7 dengan tentakel atau dengan menelan pasir dan kemudian menangkap sumber
makanannya yang terkandung di dalamnya. Bentuk tubuh teripang dapat dilihat pada Gambar 2.1 dibawah ini:
Gambar 2.1 Morfologi tubuh teripang Purcell, dkk., 2012
Teripang mempunyai tulang-tulang berukuran mikroskopis yang dikenal sebagai spikula. Bentuk spikula bervariasi dan karakteristik untuk setiap jenis
spesies, sehingga spikula sangat penting dan menentukan dalam klasifikasi maupun identifikasi. Variasi bentuk spikula bermacam-macam, seperti bentuk
batang, kancing, roset, jangkar dan meja Purcell, dkk., 2012.
2.2 Uraian Kandungan Kimia Hewan 2.2.1. Saponin
Saponin adalah senyawa aktif permukaan yang kuat dan bersifat sepeti sabun, memiliki kemampuan menimbulkan busa jika dikocok dalam air dan pada
konsentrasi yang rendah sering menyebabkan hemolisis sel darah merah Harborne, 1987.
Menurut, Hostettman dan Marston, 1995 senyawa saponin terdiri dari dua bagian yaitu glikon dan aglikon. Bagian aglikon dari molekul saponin disebut
Universitas Sumatera Utara
8 genin atau sapogenin. Berdasarkan aglikonnya saponin dibagi menjadi tiga kelas
utama, yaitu:
a. aglikon triterpenoid
Gambar 2.2 Struktur aglikon triterpenoid
b. aglikon steroid
Gambar 2.3 Struktur aglikon steroid c. aglikon steroid alkaloid
Gambar 2.4 Struktur aglikon steroid alkaloid
Universitas Sumatera Utara
9
2.2.2. Glikosida
Glikosida merupakan senyawa terdiri atas dua bagian yaitu molekul gula glikon dan aglikon. Gugus gula bisa berikatan dengan aglikon dengan berbagai
cara. Paling umum dijembatani oleh atom oksigen O-glikosida, tetapi bisa juga dijembatani oleh sulfur S-glikosida, juga oleh atom nitrogen N-glikosida dan
atom karbon C-glikosida. Glikosida umumnya cukup larut dalam air dan alkohol tetapi sedikit larut dalam eter. Ikatan glikosidik resisten terhadap hidrolisis oleh
alkali tetapi mudah pecah oleh asam mineral encer seperti asam sulfat encer Supriyatna, dkk., 2015.
2.2.3. Steroidtriterpenoid
Triterpenoid adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam satuan isoprena dan secara biosintesis masuk jalur asam mevalonat diturunkan
dari hidrokarbon C30 asiklik, yaitu skualena. Triterpenoid berupa senyawa tanpa warna berbentuk kristal, sering kali bertitik leleh tinggi. Triterpenoid dibagi
menjadi empat golongan, yaitu triterpen, steroid, saponin dan glikosida jantung. Uji yang banyak dilakukan untuk identifikasi triterpenoid dan steroid adalah
reaksi Liebermann-Burchard yang biasanya menghasilkan warna merah ungu hingga biru-hijau. Triterpenoid memiliki aktivitas sebagai antibakteri, antifungi
Harborne, 1987. Steroid adalah senyawa triterpenoid yang kerangka dasarnya sistem cincin
siklopentana perhidrofenantren atau struktur dasar yang terdiri dari 17 atom karbon yang membentuk tiga cincin sikloheksana dan satu cincin siklopentana.
Senyawa ini tersebar luas di alam baik pada hewan maupun tumbuhan tingkat tinggi dan mempunyai fungsi biologis yang sangat penting misalnya sebagai
antiinflamasi Harborne, 1987 dan sebagai aprodisiaka Nurjanah, dkk., 2009.
Universitas Sumatera Utara
10 Kerangka dasar dan sistem penomoran steroid menurut Robinson 1995,
dapat dilihat pada Gambar 2.5 dibawah ini:
Gambar 2.5 Sistem penomoran steroid
2.3 Ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan satu atau lebih zat dari bahan asal dengan menggunakan pelarut. Umumnya zat berkhasiat tersebut dapat ditarik,
namun khasiatnya tidak berubah. Tujuan utama ekstraksi adalah mendapatkan atau memisahkan sebanyak mungkin zat-zat yang memiliki khasiat pengobatan
dari zat-zat yang tidak dibutuhkan, agar lebih mudah digunakan kemudahan diabsorpsi, rasa dan pemakaian dan disimpan dibandingkan simplisia asal dan
tujuan pengobatannya terjamin Depkes RI, 1995. Ekstraksi dengan menggunakan pelarut dapat dilakukan dengan beberapa
cara yaitu:
a. Cara dingin 1. Maserasi
Maserasi adalah proses penyarian simplisia dengan merendam simplisia tersebut dalam cairan penyari dengan beberapa kali pengocokkan atau
Universitas Sumatera Utara
11 pengadukkan pada temperatur kamar. Maserasi yang dilakukan pengadukan
secara terus-menerus disebut maserasi kinetik sedangkan penambahan ulang pelarut setelah dilakukan penyaringan terhadap maserat pertama dan seterusnya
disebut remaserasi Depkes RI, 2000. 2. Perkolasi
Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai terjadi penyarian sempurna yang umumnya dilakukan pada temperatur kamar Depkes
RI, 2000. b. Cara panas
1. Refluks Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya,
selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik Depkes RI, 2000.
2. Sokletasi Sokletasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang umumnya menggunakan
alat khusus soklet sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut relatif konstan dan dengan adanya pendingin balik Depkes RI, 2000.
3. Digesti Digesti adalah maserasi kinetik dengan pengadukan kontinu pada
temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 40-50
o
C Depkes RI, 2000. 4. Infundasi
Infundasi adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur 90
o
C selama 15 menit Depkes RI, 2000.
Universitas Sumatera Utara
12 5. Dekoktasi
Dekoksi adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur 90
o
C selama 30 menit Depkes RI, 2000.
2.4 Ekstraksi Cair-Cair