Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek Indonesia, 2010.
B. Prospek Perusahaan Pertambangan Di Bursa Efek Indonesia
Saham batu bara mulai bergairah seiring adanya proses pemulihan ekonomi global, salah satunya kebutuhan energi listrik yang murah akan terus meningkat. Hal
ini mengakibatkan kenaikan permintaan batu bara dan harga jualnya mampu mendorong peningkatan kinerja usaha dan keuangan perusahaan yang bergerak di
bisnis ini. Hal ini sejalan dengan mulai meningkatnya harga minyak dunia yang saat krisis permintaan dan harganya menurun.
Laporan keuangan kuartal I tahun 2009 perusahaan publik yang bergerak di pertambangan batu bara memicu minat investor untuk membeli saham di sektor ini.
Kinerja yang ditunjukkan sejumlah emiten batu bara cukup baik. PT Adaro Enegy Tbk. ADRO, misalnya pada kuartal I tahun 2008 masih merugi Rp 12 miliar, tetapi
kuartal I tahun 2009 laba bersihnya meningkat ke angka Rp 1,14 triliun naik 9.642. Lalu, laba bersih PT Indo Tambangraya Megah Tbk. naik dari Rp 18,95
miliar menjadi Rp 101,76 miliar 437,01, PT Bayan Resources Tbk. BYAN meningkat 587 dari Rp 16,49 miliar menjadi Rp 113,22 miliar. Sementara itu, laba
bersih PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. PTBA naik 220 dari Rp 286,4 miliar ke level Rp 920,6 miliar.
Saham-saham tambang batu bara naik dengan pesat. Selama Januari sampai Juni 2009 hampir semua harga saham pertambangan, termasuk saham batu bara mulai
menunjukkan kinerjanya. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, kenaikan tertinggi diraih oleh PT. Bayan Resources dari Rp 890 per 30 Januari naik 489,89 menjadi
Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek Indonesia, 2010.
Rp 5.250 per 29 Juni 2009. Kemudian saham PT. Bumi Resources BUMI naik 279,59 dari Rp 510 menjadi Rp 1.890
Saham PTBA dan BUMI terlihat memiliki nilai ROE yang lebih tinggi dari nilai ROE rata-rata sektor pertambangan sebesar 35. Menunjukkan nilai positif
prospek pertumbuhan saham perusahaan pertambangan dalam jangka panjang dua tahun ke depan, meskipun pelemahan harga komoditas tambang akan mengganggu
kinerja usaha dalam jangka pendek. Meski demikian, ketika berinvestasi di saham batu bara, yang perlu
diperhatikan adalah bagaimana perusahaan batu bara itu mengelola utang perusahaan agar kinerja arus kasnya terjaga dan peningkatan jumlah cadangan batu bara, untuk
menjamin kelangsungan produksi jangka panjang. Hindari saham perusahaan tambang batu bara yang memiliki jumlah cadangan kecil, tetapi kondisi utang
perusahaan relatif besar bila dibanding nilai penjualannya.Supaya investor fokus berinvestasi di saham perusahaan tambang batu bara yang jumlah cadangannya besar,
dan memiliki basis konsumen yang kuat baik di dalam maupun luar negeri. Selain itu, kondisi keuangan yang baik dengan porsi utang yang kecil dari nilai ekuitasnya,
sehingga perusahaan itu masih mampu menciptakan pertumbuhan laba bersih yang sangat baik.
Adanya proses pemulihan ekonomi global, maka kebutuhan energi listrik yang murah akan terus meningkat sehingga akan terjadi kenaikan permintaan batu
bara, lalu harga jualnya mampu mendorong peningkatan kinerja usaha dan keuangan perusahaan. Seperti halnya PTBA, sekarang terus memasok kebutuhan batu bara di
Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek Indonesia, 2010.
dalam negeri. Proyek yang sedang ditangani adalah PLTU 4 x 600 MW di Tanjung Enim, proyek kereta api dan pembangunan rel baru dari Tanjung Enim ke Lampung.
Proyek-proyek itu nantinya membutuhkan volume batu bara sebesar 20 juta ton dan sampai saat ini pryoyek masih dalam proses. Semua proyek tersebut mulai dikerjakan
tahun 2009-2010, dan direncanakan selesai tahun 2013-2014. Dengan proyek itu, manajemen menargetkan setelah tahun 2014 terjadi peningkatan skala volume
produksi menjadi 50 juta ton per tahun. Perusahaan sudah menetapkan kapan dan bagaimana mencapai produksi 50 juta ton per tahun. Namun, target yang
memungkinkan di tahun 2013 mempunyai kapasitas terpasang sebesar 22 juta ton per tahun dan saat ini hanya 50 yang sanggup dihasilkan karena keterbatasan jalur
kereta api Harga jual batu bara PTBA periode Januari sampai Maret 2009, baik untuk
pasar domestik maupun pasar ekspor, naik signifikan dibanding harga jual batu bara periode yang sama tahun 2008. Harga jual rata-rata tertimbang batu bara pasar
domestik naik 79 menjadi Rp 737 ributon dan harga jual rata-rata batu bara PTBA periode Januari-Maret 2009 juga naik, yaitu 4 menjadi 2,82 juta ton. Sementara itu,
posisi kas dan setara kas PTBA per 31 Maret 2009 tercatat sebesar Rp 3,58 triliun, atau naik 70 dibanding kas dan setara kas periode yang sama tahun 2008.
Perusahaan menargetkan volume penjualan tahun 2009 naik 13 menjadi 14,5 juta ton.
Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek Indonesia, 2010.
Di sini bisa kita lihat, di samping harga batu bara yang cenderung meningkat ke depan, para pengelola perusahaannya terus berupaya memberikan nilai tambah
kepada investor, agar sektor pertambangan khususnya batu bara ini tetap diminati.
C. Profil Perusahaan Pertambangan yang terdatar di Bursa Efek Indonesia