Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek Indonesia, 2010.
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PERTAMBANGAN
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
A. Sejarah Bursa Efek Indonesia
Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak zaman kolonial Belanda dan tepatnya
pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC. Meskipun pasar modal
telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal
mengalami kevakuman. Hal tersebut disebakan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah
Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagaimana semestinya.
Bursa efek merupakan satu lembaga perantara investor dengan perusahaan Indonesia. Melalui bursa efek ini investor dapat membeli saham perusahaan yang
diinginkan dan sebaliknya melalui bursa ini juga perusahaan dapat memperoleh sejumlah dana melalui sejumlah penjualan sahamnya. Hal-hal mengenai tata cara jual
beli saham ini telah diatur oleh bursa efek dengan cara yang sistematis. Bursa efek Indonesia berawal dari pendirian bursa di Batavia oleh pemerintah Hindia Belanda
pada tanggal 14 Desember 1912. Sekuritas yang diperdagangkan adalah saham dan obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah Hindia Belanda dan sekuritas lainnya.
Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek Indonesia, 2010.
Perkembangan bursa efek di Batavia sangat pesat sehingga mendorong pemerintah Belanda membuka bursa efek Surabaya pada tanggal 11 Januari 1925 dan
bursa efek Semarang pada tanggal 1 Agustus 1952. Kedua bursa ini kemudian ditutup karena terjadinya gejolak politik Eropa pada awal tahun 1939. Bursa Efek Indonesia
pun akhirnya ditutup karena terjadinya perang dunia kedua, sekaligus menandai berakhirnya aktivitas pasar modal di Indonesia.
Pasar modal di Indonesia kembali digiatkan dengan dibukanya kembali Bursa Efek Jakarta BEJ pada tanggal 3 Juni 1952. Pada tahun 1958 kegiatan Bursa Efek
Jakarta kembali dihentikan karena adanya inflasi dan resesi ekonomi. Hal ini tak berlangsung lama sebab Bursa Efek Jakarta dibuka kembali dan akhirnya mengalami
kebangkitan pada tahun 1970. Kebangkitan ini disertai dengan dibentuknya Tim Uang dan Pasar Modal, disusul dengan tahun 1976 berdirinya BAPEPPAM Badan
Pelaksana Pasar Modal serta berdirinya perusahaan investasi PT. Dana Reksa. Kebangkitan ini didukung dengan diresmikannya aktivitas perdagangan di Bursa
Efek Jakarta oleh presiden Soeharto pada tahun 1977. Pemerintah mengeluarkan kebijakan paket deregulasi Desember 1987 dan
Desember 1988 tentang diperbolehknnya swastanisasi bursa efek . Paket deregulasi ini kemudian mendorong Bursa Efek Jakarta berubah menjadi PT. Bursa Efek Jakarta
pada tanggal 13 juli 1992. Pemilik saham adalah perusahaan efek yang menjadi anggota bursa. Pada tahun itu juga BAPEPPAM yang awalnya sebagai badan
pelaksana pasar modal kerja berubah menjadi badan pengawas pasar modal.
Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek Indonesia, 2010.
Pertumbuhan bursa efek pada tahun-tahun berikutnya menjadi semakin cepat, terutama sejak dilakukan sistem otomasi perdagangan pada tanggal 25 Mei 1995.
Semua indikator perdagangan seperti nilai , volume dan frekuensi transaksi menunjukkan pertumbuhan yang luar biasa. Pada tahun 2007, rata-rata transaksi
menunjukkan pertumbuhan luar biasa . pada tahun 2007, rata-rata nilai transaksi telah mencapai angka di atas Rp 4,3 triliun per hari. Bahkan pada tahun 2008, sampai
dengan semerter pertama , rata-rata nilai transaski harian meningkat menjadi Rp 5,6 triliun. Meskipun pada semester II, terjadi penurunan karena ada krisis suprime di
Amerika yang mempengaruhi semua bursa di dunia tidak terkecuali Indonesia, akan tetapi rata-rata nilai transaksi pada tahun 2008 masih lebih tinggi dari tahun 2007
yaitu sebesar Rp 4,5 triliun. Angka-angka tersebut meningkat luar biasa jika dibandingkan dengan awal-awal swastanisasi bursa efek atau sebelum diberlakukn
otomasi perdagangan. Pada tahun 1994 , rata-rata nilai transaksi hanya sebesar Rp 104 miliar per hari. Hal ini berarti dalam kurun waktu 14 tahun rata-rata nilai
transasksi harian telah meningkat sebesar lebih kurang 4000 . Seiring dengan perkembangan pasar dan tuntutan untuk lebih meningkatkan
efisiensi serta daya saing di kawasan regional, maka efektif tanggal 3 desember 2007 secara resmi PT. Bursa Efek Jakarta digabung dengan PT. Bursa Efek Surabaya dan
beganti nama menjadi PT. Bursa Efek Indonesia.
Juliani : Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Saham Pada Sektor Pertambangan Di Bursa Efek Indonesia, 2010.
B. Prospek Perusahaan Pertambangan Di Bursa Efek Indonesia