universitas Sumatera Utara 15 gelombang puncak absorpsi maksimum, nilai absorptivitas, nilai absorptivitas molar atau nilai ekstingsi, yang khas untuk suatu senyawa yang dilarutkan dalam suatu pelarut pada pH tertentu Satiadarma, dkk., 2004. 2. Aspek Kuantitatif Dalam aspek kuantitatif, suatu berkas radiasi dikenakan pada cuplikan larutan sampel dan intensitas sinar radiasi yang diteruskan diukur besarnya. Radiasi yang diserap oleh cuplikan ditentukan dengan membandingkan intensitas sinar yang diteruskan dengan intensitas sinar yang diserap jika tidak ada spesies penyerap lainnya. Intensitas atau kekuatan radiasi cahaya sebanding dengan jumlah foton yang melalui satu satuan luas penampang perdetik. Serapan dapat terjadi jika fotonradiasi yang mengenai cuplikan memiliki energi yang sama dengan energi yang dibutuhkan untuk menyebabkan terjadinya perubahan tenaga. Penetapan kadar dilakukan dengan mengukur absorban pada panjang gelombang maksimum, agar dapat memberikan absorban tertinggi untuk setiap konsentrasi. Bila suatu senyawa mempunyai lebih dari satu puncak, lebih diutamakan panjang gelombang maksimum yang absorptivitasnya terbesar dan memberikan kurva kalibrasi linier dalam rentang konsentrasi yang relatif lebar dan meningkat yang ditentukan dengan persamaan regresi yang merupakan hubungan antara konsentrasi dan serapan gandjar dan Rohman, 2007; Satiadarma, 2004: Y = aX + b Dimana : Y = absorbansi Universitas Sumatera Utara 16 X = konsentrasi a = koefisien regresi juga menyatakan slope kemiringan b = tetapan regresi dan juga disebut dengan intersep Koefisien regresi a dapat diperoleh dengan metode kuadrat terkecil least square method . ∑ ̅ ̅ ∑ ̅ Selanjutnya b dihitung dari hubungan ̅ ̅ Menurut Gandjar dan Rohman 2007, Sebelum dilakukan perhitungan analisis lebih lanjut berdasarkan persamaan regresi linier yang didapat, terlebih dahulu harus ditentukan apakah ada korelasi yang bermakna antara kedua besaran yang diukur. Untuk itu perlu dihitung besarnya koefisien korelasi r berdasarkan rumus berikut : r = ∑ ̅ ̅ √ ∑ ̅ ∑ ̅

2.2.4 Peralatan Untuk Spektrofotometri