19 5. Kaki binatang yang akan disembelih dipegang kuat-kuat atau diikat.
6. Mengucap basmalah, kemudian alat penyembelihan digoreskan pada leher binatang yang disembelih sehingga memutuskan jalan makan, minum, nafas,
serta urat nadi kanan dan kiri pada leher binatang Nugroho, 2013.
2.4 Biomarker
Perkembangan ilmu pengetahuan yang sangat pesat dewasa ini, memungkinkan saling menunjangnya perkembangan berbagai disiplin ilmu
pengetahuan. Beberapa kemajuan tersebut antara lain adalah perkembangan ilmu biologi molekuler yang memungkinkan diperolehnya suatu marker penanda gen
Widodo, 2003. Marker dalam teknik uji hayati, dapat mengetahui metabolit atau
perangkat metabolit yang dapat dipakai untuk menguji ketidaknormalan dalam suatu sistem biologis. Marker penanda secara kimiawi dapat mengetahui banyak
senyawa yang akan ditentukan. Marker ini dapat pula disebut sebagai senyawa penciri yang bersifat aktif. Senyawa penciri dapat bersifat aktif dan tidak aktif,
tapi bersifat stabil selama proses. Pencirian ini dapat dimasukkan pada suatu metode identifikasi senyawa murni dan juga metode untuk menentukkan golongan
apa yang terdapat dalam campuran kasar Robinson, 1995. Biomarker adalah protein, lemak atau makromolekul lain yang dapat
diukur secara objektif dan berhubungan dengan proses biologis, mekanisme regulasi atau respons terhadap suatu intervensi terapeutik Mueller, 2008.
Biomarker dipahami sebagai suatu biomolekul yang timbul akibat suatu proses fisiologik maupun patologik Capelastegui et al, 2006. Secara lebih spesifik,
20 sebuah biomarker menunjukkan perubahan dalam ekspresi atau keadaan protein
yang berkorelasi dengan perlakuan yang diberikan Michels et al., 2003.
2.5 Proteomik
Semua sifat dan mekanisme biologis yang terkait dengan aktifitas makhluk hidup dikendalikan oleh serangkaian gen dan tingkat ekspresi protein pada
makhluk hidup tersebut. Sifat-sifat biologis telah banyak dipelajari oleh para ahli genetika, fisiologi, biologi sel dan biokimia yang melakukan berbagai eksperimen
selama puluhan tahun untuk mencirikan mekanisme biologis di balik variabilitas sifat-sifat makhluk hidup. Semua aspek yang berkaitan dengan variabilitas
makhluk hidup dapat ditelusuri melalui pendekatan genomik dan proteomik. Dalam ilmu pertanian serta dalam semua ilmu kehidupan lainnya, pendekatan
genomik dan proteomik merupakan langkah penting dalam menunjang peningkatan kualitas produk dan pengembangan metode produksi ternak yang
lebih berkelanjutan Bendixen, 2005. Menurut definisi klasik, proteomik merupakan kumpulan protein dari
suatu genom Wilkins et al., 1996. Proteomik mengacu pada kajian ilmiah mengenai karakteristik seluruh protein komplemen yang diekspresikan dalam sel
atau suatu jaringan. Tujuan dari pendekatan proteomik adalah untuk memperoleh informasi tentang ekspresi protein seluler, dengan demikian juga mengungkapkan
fungsi gen, untuk menjelaskan bagaimana faktor keturunan dan lingkungan berinteraksi dalam mengontrol fungsi seluler dan membentuk ciri-ciri fisiologis
suatu organisme hidup.
21 Proteomik adalah studi skala besar protein, khususnya struktur dan fungsi.
Proteome adalah komplemen seluruh protein dan proteomik menegaskan kehadiran protein serta menyediakan ukuran langsung dari jumlah ini. Para
ilmuwan sangat tertarik pada proteomik karena memberikan pemahaman yang lebih baik dari suatu organisme dari genomik.
Tujuan dari ekspresi proteomik adalah untuk menemukan penanda molekuler, atau sering disebut biomarker. Eksplorasi biomarker saat ini telah
mendapatkan banyak perhatian dalam semua ilmu biologi, yang dapat digunakan untuk meningkatkan berbagai aplikasi, termasuk metode yang digunakan dalam
produksi dan pengolahan daging Pan et al., 2005.
2.6 Elektroforesis