16 gelombang. Panjang gelombang serapan merupakan suatu ukuran perbedaan
tingkat-tingkat energi pada orbital-orbital yang tereksitasi William dan Flemming, 2014.
2.6.2 Spektrofotometri sinar inframerah
Spektrofotometri sinar inframerah digunakan untuk mengidentifikasi senyawa organik. Pengukuran spektrum inframerah paling banyak dilakukan pada
daerah bilangan gelombang 4000-400 cm
-1
Bintang, 2010. Spektrum inframerah terjadi akibat adanya berbagai transisi antara tingkat-tingkat energi vibrasi yang
dihasilkan oleh gugus fungsional William dan Flemming, 2014. Langkah-langkah umum untuk memeriksa spektrum inframerah menurut
Pavia, dkk 2001 adalah: 1. apakah terdapat gugus karbonil?
Gugus C=O memberikan puncak pada daerah 1660-1820 cm
-1
. Puncak ini biasanya memiliki puncak yang lebar pada spektrum.
2. jika gugus C=O ada, periksalah gugus-gugus berikut: a. Asam: memiliki serapan melebar pada 2500-3000 cm
-1
. b. Amida: memiliki serapan medium di dekat 3500 cm
-1
. Kadang-kadang puncak rangkap
c. Ester: memiliki serapan medium di daerah 1000-1300 cm
-1
. d. Anhidrida: mempunyai dua serapan C=O di daerah 1810 dan 1760 cm
-1
. e. Aldehida: mempunyai dua serapan lemah di dekat 2850-275- cm
-1
. f. Keton: jika kelima kemungkinan di atas tidak ada.
3. jika gugus C=O tidak ada a. Alkoholfenol: memiliki gugus OH, puncak serapan melebar di daerah 3300-
3600 cm
-1
yang diperkuat adanya serapan C-O di daerah 1000-1300 cm
-1
.
Universitas Sumatera Utara
17 b. Amina: memiliki gugus N-H, yaitu serapan medium di daerah 3500cm
-1
c. Eter: memiliki gugus C-O tidak ada -OH, yaitu serapan medium di daerah 1000-1300 cm
-1
. 4. Ikatan rangkap dua atau cincin aromatik
a. Ikatan C=C mempunyai serapan lemah di daerah 1650 cm
-1
. b. Serapan medium sampai kuat pada daerah 1450-1650 cm
-1
sering menunjukkan adanya cincin aromatik.
5. Ikatan rangkap tiga a. C
N mempunyai serapan lemah di daerah 1650 cm
-1.
b. C C mempunyai serapan tapi tajam di daerah 2150 cm
-1
. 6. Hidrokarbon
a. Kelima kemungkinan diatas tidak ada. b. Serapan utama di daerah CH dekat 3000 cm
-1
. c. Serapan lain di daerah 1375-1450 cm
-1
.
2.6.3 Spektrofotometri massa
Spektrofotometer massa merupakan perangkat untuk menghasilkan dan menghitung berat ion suatu senyawa yang berat molekul dan informasi struktur
yang ingin diketahui. Semua spektrofotometri massa menggunakan tiga tahapan dasar, yaitu molekul dibuat menjadi fase gas, lalu ditembakkan berkas elektron
dan menghasilkan ion bermuatan positif seperti kation M
.+
kemudian ion-ion dipisahkan berdasarkan rasio massa terhadap muatannya
mz
William dan Fleming, 2014.
Salah satu sistem dari spektrofotometri massa yaitu
Electrospray Mass Spectrometry
ESI. Istilah
electrospray
adalah istilah yang diterapkan untuk aliran kecil cairan dari jarum kapiler ketika perbedaan potensial diberikan. Cairan
Universitas Sumatera Utara
18 meninggalkan kapiler berupa kabut halus dan terdiri dari tetesan cairan bermuatan
tinggi, yang dapat ditentukan sebagai muatan positif atau negatif sesuai dengan tegangan yang diterapkan pada pipa kapiler William dan Fleming, 2014.
Keuntungan utama spektrofotometri massa yaitu metode ini lebih spesifik dan sensitif untuk identifikasi senyawa yang tidak diketahui atau untuk
menetapkan keberadaan senyawa tertentu. Hal ini karena spektrofotometri massa dapat memberikan informasi mengenai bobot molekul dan rumus molekul
berdasarkan pola fragmentasi. Puncak ion molekul penting dikenali karena memberikan bobot molekul senyawa yang diperiksa Silverstain, dkk., 1981.
Spektrofotometri Lc-Ms sistem ESI disebut juga dengan ionisasi lunak, yang artinya menghasilkan ion molekul dengan sedikit fragmentasi. Hal ini dapat
menguntungkan dalam arti bahwa ion molekul atau lebih tepatnya ion molekul pseudo selalu dapat diamati, namun informasi struktural yang didapat dari
spektrum massa sangat sedikit. Kerugian ini dapat diatasi dengan kopling tandem spektrofotometri massa ESI-MsMs Kazakevich dan Rosario, 2007.
Universitas Sumatera Utara
19
BAB III METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan adalah metode eksperimental meliputi pengumpulan hewan, identifikasi hewan, pembuatan simplisia, pemeriksaan
karakterisasi simplisia, pemeriksaan golongan senyawa, pembuatan ekstrak etanol, fraksinasi
n
-heksana dengan metode ekstraksi cair-cair, analisis senyawa steroidtriterpenoid secara kromatografi lapis tipis KLT dan dilanjutkan isolasi
secara KLT preparatif, isolat yang diperoleh diuji kemurniannya dengan KLT dua arah, selanjutnya terhadap isolat yang telah murni dikarakterisasi dengan
menggunakan spektrofotometri ultraviolet UV, spektrofotometri inframerah IR dan spektrofotometri massa MS. Penelitian dilakukan di Laboratorium
Farmakognosi dan Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat-alat
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: alat-alat gelas laboratorium, blender Philips, botol penyemprot, cawan penguap, cawan datar,
chamber, deck glass, krus porselin, lemari pengering, mikroskop,
neraca kasar Ohaus, neraca analitik Mettler Toledo, oven listrik Fischer Scientific,
object glass
,
pipet tetes, penangas air Yenaco
, tanur,
rotary evaporator , spatula,
seperangkat alat kromatografi lapis tipis, seperangkat alat destilasi, seperangkat alat perkolasi, spektrofotometri ultraviolet Shimadzu QP 5000, spektrofotometri
inframerah FTIR-8201 PC Shimadzu
dan spektrometer massa Mariner Biospectrometry.
Universitas Sumatera Utara