Keterbukaan Informasi LANDASAN TEORITIS

a. Harus tunai; b. Serah terima harus dilaksanakan dalam majelis kontak; c. Bila dipertukarkan mata uang yang sama harus dalam jumlahkuantitas yang sama.

2.4. Keterbukaan Informasi

Masyarakat sebagai salah satu bagian dari pelaku ekonomi, dengan perkembangan yang terjadi di masyarakat sebagai akibat perkembangan dari teknologi informasi, telah mempengaruhi perilakunya sebagai pelaku ekonomi. Seperti halnya yang diungkapkan oleh Soemitro Djojohadikusumo dalam Sulaiman Effendy 2005 bahwa: ...dalam proses pengambilan keputusan para pelaku ekonomi mengandalkan pengalaman dan pengetahuannya dari masa lalu dan masa kini, perkiraan- perkiraan yang akan terjadi di masa mendatang ditambah dengan segenap informasi data yang sekarang tersedia. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa informasi yang tersedia tentang kondisi sektor perbankan, dapat mempengaruhi keputusan yang akan diambil yang berkaitan dengan dengan kepercayaannya kepada bank. Peranan bank yang sangat strategis dalam perkembangan ekonomi, sehingga perlu diperhatikan dan dijaga kontinuitas usahanya, dengan meningkatkan kemampuan menggali sumber dana masyarakat. Untuk itu perlu didukung oleh instrumen yang efektif yang dapat memotivasi masyarakat menyimpan uangnya Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008 di bank. Instrumen tersebut diantaranya adalah a adanya jaminan keamanan atas simpanan masyarakat, b tingkat pengembalian yang stabil dan kompetitif, c pelayanan yang baik dan d informasi yang tersedia tentang perkembangan industri perbankan. Motivasi masyarakat mempercayakan dananya di bank tentunya selain mengharapkan mendapatkan keuntungan, juga mengharapkan adanya jaminan keamanan atas simpanan masyarakat secara hukum. Perilaku seseorang pada saat tertentu biasanya ditentukan oleh kebutuhan yang paling kuat, yaitu rasa aman. Kerangka kekuatan kebutuhan manusia telah dikembangkan oleh Abraham Maslow, yang dikenal dengan Hirarki Kebutuhan Maslow – fisiologis, rasa aman, sosial, penghargaan dan perwujudan diri. Dikatakan bahwa “Kebutuhan rasa aman yang berada pada alam sadar cukup jelas dan sangat umum diantara semua orang pada umumnya”. Sedangkan Paul Hersey mengutip pendapat dari Soul W. Gellerman dalam Sulaiman Effendy 2005 dikatakan bahwa “Semua orang memiliki keinginan untuk terbebas dari bahaya yang mengancam kehidupannya, yaitu kecelakaan, peperangan dan ketidakpastian ekonomi”. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa setiap individu maupun kelompok sangat membutuhkan rasa aman, tanpa kecuali kebutuhan rasa aman yang diberikan oleh bank kepada nasabahnya. Instrumen berikutnya yang memberikan pengaruh sangat besar terhadap berbagai kondisi ekonomi yaitu tingkat bunga. Wasis, dalam Nanang Sasongko 1999 mengatakan bahwa “Tingkat bunga yang tinggi akan dapat menarik Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008 masyarakat untuk menyimpan uangnya di bank, karena para pemilik dana mengharapkan keuntungan dari dana yang disimpan di bank”. Sedangkan Budiono dalam Sualiman Effendi 2005 mengatakan bahwa “Tingkat bunga adalah harga dari penggunaan uang yang dapat dipandang sebagai sewa atas penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu”. Dengan demikian bahwa tingkat bunga yang tinggi masih efektif dijadikan sebagai instrumen dalam meningkatkan mobilisasi dana masyarakat. Seperti halnya yang diungkapkan Soemitro Djojohadikusumo, dalam Nanang Sasongko 1999 tentang pelaku ekonomi yang memiliki perilaku rasional, yaitu “Perilaku ekonomi economic behaviour pada dasarnya bersifat rasional, artinya para pelaku ekonomi bersikap rasional di dalam mengadakan pilihan ekonomi dan mengambil keputusan ekonomi”. Sikap ini tercermin dari perkembangan simpanan masyarakat bila dibandingkan dengan perkembangan jumlah nasabah. Dimana pada tahun 1997 di mana perekonomian Indonesia sedang dilanda krisis dan langkah berani dari BPPN dengan melikuidasi 16 bank umum swasta nasional, yang dilanjutkan dengan program beku operasi atau pengambil alihan operasional. Namun demikian minat masyarakat untuk menyimpan uangnya di bank masih tetap tinggi, yaitu memanfaatkan tingkat bunga deposito yang cukup tinggi 67 per bulan tahun 19971998, walaupun jika dilihat jumlah orang nasabah mengalami penurunan. Kondisi ini membuktikan masih berlakunya teori Keynes bahwa “Bunga uang ditentukan oleh preferensi likuiditas, yaitu motif transaksi, motif berjaga-jaga dan motif spekulasi”. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat bunga merupakan imbalan atau kontraprestasi yang diberikan oleh bank kepada Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008 penyimpanan dana. Suku bunga yang tinggi akan mendorong masyarakat untuk menghemat pengeluaran konsumsinya dan menyimpan bagian yang lebih dari aktiva totalnya dalam bentuk aktiva yang memberikan penghasilan. Kepercayaan masyarakat terhadap bank tidak terlepas dari masalah Ketersediaan informasi yang dapat dipertanggung jawabkan. Tindakan atau pengambilan keputusan secara rasional didasarkan pada pengalaman dan informasi yang diperoleh. Kondisi perilaku masyarakat yang semakin kritis, menuntut peranan Pemerintah dalam hal ini Bank Indonesia dan pihak perbankan syariah sebagai lembaga yang berwenang mengeluarkan informasi, dapat secara aktif mensosialisasikan setiap perubahan kebijakan tentang perbankan khususnya kebijakan mengenai perbankan syariah, sehingga masyarakat dapat mengetahui dan mengikuti perkembangan perbankan, baik perbankan konvensional maupun perbankan syariah dengan baik, khususnya yang terkait dengan tingkat kesehatan bank. Dengan demikian informasi dapat dijadikan sebagai instrumen yang dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap bank. Marshall B. Romney dan Paul John Steinbart 2004: 12 menyebutkan bahwa informasi dianggap berguna jika memiliki antara lain: a. Relevan: informasi dikatakan relevan jika mengurangi ketidakpastian, memperbaiki kemampuan pengambil keputusan untuk membuat prediksi, mengkonfirmasikan atau memperbaiki ekspektasi mereka sebelumnya. b. Handal : dikatakan handal jika bebas dari kesalahan atau penyimpangan, dan secara akurat mewakili kejadian atau aktivitas organisasi. c. Lengkap: lengkap jika tidak menghilangkan asprk-aspek penting dari kejadian yang merupakan dasar masalah. Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008 d. Tepat waktu: informasi tepat waktu jika diberikan pada saat yang tepat untuk memungkinkan pengambilan keputusan. e. Dapat dipahami: informasi dapat dipahami jika disajikan dalam bentuk yang dapat dipakai dan jelas. f. Dapat diverifikasi: informasi dapat diverifikasi, jika dua orang dengan pengetahuan yang baik, bekerja secara independen dan masing-masing akan mengahasilkan informasi yang sama. Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1 PSAK No. 1 Tahun 2002 disebutkan bahwa tujuan laporan keuangan adalah “untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka”. Secara umum dalam PSAK No. 1 tersebut dinyatakan bahwa komponen laporan keuangan terdiri dari sebagai berikut: a. Neraca. b. Laporan Laba – rugi. c. Laporan Perubahan Ekuitas. d. Laporan Arus kas. e. Catatan atas laporan keuangan. Dalam PSAK No. 59 Tahun 2002 disebutkan bahwa sesuai dengan karakteristik laporan keuangan bank syariah meliputi antara lain: a. Laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan bank syariah sebagai investor beserta hak dan kewajibannya, yang dilaporkan dalam: a. Laporan posisi keuangan. b. Laporan laba rugi. c. Laporan arus kas. d. Laporan perubahan ekuitas. b. Laporan Keuangan yang mencerminkan perubahan dalam investasi terikat yang dikelola oleh bank syariah untuk kemanfaatan pihak-pihak lain berdasarkan akad mudharabah atau agen investasi yang dilaporkan dalam laporan perubahan dana investasi terikat. Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008 c. Laporan keuangan yang mencerminkan peran bank syariah sebagai pemegang amanah dana kegiatan sosial yang dikelola secara terpisah, yang dilaporkan dalam: a. Laporan sumber dan penggunaan dana zakat, infak dan shadaqah; dan b. Laporan sumber dan penggunaan dana qurdhul hasan. Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK disebutkan pihak- pihak pemakai laporan keuangan antara lain: a. Investor. b. Karyawan. c. Pemberi pinjaman. d. Pemasok dan kreditor usaha lainnya. e. Pelanggan. f. Pemerintah. g. Masyarakat. Selain tersebut di atas dalam PSAK No. 59 disebutkan pihak-pihak lain yang menjadi pemakai laporan keuangan Perbankan Syariah antara lain: a. pemilik dana investasi yang berkepentingan akan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk mengambil keputusan investasi dengan tingkat keuntungan yang bersaing; b. pembayar zakat, infak, dan shadaqah yang berkepentingan akan informasi mengenai sumber dan penyaluran dana tersebut; dan c. dewan pengawas syariah yang berkepentingan dengan informasi tentang kepatuhan pengelola bank akan prinsip syariah. Dalam kaitannya dengan fungsi bank syariah sebagai fungsi sosial, maka dalam Pasal 37 Peraturan Bank Indonesia Nomor 624PBI2004 tanggal 14 Oktober 2004 Wiroso, 2005: 15, disebutkan bahwa: Bank syariah dalam melaksanakan fungsi sosial dapat bertindak sebagai penerima dana sosial antara lain dalam bentuk zakat, infaq, shadaqah, hibah, dan menyalurkannya sesuai dengan syariah atas nama bank atau lembaga amil zakat yang ditunjuk oleh pemerintah. Alwi Reza Nasution : Analisis Potensi Dan Preferensi Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Kota Medan, 2006 Usu Repository © 2008

2.5. Kompleksitas, Kompabilitas dan Triabilitas Perbankan Syariah