Latar Belakang Profil protein jaringan otot daging ayam potong pra-penyembelihan electrical stunning dan non electrical stunning

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kualitas kehidupan masyarakat yang sehat memerlukan adanya kebutuhan pangan yang sempurna. Salah satu pangan yang sempurna adalah terpenuhinya komposisi gizi berupa protein sebagai zat pembangun dan pengatur dalam tubuh. Sumber protein terbesar dalam tubuh adalah daging Winarno, 2002. Diantara sumber protein daging yang banyak dikonsumsi adalah daging ayam. Pusat Informasi dan Pasar Unggas Nasional Pinsar menyebutkan bahwa produksi ayam potong nasional tahun 2014 mencapai hingga 2,4 miliar ekor. Pemilihan ayam potong sebagai sumber protein dikarenakan harganya yang relatif murah, mudah diperoleh dan mudah dalam pengolahan Winedar et al., 2006. Pemenuhan daging ayam potong sebagai sumber protein dari hari kehari semakin meningkat. Hal ini membuat Rumah Potong Hewan RPH, harus memenuhi kebutuhan daging ayam potong tersebut. Namun, sebagian besar RPH di Indonesia belum memiliki sertifikat halal. Faktanya adalah dari 700 RPH di seluruh Indonesia hanya 120 RPH yang disertifikasi halal oleh MUI LPPOM MUI, 2012. Salah satu perhatian khusus terhadap aspek kehalalan produk pangan hewan ternak adalah terkait dengan pra-penyembelihan, penyembelihan dan pasca-penyembelihan Farouk, 2013. Salah satu riwayat Hadist nabi menyatakan; 2 “Bahwasanya Allah memerintahkan berbuat baik atas segala sesuatu, jika kalian membunuh, bunuhlah yang baik dan jika kamu menyembelih, sembelihlah dengan baik, hendaklah diantara kamu menajamkan pisaunya dan mempercepat mematikan sembelihannya” HR. Muslim dari Syaddad bin Aus ra.. Berdasarkan Hadits tersebut, perlu adanya penanganan penyembelihan dengan metode yang islami baik cara maupun penyiapan prasarananya. Saat ini banyak dilakukan penyembelihan secara modern, yaitu banyaknya jumlah hewan yang disembelih dalam satu waktu sehingga memerlukan waktu yang sangat cepat dan dibutuhkan perlakuan khusus untuk penyembelihannya. Salah satu perlakuan khusus tersebut adalah pemberian electrical stunning atau pemingsanan dengan cara melemahkan hewan sebelum proses penyembelihan menggunakan arus listrik. Banyak ulama yang melarang adanya proses tersebut, namun sebagian ulama yang membolehkan harus sesuai dengan syarat bahwa hewan tidak mati sebelum disembelih dan tidak membuat cidera permanen pada hewan Prastowo, 2014. Menurut Yenrina et al. 2010, penggunaan electrical stunning dapat menyebabkan ayam potong mati sebelum dilakukan proses penyembelihan mencapai sekitar 10 –35 kematian. Hal ini dapat terjadi karena dari kekuatan setiap hewan terhadap proses stunning sangat bervariasi, dipengaruhi oleh kondisi tubuh hewan, usia dan lainnya. Misalnya pada ayam potong jenis betina memiliki hambatan listrik lebih tinggi dibanding ayam potong jantan sehingga dibutuhkan arus listrik yang sesuai dengan kondisi ayam potong masing-masing Rawles et al, 1995. 3 Menurut Reilly 1994 electrical stunning dengan tegangan listrik sebesar 220 V selama 4 detik dapat menyebabkan kerusakan otak pada ayam broiler yang parah hingga menyebabkan kematian, akibatnya cara ini termasuk cara yang menyiksa hewan dan menjadikan kehalalannya diragukan. Berdasarkan syarat penyembelihan dengan electrical stunning halal, tegangan listrik yang digunakan harus sebesar 10-25 V selama 5-10 detik melalui waterbath LPPOM MUI, 2012. Perbedaan daging ayam potong yang diperoleh melalui pra-penyembelihan yang sudah ataupun belum memperhatikan aspek kehalalan, dapat dilakukan dengan pemeriksaan terhadap protein biomarker spesifik. Protein biomarker adalah protein yang terekspresi secara spesifik dengan adanya perlakuan tertentu sebagai akibat dari respon fisiologi dan neurologis yang terjadi baik di dalam maupun di luar sel. Protein biomarker ini berkaitan dengan pengembangan metode analisa kehalalan pangan khususnya bersumber dari ayam potong yang dilakukan pra-penyembelihan berbeda Bendixen , 2005. Penelitian sebelumnya telah dilakukan oleh Doherty et al., 2004 yang menyatakan pertumbuhan ayam potong sejak usia 1 hari hingga 27 hari yang disembelih dengan gas stunning CO 2 , menunjukkan tingkat ekspresi protein yang berbeda setiap sampelnya. Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Zaman et al., 2012 melalui perbedaan metode penyembelihan ayam potong dengan memutus leher hingga terpisah dari badannya dan hanya memutus tiga saluran, menunjukkan karakteristik protein yang terekspresi pada daerah bobot molekul 45-66 kDa. Selain itu metode pra-penyembelihan berbeda telah dilakukan oleh Samah et al.,2011 yang menunjukkan bahwa ayam potong akibat perlakuan 4 stunning dengan arus listrik 0,75 A dan 70 V menghasilkan spot protein yang relatif berbeda jika dibandingkan dengan kontrol yang tidak dilakukan stunning. Melalui beberapa metode penyembelihan ayam potong tersebut, hingga saat ini belum banyak informasi atau penelitian yang mengidentifikasi profil protein biomarker yang diisolasi dari jaringan otot daging ayam potong dengan pra-penyembelihan yang berbeda terutama dengan perlakuan electrical stunning pada rentang berat tubuh atau usia yang berbeda. Jaringan otot merupakan salah satu jenis sel yang paling banyak pada daging dan bersifat kontraktil serta memiliki fungsi khusus dalam metabolisme yang sangat bergantung pada sejumlah besar protein di dalam bagian jenis dan bagian dagingnya Ohlendieck, 2011. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi protein-protein spesifik yang terekspresi pada jaringan otot daging ayam potong yang dilakukan dengan pra-penyembelihan berbeda yakni melalui electrical stunning dan non electrical stunning. Hasil analisis proteomik ini diharapkan dapat diperoleh informasi mengenai beberapa jenis protein berbeda yang terekspresikan di dalam jaringan otot daging ayam potong. Selain itu, analisis proteomik juga diarahkan untuk memetakan profil protein spesifik yang nantinya dapat digunakan sebagai kandidat biomarker untuk analisa kehalalan produk pangan. 5

1.2 Rumusan Masalah