3. Pengaruh Film Porno Terhadap Perilaku Masturbasi, Berpelukan,
Berciuman, Bercumbu, Bersenggama.
E K yang sejak kelas 3 SMP telah mengenal pornografi di internet, lebih tertarik mengakses film porno dibadingkan dengan gambar porno.
Menurutnya film porno lebih jelas dan lebih nyata serta lebih membuatnya terangsang. Sehingga jika telah mengakses film porno, ia kerap berkhayal
dan terkadang bermasturbasi. Menurut pengakuannya, dalam menyalurkan hasrat seksualnya setelah mengakses pornografi terutama film porno, E K
berhasrat menemui pasangannya untuk melakukan rangsangan seksual. Saat bersama pasangannnya, E K lebih sering melakukan ciuman. Dan
kerap melakukan rabaan. R R yang lebih sering mengakses gambar porno dibandingkan
dengan fim porno mengaku bahwa jika mengakses film porno, hasrat seksualnya timbul dan kerap berfantasi erotis hingga terkadang melakukan
masturbasi. Namun R R jarang mengakses film porno karena menurutnya cara mendownloadnya lebih rumit diibandingkan dengan mendownload
gambar porno. Ketika bersama pasangannya, R R tidak pernah melakukan ciuman, pelukan, atau rabaan. R R hanya berani sampai berpegangan
tangan dengan pasangannya. “…Kalau berkhayal melakukan hubungan seksual, saya sering
namun untuk melakukan onani, saya hanya melakukannya sekitar 1-2 kali
dalam seminggu. Saya belum pernah melakukan pelukan, ciuman, dan cumbuan dengan pasangan, hanya melakukan pegangan tangan saja”.
24
A Z yang mengenal pornografi internet sejak kelas 1 SMA ini mengaku bahwa ia lebih sering mengakses film porno dibandingkan
dengan bentuk pornografi lainnya. Ketika ia mengakses pornografi ia selalu berfantasi erotis hingga masturbasi. Seperti informan lainnya, jika
setelah mengakses pornografi, terutama film porno AZ pun berhasrat untuk melakukan rangsangan seksual dengan pasangannya. Ia kerap
melakukan ciuman, rabaan, bercumbu, dan terkadang melakukan persetubuhan. Namun menurut pengakuannya, jika telah mengakses film
porno, AZ lebih sering ingin melakukan ciuman dengan pasangannya dan masih menurut penjelasannya, AZ lebih sering melakukan ciuman dengan
pasngannya. I lebih menyukai film porno dibandingkan dengan bemtuk
pornografi lainnya. Oleh karena itu, ia memiliki banyak koleksi film porno di Hp pribadinya baik itu hasil downloadan dari internet maupun dari
teman-temannya melalui layanan bluetooth. ia pun kerap berfantasi erotis saat mengakses film porno hingga melakukan masturbasi. dalam
memuaskan hasrat seksualnya setelah mengakses film porno, I kerap berfantasi erotis hingga masturbasi, namun jika waktunya memungkinkan,
I akan menemui pasangannya untuk melakukan rangsangan seksual. Yang
24
Wawancara Pribadi dengan R R, Cisetu, 25 April 2010.
kerap ia lakukan bersama pasangannya adalah pelukan, ciuman, dan rabaan. Namun menurutnya yang lebih sering dilakukan adalah ciuman.
Dalam memuaskan hasrat seksualnya, I pun pernah melakukan persetubuhan dan ia mengaku terinspirasi oleh film-film yang telah ia
tonton atau diakses. R N mengaku lebih sering mengakses film porno dibandingkan
dengan bentuk pornografi lainnya. Koleksi filmya pun ia simpan di hp. Dengan mengakses film porno, ia menjadi berfantasi erotis dan melakukan
masturbasi. Dengan mengakses film porno ia pun terkadang berhasrat menemui pasangannya, namun yang sering ia lakukan dengan
pasangannya adalah berpegangan tangan dan berpelukan sedangakan perilaku seksual lainnya seperti berciuman, bercumbu, dan bersetubuh
tidak pernah ia lakukan. A S mengaku bahwa film porno lebih jelas dan lebih nyata dan
gampang untuk ditiru. Ia tidak mengakses gambar dan artikel porno, ia hanya mengakses film porno. Walaupun ia sering mengakses film porno,
AS mengaku tidak pernah melakukan onani, jika sedang mengakses film porno, ia hanya berfantasi erotis dan untuk memuaskan nafsunya ia
langsung menelpon pasangannya atau segera menemui pasangannya : “…Saya tidak melakukan masturbasi, memang sih saya sering
berkhayal melakukan hubungan seksual, tapi tidak pernah sampai
melakukan onani. Kalau pelukan ciuman, bercumbu, bahkan sampai melakukan penetrasi pun saya sering…”.
25
Yang sering ia lakukan dengan pasangannya adalah berpelukan
dan berciuman. Diantara informan-informan lainnya AS adalah informan yang lebih sering melakukan persetubuhan. Menurut AS, ia melakukan
persetubuhan hingga 2 kali seminggu dan AS mengaku meniru filfilm yang telh ia tonton.
R H yang telah mengenal pornografi sejak SD ini mengaku sering mengakses film porno. Hp yang ia miliki mempunyai layanan internet dan
ia gunakan untuk mengakses pornografi. Namun menurut pengakuannya, R H lebih sering mengakses pornografi di Hp dan menonton film porno
lewat DVD dibandingkan dengan di warnet. Menurutnyanya, mengakses di hp atau menonton lewat DVD lebih praktis dibandingkan dengan di
warnet, namun jika ia ingin mengakses film porno yang baru ia akan mengaksesnya di warnet. Jika ia mengakses film porno, hasrat seksualnya
timbul dan kemudian ia melakukan fantasi seksual hingga melakukan masturbasi. Dalam memuaskan hasrat seksualnya, selain melakukan
masturbasi, R H pun kerap menemui pasangannya untuk melakukan relasi seksual. Perilaku seksual yang kerap ia lakukan bersama pasangannya
adalah berpelukan, berciuman, bercumbu, dan jika menurutnya kondisinya memungkinkan, mereka melakukan persetubuhan.
25
Wawancara Pribadi dengan R N, Cisetu, tanggal 25 April 2010.
H P juga menyatakan bahwa ia tidak mengakses gambar atau artikel porno, ia hanya mengakses film porno saja. Ia pun mengoleksi
banyak film porno di handphonenya. HP merasa tidak tertarik dan tidak terangsang oleh gambar dan artikel porno. Namun jika telah mengakses
film porno, ia merasa terangsang sehingga ia berfantasi erotis sampai melakukan onani, tak jarang ia pun menemui pasangannya dan melakukan
aktifitas seksual seperti berpelukan, berciuman, hingga rabaan. Dalam pengakuannya, ia telah melakukan persetubuhan dalam memuaskan hasrat
seksualnya setelah seringnya mengakses pornografi.
4. Bentuk Pornografi Internet Yang Paling Berpengaruh Terhadap