Bank Syariah LANDASAN TEORITIS

2.2. Bank Syariah

Dalam Booklet Perbankan Bank Indonesia 2005, yang dimaksud dengan bank adalah “Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk- bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak”. Perbankan Indonesia dalam menjalankan fungsinya berdasarkan demokrasi ekonomi dan menggunakan prinsip kehati-hatian. Fungsi utama dari perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat serta bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional kearah peningkatan taraf hidup orang banyak. Perbankan memiliki posisi yang strategis, yaitu sebagai penunjang kelancaran sistem pembayaran, pelaksanaan kebijakan moneter dan pencapaian stabilitas sistem keuangan, sehingga diperlukan perbankan yang sehat, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. Dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Pasal 1 butir 13, yang dimaksud dengan prinsip syariah adalah Aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah, antara lain pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil Mudharabah, pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal Musharakah, prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan Murabahah, atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan ijarah atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008 atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain Ijarah wa itiqna. Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK Nomor 59 disebutkan bahwa yang dimaksud dengan bank syariah adalah: Bank yang berasaskan, antara lain, pada asas kemitraan, keadilan, transparansi, dan universal serta melakukan kegiatan usaha perbankan berdasarkan prinsip syariah. Kegiatan bank syariah merupakan implementasi dari prinsip ekonomi islam dengan karakteristik, antara lain, sebagai berikut: a. pelarangan riba dalam berbagai bentuknya; b. tidak mengenal konsep nilai waktu dari uang time value of money; c. konsep uang sebagai alat tukar bukan sebagai alat komoditas; d. tidak diperkenankan melakukan kegiatan yang bersifat spekulatif; e. tidak diperkenankan menggunakan dua harga untuk satu barang; dan f. tidak diperkenankan dua transaksi dalam satu akad. Bank syariah beroperasi atas dasar konsep bagi hasil, bukan menggunakan bunga sebagai alat untuk memperoleh pendapatan maupun membebankan bunga atas penggunaan dana dan pinjaman karena bunga merupakan riba yang diharamkan. Berbeda dengan bank konvensional, bank syariah tidak membedakan secara tegas antara sektor moneter dan sektor riil sehingga dalam kegiatan usahanya dapat melakukan transaksi-transaksi sektor riil, seperti jual beli dan sewa menyewa. Bank syariah juga dapat menjalankan kegiatan usaha untuk memperoleh imbalan atas jasa perbankan lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Bank syariah memiliki fungsi yang berbeda dengan bank konvensional, fungsi bank syariah juga merupakan karakteristik dari bank syariah. Dengan diketahuinya Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008 fungsi bank syariah, maka hal ini akan membawa dampak dalam pelaksanaan kegiatan usaha bank syariah. Banyak para pengelola dan pelaksana bank syariah tidak memahami dan menyadari fungsi dari bank syariah ini dan menyamakan fungsi bank syariah sama seperti fungsi dari bank konvensional, sehingga membawa dampak dalam pelaksanaan di lapangan. Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK Nomor 59 disebutkan bahwa fungsi bank syariah itu ada empat antara lain: a. Sebagai manajer investasi yang mengelola investasi atas dana nasabah dengan menggunakan akad mudharabah atau sebagai agen investasi; b. Sebagai investor yang menginvestasikan dana yang dimilikinya maupun dan nasabah yang dipercayakan kepadanya dengan menggunakan alat investasi yang sesuai dengan prinsip syariah dan membagi hasil yang diperoleh sesuai dengan nisbah yang disepakati antara bank dan pemilik dana; c. Penyedia jasa keuangan dan lalu lintas pembayaran seperi bank non syaria bank konvensional sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah; dan d. Pengemban fungsi sosial berupa pengelola dana zakat, infak, shadaqah, serta pinjaman kebajikan qarhul hasan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2.3. Prinsip Bank Syariah