Latar Belakang Masalah Pengaruh ponografi media internet terhadap perilaku seksual remaja : studi kasus remaja desa cisetu kecamatan rajagaluh kabupaten majalengka

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada mulanya pornografi merupakan sebuah tulisan atau gambar yang dimaksudkan untuk membangkitkan nafsu seksual orang yang melihat atau membacanya. Akan tetapi kemudian hal ini berkembang bukan hanya dalam bentuk tulisan dan gambar saja tapi lewat berbagai media lain seperti film, tarian, lagu dan sebagainya. Keberadaan pornografi di media internet tidak hanya menampilkan artikel-artikel, gambar-gambar, dan film-film porno saja tetapi telah mengubah gaya hidup seks manusia. Sebelum pornografi merebak di berbagai media, manusia mengenal seks sebatas hubungan intim yang nyata, yaitu melakukan penetrasi alat kelamin. Namun setelah munculnya pornografi di media internet, para penggunanya dapat berhubungan intim melalui media komputer. Dengan bantuan webcam pengguna dapat saling berinteraksi dengan lawan jenisnya. Proses penyebaran pornografi pun kian berkembang sesuai dengan kemajuan teknologi Penyebaran pornografi menjadi sangat terfasilitasi dengan adanya internet. Dengan munculnya Internet, pornografi pun semakin mudah didapat. Dengan menggunakan media internet, berbagai materi porno baik berupa cerita, gambar, film, atau chatting. Bahkan dalam berbagai bentuk lainnya dengan sangat mudah di dapat. Pornografi di internet kini telah 1 menjadi komoditi yang diperjualbelikan secara komersil dan dilakukan secara profesional. Di sisi lain, keberadaan internet kini telah sangat dibutuhkan, karena berbagai macam informasi baik yang berkaitan dengan bisnis, hobi, pendidikan, pertemanan, bahkan transaksi bisa melalui media internet. Pentingnya keberadaan internet mendorong sebagian orang untuk meilliki internet. Situasi inipun dimanfaatkan oleh sebagian orang untuk mendirikan warung internet warnet, sehingga masyarakat sangat mudah untuk mengkases layanan internet. Kini warnet bisa ditemui di tiap daerah bahkan ke tiap desa termasuk Desa Cisetu Kecamatan Rajagaluh kabupaten Majalengka yang menjadi lokasi penelitian ini. Kenyataan seperti ini membuat semua kalangan masyarakat bisa mengakses internet, mulai dari kalangan masyarakat kelas sosial atas hingga masyarakat kelas bawah, termasuk kalangan pelajar atau dalam hal ini adalah remaja. Mudahnya dan murahnya mendapatkan layanan internet serta tidak adanya pengawasan dalam mengkases internet, membuat sebagian orang—termasuk remaja menggunakan layanan internet untuk mengkases materi pornografi. Bahkan google trends melansir bahwa Indonesia menempati posisi ke empat dunia dalam mengklik “Seks” di internet. Seperti yang diberitakan oleh era muslim.com : Menurut google-trends per awal November 2009, sekarang ini, Indonesia menduduki peringkat keempat, naik dua tingkat dari asalnya peringkat keenam pada Oktober 2009. Sedangkan peringkat pertama diduduki oleh Viet Nam. Negara ini menggeser posisi Pakistan yang bulan sebelumnya menduduki peringkat pertama pada bulan lalu—dan sebaliknya, Viet Nam berada di posisi kedua. Di atas Indonesia, ada Mesir, dan di bawahnya ada Maroko, Turki, Malyasia, Polandia, Hungaria, dan Rumania 1 . KPAI Komisi Perlindungan Anak Indonesia membuka posko pengaduan untuk korban pornografi, menyusul adanya kasus merebaknya film porno yang dilakukan oleh salah satu personel grup band yang terkenal di Indonesia. Posko pengaduan yang digelar pada tanggal 14-23 Juni 2010 ini menerima 33 laporan kasus pemerkosaan dengan korban anak-anak. Dari tanggal 14 Juni-23 Juni KPAI terima laporan 33 anak diperkosa umur antara 4-12 tahun, ujar Ketua KPAI Hadi Supeno kepada wartawan di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jaksel, Kamis 2462010. Menurut Hadi, video porno Ariel benar-benar sangat berdampak buruk bagi anak-anak. Sebab, kalangan muda, pelajar begitu mengidolakan artis tersebut. Sesuatu yang dikagumi akan daya tarik, imbuhnya. Hadi menjelaskan, jumlah korban perkosaan terhadap anak-anak pasca keluarnya video porno Ariel begitu memprihatinkan. Para pelaku mengaku sebelum memperkosa, mereka menonton video Ariel. Yang melakukan 16-18 tahun. Seluruh pelaku yang tertangkap polisi mengaku terangsang setelah menyaksikan tayangan seks Ariel, 2 Sementara itu, KPAI dan BKKBN merilis hasil penelitiannya tentang perilaku seksual remaja di Indonesia. KPAI menyebutkan 32 remaja di kota-kota besar pernah melakukan hubungan seksual dan 97 perilaku seksual itu diilhami oleh pornografi. Menurut data hasil survey KPAI, sebanyak 32 remaja usia 14 – 18 tahun di kota-kota besar di Indonesia pernah berhubungan seks. Kota- kota besar yang dimaksud tersebut antara lain Jakarta, Surabaya, dan 1 http:www.eramuslim.comberitanasionalindonesia-naik-2-peringkat-pengklik- terbanyak-pornografi-di-internet.htm diakses tanggal 22 Juni 2010. 2 http:www.kpai.go.idpublikasi-mainmenu-33beritakpai144-kpai-33-anak-diperkosa- gara-gara-video-porno-ariel.html diakses tanggal 26 Juni 2010 Bandung. Dari survei KPAI diketahui bahwa salah satu pemicu utama dari perilaku remaja tersebut adalah muatan pornografi yang diakses via internet. Fakta lainnya yang juga mencengangkan adalah sekitar 21,2 remaja putri di Indonesia pernah melakukan aborsi. Selebihnya, separuh remaja wanita mengaku pernah bercumbu ataupun melakukan oral seks. Survei yang dilakukan KPAI tersebut juga menyebutkan, 97 perilaku seks remaja diilhami pornografi di internet 3 . Sedangkan BKKBN mendapatkan data bahwa 10,2 remaja laki-laki pernah berhubungan seksual. Dalam Survei Kesehatan Reproduksi Indonesia yang dilakukan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional BKKBN dan BPS beberapa waktu lalu dengan responden 1.833 laki-laki dan 9.340 perempuan usia 15-19 tahun, menunjukkan 72 persen laki-laki dan 77 persen perempuan sudah pacaran. Perilaku pacaran 92 persen pegang- pegang tangan, 82,6 persen ciuman, 63 persen meraba-raba dan 10,2 persen anak laki-laki dan 6,3 persen anak perempuan pernah berhubungan seks 4 . Dengan melihat kenyataan ini, apakah pornografi pada media internet benar-benar membawa pengaruh terhadap perilaku seksual remaja? Lalu apa pengaruhnya? Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dijelaskan di atas, maka penulis merasa terdorong untuk membuat penelitian dalam bentuk narasi tentang pengaruh pornografi terhadap perilaku seksual remaja. Dan penelitian skripsi ini penulis beri judul “Pengaruh Pornografi Media Internet Terhadap Perilaku Seksual Remaja Studi Kasus Remaja Desa Cisetu Kecamatan Rajagaluh Kabupaten Majalengka” 3 http:www.kpai.go.idpublikasi-mainmenu-33beritakpai119-32-persen-remaja- indonesia-pernah-berhubungan-seks.html diakses tanggal 30 Juni 2010 4 http:www.bkkbn.go.idWebsDetailBerita.php?MyID=1756 diakses tanggal 30 Juni 2010

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah