23 menit dan volume air pada tabung penerima dibaca dengan ketelitian 0,05 ml
WHO, 1998. 2. Penetapan kadar air simplisia
Sebanyak 5 g serbuk simplisia yang telah ditimbang seksama dimasukkan ke dalam labu alas bulat berisi toluen yang telah dijenuhkan, lalu dipanaskan hati-
hati selama 15 menit, setelah toluen mendidih kecepatan tetesan diatur lebih kurang 2 tetes per detik sampai sebagian besar air terdestilasi. Kecepatan destilasi
dinaikkan sampai 4 tetes per detik, setelah semua air terdestilasi, bagian dalam pendingin dibilas dengan toluen. Destilasi dilanjutkan selama 5 menit kemudian
tabung penerima dibiarkan mendingin sampai suhu kamar, setelah air dan toluen memisah sempurna, lalu volume air dibaca dengan ketelitian 0,05 ml. Selisih
kedua volume air yang dibaca sesuai dengan kandungan air. Kadar air dihitung dalam persen WHO, 1998. Hasil perhitungan kadar air dapat dilihat pada
Lampiran 4, halaman 46.
3.4.4 Penetapan kadar sari larut air
Sebanyak 5 g serbuk simplisia dimaserasi selama 24 jam dalam 100 ml air-kloroform sebanyak 2,5 ml kloroform dalam air suling sampai 1 liter dalam
labu bersumbat sambil dikocok sesekali selama 6 jam pertama, kemudian dibiarkan selama 18 jam, setelah itu disaring. Sejumlah 20 ml filtrat lalu diuapkan
sampai kering dalam cawan dangkal berdasar rata yang telah ditara dan sisa dipanaskan pada suhu 105
℃ sampai bobot tetap menggunakan oven. Kadar dalam persen sari yang larut air dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan Depkes
RI, 1995. Hasil perhitungan kadar sari larut air dapat dilihat pada Lampiran 5, halaman 47.
Universitas Sumatera Utara
24
3.4.5 Penetapan kadar sari larut etanol
Sebanyak 5 g serbuk simplisia dimaserasi selama 24 jam dalam 100 ml etanol 96 dalam labu tersumbat sambil dikocok sesekali selama 6 jam pertama,
kemudian dibiarkan selama 18 jam, kemudian disaring cepat untuk menghindari penguapan etanol, 20 ml filtrat diuapkan sampai kering dalam cawan dangkal
berdasar rata yang telah ditara dan dipanaskan pada suhu 105 ℃ sampai bobot
tetap. Kadar sari larut dalam etanol dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan Depkes RI, 1995. Perhitungan kadar sari larut etanol dapat dilihat
pada Lampiran 6, halaman 48.
3.4.6 Penetapan kadar abu total
Sebanyak 2 g serbuk simplisia yang telah digerus dan ditimbang seksama dimasukkan dalam krus porselin yang telah dipijar dan ditara, kemudian
diratakan. Krus porselin kemudian dipijarkan perlahan-lahan hingga arang habis, pijaran dilakukan pada suhu 600
℃, kemudian didinginkan dan ditimbang sampai diperoleh bobot tetap. Kadar abu dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan
WHO, 1998. Hasil perhitungan kadar abu total dapat dilihat pada Lampiran 7, halaman 49.
3.4.7 Penetapan kadar abu tidak larut asam