Penentuan Umur Ekonomis Electrical Disharge Machine (EDM) Untuk Kebijakan Replacement Pada PT. Sarana Bersama Sejahtera

(1)

PENENTUAN UMUR EKONOMIS ELECTRICAL DISCHARGE

MACHINE (EDM) UNTUK KEBIJAKAN REPLACEMENT

PADA PT. SARANA BERSAMA SEJAHTERA

TUGAS SARJANA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh

TIRAMBUN MALAU NIM : 020403060

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

PENENTUAN UMUR EKONOMIS ELECTRICAL DISCHARGE

MACHINE (EDM) UNTUK KEBIJAKAN REPLACEMENT

PADA PT. SARANA BERSAMA SEJAHTERA

TUGAS SARJANA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh

TIRAMBUN MALAU NIM : 020403060

Disetujui oleh:

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

( Ir. Kores Sinaga ) ( Ir. Ukurta Tarigan, MT )

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2008


(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan Tugas Sarjana ini dengan baik.

Tugas Sarjana ini berjudul “Penentuan Umur Ekonomis Electrical

Discharge Machine (EDM) Untuk Kebijakan Replacement Pada PT. Sarana

Bersama Sejahtera”. Tugas sarjana ini ditujukan untuk memenuhi persyaratan

akademis penyelesaian program Sarjana Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa Tugas Sarjana ini belum sepenuhnya sempurna dan masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan Tugas Sarjana ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih, semoga Tugas Sarjana ini bermanfaat bagi pembaca.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PENULIS.


(4)

UCAPAN TERIMAKASIH

Selama penyusunan laporan tugas sarjana ini, penulis banyak mendapatkan dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini dengan hati yang tulus penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Ir. Kores Sinaga, selaku Dosen Pembimbing I atas bimbingan, pengarahan, motivasi, dan masukan yang diberikan dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini.

2. Bapak Ir. Ukurta Tarigan, MT, selaku Dosen Pembimbing II atas bimbingan, pengarahan, dorongan, dan masukan yang diberikan selama penyelesaian Tugas Sarjana ini.

3. Bapak Way Tjong selaku pemilik dan Manager di PT. Sarana Bersama Sejahtera atas bimbingan, informasi serta penyediaan data yang dibutuhkan oleh penulis.

4. Bapak Edison Sitepu selaku pembimbing penulis di PT. Sarana Bersama Sejahtera dan seluruh karyawan PT. Sarana Bersama Sejahtera yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian tugas sarjana ini.

5. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT, selaku Ketua Departemen Teknik Industri yang telah memberikan izin dan yang telah banyak memberikan dukungan, semangat, dan dorongan dalam pelaksanaan Tugas Sarjana ini.

6. Ibunda Tercinta I. Br. Sinurat, yang telah banyak memberikan bantuan dan dukungan moril dan materil, dan semua keluarga besar penulis.


(5)

7. Mas Bowo, Pak Tumijo dan Kak Dina atas bantuan dan tenaga yang telah diberikan dalam memperlancar penyelesaian Tugas Sarjana ini.

8. Alfaber, Franky B, terutama Tongam Herianto, ST yang telah membantu penulis mencari perusahaan untuk tempat penelitian, dan teman-teman Stambuk 2002, 2003 dan 2004, yang telah memberikan semangat dan dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan Tugas Sarjana ini.

9. Ferry Simbolon, ST, Parlindungan Simbolon, ST, teman-teman Baroes Kost, yang telah memberikan semangat dan dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan Tugas Sarjana ini. Dan teman-teman yang pada kesempatan ini belum disebutkan oleh penulis.


(6)

DAFTAR ISI

B A B H A L A M A N

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

RINGKASAN ... xvi

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah ... I-1 1.2. Perumusan Masalah ... I-3 1.3. Tujuan Penelitian ... I-4 1.4. Manfaat Penelitian ... I-4 1.5. Ruang Lingkup Penelitian ... I-5 1.6. Batasan Masalah ... I-5 1.7. Asumsi-asumsi yang Digunakan ... I-6 1.8. Sistematika Penulisan Tugas Sarjana ... I-6


(7)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

B A B H A L A M A N

II. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan... II-1 2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-1 2.3. Organisasi dan Manajemen ... II-2 2.3.1. Struktur Organisasi ... II-3 2.3.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab ... II-4 2.3.3. Tenaga Kerja dan Jam Kerja Perusahaan ... II-10 2.3.3.1. Tenaga Kerja ... II-10 2.3.3.2. Jam Kerja ... II-11 2.3.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas yang Disediakan ... II-13 2.3.5. Fasilitas Pendukung ... II-15 2.4. Proses Produksi ... II-15 2.4.1. Bahan-bahan yang Digunakan ... II-16 2.4.2. Uraian Proses Produksi ... II-18 2.4.3. Mesin dan Peralatan ... II-25 2.4.3.1. Mesin ... II-25 2.4.3.2. Peralatan ... II-31

III. LANDASAN TEORI

3.1. Replacement ... III-1 3.1.1. Konsep Replacement ... III-3


(8)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

B A B H A L A M A N

3.1.3. Umur Peralatan (Equipment Life) ... III-7 3.2. Umur Ekonomis (Economic Life) ... III-8 3.3. Depresiasi ... III-11 3.3.1. Tujuan Depresiasi ... III-12 3.3.2. Metode Depresiasi ... III-13 3.3.3. Perbandingan Metode-metode Depresiasi ... III-22 3.4. Peramalan ... III-23 3.4.1. Klasifikasi Teknik Peramalan ... III-24 3.4.2. Metode Time Series ... III-26 3.4.2.1. Pola Siklis ... III-26 3.4.2.2. Pola Musiman ... III-27 3.4.2.3. Pola Horizontal ... III-27 3.4.2.4. Pola Trend ... III-28 3.4.3. Kriteria Performance Peramalan ... III-31 3.5. Metode Dasar Membuat Studi Ekonomi ... III-33 3.5.1. Metode Nilai Sekarang (Present Worth Method) ... III-33 3.5.2. Metode Nilai Masa Depan (Future Worth Method) ... III-33 3.5.3. Metode Nilai Tahunan (Annual Worth Method) ... III-34


(9)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

B A B H A L A M A N

3.5.4. Metode Tingkat Pengembalian Internal (Internal Rate of Return Method... III-36 3.5.5. Metode Tingkat Pengembalian Eksternal (External

Rate of Return Method) ... III-37 3.6. Biaya (Cost) ... III-38 3.6.1. Klasifikasi Biaya ... III-39 3.6.2. Biaya Berdasarkan Kelompok Sifat Penggunaannya .... III-39

IV. METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... IV-1 4.2. Identifikasi Objek Penelitian ... IV-1 4.3. Pengumpulan Data ... IV-2 4.4. Pengolahan Data ... IV-3 4.5. Analisis Pemecahan Masalah ... IV-4 4.6. Kesimpulan dan Saran... IV-5

V. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data ... V-1 5.1.1. Spesifikasi Electrical Discharge Machine (EDM) ... V-1 5.1.1.1. Spesifikasi Mesin ... V-1 5.1.1.2. Harga Awal Mesin ... V-1


(10)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

B A B H A L A M A N

5.1.2. Perawatan Mesin ... V-3 5.1.2.1. Pembersihan Mesin ... V-3 5.1.2.2. Pembersihan Fluid Tank ... V-4 5.1.2.3. Pembersihan Filter ... V-4 5.1.2.4. Penggantian Pelumas ... V-6 5.1.2.5. Upah Tenaga Kerja dan Harga Bahan Perawatan V-7 5.1.3. Perbaikan Mesin ... V-7 5.1.3.1. Penggantian Filter ... V-8 5.1.3.2. Penggantian Electrode Holder ... V-8 5.1.3.3. Penggantian U-Clamp ... V-9 5.1.3.4. Upah Tenaga Kerja dan Harga Bahan Perbaikan V-10 5.1.4. Waktu Operasi Normal dan Down Time Mesin ... V-11 5.1.5. Upah Operator Mesin ... V-12 5.1.6. Harga Energi Listrik ... V-13 5.1.7. Deflator ... V-14 5.2. Pengolahan Data... V-15 5.2.1. Perhitungan Biaya Operasional Mesin ... V-15 5.2.1.1. Perhitungan Biaya Perawatan ... V-16 5.2.1.2. Perhitungan Biaya Perbaikan ... V-21 5.2.1.3. Perhitungan Biaya Energi Listrik ... V-25


(11)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

B A B H A L A M A N

5.2.1.4. Perhitungan Biaya Upah Operator Mesin ... V-27 5.2.2. Perhitungan Capital Recovery Mesin ... V-28 5.2.3. Perhitungan Biaya Down Time ... V-33

VI. ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

6.1. Perhitungan Nilai Kesetaraan ... VI-1 6.1.1. Perhitungan Nilai Kesetaraan Biaya Operasional ... VI-2 6.1.2. Perhitungan Nilai Kesetaraan Biaya Down Time ... VI-2 6.2. Peramalan Biaya ... VI-4 6.2.1. Peramalan Biaya Operasional ... VI-5 6.2.2. Peramalan Biaya Down Time ... VI-6 6.3. Perhitungan Biaya Tahunan Rata-rata ... VI-6 6.3.1. Perhitungan Biaya Operasional Tahunan Rata-rata ... VI-8 6.3.2. Perhitungan Biaya Down Time Tahunan Rata-rata ... VI-9 6.4. Penentuan Umur Ekonomis Mesin ... VI-11

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan ... VII-1 7.2. Saran ... VII-2

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(12)

DAFTAR TABEL

T A B E L H A L A M A N

2.1. Jenis Produk yang Diproduksi PT. Sarana Bersama Sejahtera ... II-2 2.2. Jumlah Tenaga Kerja PT. Sarana Bersama Sejahtera ... II-11 3.1. Tingkat Depresiasi dengan SOYD pada Aset ... III-17 5.1. Spesifikasi Electrical Discharge Machine ... V-2 5.2. Waktu dan Jumlah Bahan Pembersihan Mesin ... V-4 5.3. Waktu dan Jumlah Bahan Pembersihan Fluid Tank ... V-5 5.4. Waktu dan Jumlah Bahan Pembersihan Filter ... V-5 5.5. Waktu Penggantian dan Jumlah Oli ... V-6 5.6. Upah Tenaga Kerja dan Harga Bahan Perawatan ... V-7 5.7. Waktu Penggantian dan Jumlah Filter ... V-8 5.8. Waktu Penggantian dan Jumlah Electrode Holder ... V-9 5.9. Waktu Penggantian dan Jumlah U-Clamp ... V-9 5.10. Upah Tenaga Kerja dan Harga Bahan Perbaikan ... V-10 5.11. Waktu Operasi Normal dan Down Time Mesin ... V-12 5.12. Upah Operator Mesin ... V-12 5.13. Harga Energi Listrik ... V-13 5.14. Nilai Deflator ... V-14 5.15. Biaya Tenaga Kerja Perawatan Mesin ... V-17 5.16. Biaya Bahan Perawatan Mesin ... V-20 5.17. Biaya Perawatan Mesin ... V-21


(13)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

T A B E L H A L A M A N

5.18. Biaya Tenaga Kerja Perbaikan ... V-23 5.19. Biaya Bahan Perbaikan ... V-24 5.20. Biaya Perbaikan ... V-25 5.21. Biaya Energi Listrik ... V-26 5.22. Biaya Upah Operator Mesin ... V-27 5.23. Biaya Operasional Mesin ... V-28 5.24. Depresiasi dan Nilai Akhir Mesin ... V-30 5.25. Capital Recovery ... V-32 5.26. Biaya Down Time ... V-34 6.1. Nilai Kesetaraan Biaya Operasional ... VI-3 6.2. Nilai Kesetaraan Biaya Down Time ... VI-4 6.3. Peramalan Biaya Oprasional ... VI-5 6.4. Peramalan Biaya Down Time ... VI-7 6.5. Biaya Operasional Tahunan Rata-rata ... VI-10 6.6. Biaya Down Time Tahunan Rata-rata ... VI-12 6.7. Total Biaya Tahunan Rata-rata ... VI-13


(14)

DAFTAR GAMBAR

G A M B A R H A L A M A N

2.1. Struktur Organisasi PT. Sarana Bersama Sejahtera ... II-5 3.1. Konfigurasi Ongkos-ongkos Penggantian ... III-5 3.2. Ilustrasi Fungsi EUAC Suatu Aset ... III-10 3.3. Perbandingan Metode-metode Depresiasi ... III-23 3.4. Taksonomi Peramalan ... III-26 3.5. Pola Siklis ... III-27 3.6. Pola Musiman ... III-27 3.7. Pola Horizontal ... III-28 3.8. Pola Trend ... III-28 4.1. Blok Diagram Prosedur Penelitian ... IV-5 4.2. Blok Diagram Pengolahan Data ... IV-6 6.1. Grafik Biaya Operasional Tahunan Rata-rata, Biaya Down Time

Tahunan Rata-rata, Capital Recovery, Total Biaya Tahunan Rata-rata ... VI-15


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

L A M P I R A N H A L A M A N

1. Flow Procces Chart Pembuatan Pisau Potong Radial ... L-1 2. Gambar Pisau Potong Radial ... L-2 3. Prinsip Kerja Electrical Discharge Machine ... L-3 4. Gambar Electrical Discharge Machine ... L-6 5. Pemilihan Metode Peramalan ... L-9 6. Daftar Bunga Uang ... L-25


(16)

RINGKASAN

PT. Sarana Bersama Sejahtera merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan cetakan dari logam untuk mencetak berbagai jenis cetakan produk plastik, dan komponen-komponen/suku cadang mesin, dimana sistem produksinya berdasarkan pesanan dari pelanggan (make to order) dan dalam proses produksinya perusahaan menggunakan berbagai macam jenis mesin.

Mesin-mesin yang digunakan PT. Sarana Bersama Sejahtera pada proses produksi belum pernah dievaluasi sejak mesin-mesin tersebut dibeli. Dan untuk mesin yang menjadi objek penelitian, yaitu Electrical Discharge Machine (EDM) belum pernah dievaluasi sejak dibeli pada tahun 1994, sehingga pihak perusahaan tidak mengetahui apakah mesin ini masih ekonomis atau menguntungkan digunakan.

Suatu mesin akan ekonomis atau menguntungkan digunakan selama mesin tersebut tidak melewati batas umur ekonomisnya. Penggunaan mesin yang tidak ekonomis atau menguntungkan akan mengakibatkan bertambah besarnya ongkos produksi, sehingga harga produk juga akan meningkat. Untuk mengetahui apakah mesin yang digunakan masih ekonomis atau menguntungkan, maka diperlukan suatu analisa terhadap biaya yang dikeluarkan untuk mengoperasikan mesin tersebut selama umur pakainya. Dalam tugas sarjana ini dicoba untuk melakukan perhitungan umur ekonomis Electrical Discharge Machine berdasarkan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mengoperasikan mesin tersebut. Kriteria perhitungan umur ekonomis adalah total biaya tahunan rata-rata minimum selama umur pakai mesin tersebut, dimana total biaya tahunan rata-rata minimum merupakan batas umur ekonomis dari mesin tersebut.

Untuk mengetahui total biaya tahunan rata-rata, maka dilakukan perhitungan terhadap biaya operasional tahunan, biaya down time tahunan, dan biaya pengembalian modal (capital recovery). Masing-masing biaya disetarakan nilainya ke tahun pembelian yaitu tahun 1994 dengan menggunakan faktor deflator. Sedangkan untuk mengetahui perkiraan biaya-biaya tersebut dimasa yang akan datang maka dilakukan peramalan terhadap masing-masing biaya dengan menggunakan nilai konstannya pada tahun 1994. Hasil peramalan kemudian digunakan untuk menghitung total biaya tahunan rata-rata dari mesin tersebut dengan cara menjumlahkan biaya operasional tahunan rata-rata, biaya down time tahunan rata-rata, dan biaya pengembalian modal.

Dari penelitian ini diperoleh bahwa Electrical Discharge Machine masih ekonomis atau menguntungkan digunakan sampai pada tahun 2026 dengan umur ekonomis 33 tahun dan total biaya tahunan rata-rata minimum Rp. 67.228.211,46 (harga konstan tahun 1994) dengan tingkat suku bunga uang 13%.


(17)

RINGKASAN

PT. Sarana Bersama Sejahtera merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan cetakan dari logam untuk mencetak berbagai jenis cetakan produk plastik, dan komponen-komponen/suku cadang mesin, dimana sistem produksinya berdasarkan pesanan dari pelanggan (make to order) dan dalam proses produksinya perusahaan menggunakan berbagai macam jenis mesin.

Mesin-mesin yang digunakan PT. Sarana Bersama Sejahtera pada proses produksi belum pernah dievaluasi sejak mesin-mesin tersebut dibeli. Dan untuk mesin yang menjadi objek penelitian, yaitu Electrical Discharge Machine (EDM) belum pernah dievaluasi sejak dibeli pada tahun 1994, sehingga pihak perusahaan tidak mengetahui apakah mesin ini masih ekonomis atau menguntungkan digunakan.

Suatu mesin akan ekonomis atau menguntungkan digunakan selama mesin tersebut tidak melewati batas umur ekonomisnya. Penggunaan mesin yang tidak ekonomis atau menguntungkan akan mengakibatkan bertambah besarnya ongkos produksi, sehingga harga produk juga akan meningkat. Untuk mengetahui apakah mesin yang digunakan masih ekonomis atau menguntungkan, maka diperlukan suatu analisa terhadap biaya yang dikeluarkan untuk mengoperasikan mesin tersebut selama umur pakainya. Dalam tugas sarjana ini dicoba untuk melakukan perhitungan umur ekonomis Electrical Discharge Machine berdasarkan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mengoperasikan mesin tersebut. Kriteria perhitungan umur ekonomis adalah total biaya tahunan rata-rata minimum selama umur pakai mesin tersebut, dimana total biaya tahunan rata-rata minimum merupakan batas umur ekonomis dari mesin tersebut.

Untuk mengetahui total biaya tahunan rata-rata, maka dilakukan perhitungan terhadap biaya operasional tahunan, biaya down time tahunan, dan biaya pengembalian modal (capital recovery). Masing-masing biaya disetarakan nilainya ke tahun pembelian yaitu tahun 1994 dengan menggunakan faktor deflator. Sedangkan untuk mengetahui perkiraan biaya-biaya tersebut dimasa yang akan datang maka dilakukan peramalan terhadap masing-masing biaya dengan menggunakan nilai konstannya pada tahun 1994. Hasil peramalan kemudian digunakan untuk menghitung total biaya tahunan rata-rata dari mesin tersebut dengan cara menjumlahkan biaya operasional tahunan rata-rata, biaya down time tahunan rata-rata, dan biaya pengembalian modal.

Dari penelitian ini diperoleh bahwa Electrical Discharge Machine masih ekonomis atau menguntungkan digunakan sampai pada tahun 2026 dengan umur ekonomis 33 tahun dan total biaya tahunan rata-rata minimum Rp. 67.228.211,46 (harga konstan tahun 1994) dengan tingkat suku bunga uang 13%.


(18)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Dalam proses produksi suatu perusahaan, mesin tidak dapat digunakan selamanya, karena setiap mesin mempunyai batasan umur tertentu dalam pengoperasiannya. Setiap mesin yang digunakan dalam proses produksi biasanya dioperasikan terus-menerus sampai mesin tersebut tidak dapat lagi digunakan karena rusak, ataupun karena sudah terlalu banyak biaya operasional yang dikeluarkan untuk mesin tersebut, baik untuk perawatan, perbaikan, pemakaian energi, dan lain sebagainya.

Pertambahan umur suatu mesin seiring dengan penurunan kehandalan atau kondisi dari mesin tersebut. Dengan menurunnya kehandalan dari mesin maka biaya operasional yang dikeluarkan untuk perbaikan, perawatan untuk mesin tersebut juga akan meningkat. Peningkatan biaya operasional mesin akan mengakibatkan bertambah besarnya ongkos produksi, yang mengakibatkan harga produk juga akan meningkat. Oleh karena itu, masalah penggantian (replacement problem) memerlukan analisis ekonomi teknik yang baik agar dapat diperoleh informasi yang dibutuhkan untuk membuat keputusan apakah aset yang ada saat ini masih dapat diteruskan atau sudah harus dihentikan penggunaannya.

PT. Sarana Bersama Sejahtera merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan cetakan dari logam untuk mencetak berbagai jenis cetakan produk plastik, dan komponen-komponen/suku cadang mesin.

I-1


(19)

Dalam proses produksinya perusahaan menggunakan berbagai macam jenis mesin pengerjaan logam untuk membuat produknya, seperti mesin bubut, mesin milling, mesin gerinda, Electrical Discharge Machine (EDM), dan lain sebagainya.

PT. Sarana Bersama Sejahtera berproduksi berdasarkan pesanan dari pelanggan (make to order), dengan demikian perusahaan harus berusaha memuaskan pelanggannya supaya dapat bersaing dengan perusahaan lain yang bergerak dalam bidang yang sama. Kepuasan pelanggan tersebut antara lain menyangkut waktu pengerjaan yang tepat, kualitas baik dan harga yang bersaing. Untuk memenuhi kepuasan pelanggan tersebut salah satunya dapat dilakukan dengan menggunakan mesin produksi yang mempunyai kinerja baik, tetapi ekonomis atau menguntungkan untuk dioperasikan. Mesin akan ekonomis atau menguntungkan digunakan selama mesin tersebut tidak melewati batas umur ekonomisnya, yaitu jangka waktu pemakaian mesin dimana mesin tersebut memiliki total biaya tahunan rata-rata terkecil dan menguntungkan.

Pada PT. Sarana Bersama Sejahtera, semua mesin yang digunakan pada proses produksi belum pernah dievaluasi sejak mesin-mesin tersebut dibeli, walaupun ditinjau dari kondisi ataupun kinerja, mesin-mesin tersebut masih dapat beroperasi dengan baik. Dan untuk mesin yang menjadi objek penelitian, yaitu Electrical Discharge Machine (EDM) belum pernah dievaluasi sejak dibeli pada tahun 1994. Kondisi/kinerja mesin ini juga tergolong baik walaupun secara fisik mesin tersebut mempunyai cacat seperti sudah buramnya display mesin, kurangnya tingkat sensitifitas tombol-tombol mesin.


(20)

Sampai saat ini, pihak perusahaan tidak mengetahui apakah mesin yang masih digunakan pada proses produksi masih ekonomis atau menguntungkan digunakan, selanjutnya kapan harus dilakukan penggantian (replacement) terhadap mesin tersebut. Seperti penjelasan sebelumnya, salah satu hal yang disebabkan karena penggunaan mesin yang tidak ekonomis atau menguntungkan adalah harga produk yang kurang bersaing karena semakin bertambah besarnya ongkos produksi pembuatan produk yang menyebabkan kepuasan pelanggan akan harga yang bersaing tidak dapat dipenuhi.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan pada PT. Sarana Bersama Sejahtera yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu belum pernah dilakukannya evaluasi atau perhitungan umur ekonomis Electrical Discharge Machine (EDM), sehingga pihak perusahaan tidak mengetahui berapa umur ekonomis dan kapan penggantian terhadap mesin tersebut harus dilakukan.

Berdasarkan hal ini maka perlu dilakukan perhitungan umur ekonomis untuk menentukan umur ekonomis dan waktu penggantian terhadap EDM. Dan lebih jauh lagi untuk menghindari terjadinya penggunaan mesin yang tidak ekonomis atau tidak menguntungkan yang menyebabkan kurang bersaingnya harga produk karena semakin bertambah besarnya ongkos produksi pembuatan produk. Selain itu juga berguna sebagai bahan pertimbangan untuk pembuatan kebijakan penggantian (replacement) terhadap EDM.


(21)

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Menghitung total biaya tahunan rata-rata minimum selama umur pakai Electrical Discharge Machine

2. Menentukan umur ekonomis dan waktu penggantian (replacement) Electrical Discharge Machine

3. Menghitung capital recovery, biaya operasional dan biaya down time tahunan rata-rata Electrical Discharge Machine pada saat mencapai umur ekonomis

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak, yaitu:

1. Bagi Perusahaan

a. Sebagai bahan masukan bagi perusahaan tentang keadaan perusahaan dari sudut pandang pendidikan

b. Untuk memberikan informasi tentang keadaan Electrical Discharge Machine yang dioperasikan saat ini ditinjau dari segi umur ekonomisnya masih layak atau tidak untuk dipertahankan penggunaannya

c. Membantu pihak perusahaan untuk melakukan pengevaluasian umur ekonomis mesin lain yang masih digunakan saat ini

d. Membantu pihak perusahaan untuk penentuan kebijakan replacement terhadap mesin-mesin yang digunakan saat ini.


(22)

2. Bagi Fakultas

a. Menciptakan kerjasama antara Perusahaan dengan Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara, khususnya Departemen Teknik Industri Program Studi Strata-1 Reguler

b. Memperluas pengenalan Fakultas Teknik, Departemen Teknik Industri Program Strata-1 Reguler, Universitas Sumatera Utara Medan

3. Bagi Mahasiswa

a. Dapat melihat, mengetahui secara langsung berbagai macam kegiatan yang terjadi dalam perusahaan

b. Bagi penulis sendiri dapat berkesempatan mengembangkan dan menerapkan pengetahuan yang diperoleh dalam perkuliahan

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang Lingkup dalam penelitian ini adalah:

1. Penelitian dilakukan pada PT. Sarana Bersama Sejahtera, yang bergerak dalam bidang pengerjaan bahan-bahan logam

2. Mesin yang menjadi objek penelitian adalah Electrical Discharge Machine yang digunakan pada PT. Sarana Bersama Sejahtera

1.6. Batasan Masalah

Dalam proses penelitian ini, diperlukan pembatasan masalah agar tidak ada penyimpangan dari tujuan yang ditetapkan dalam penelitian. Pembatasan masalah tersebut adalah sebagai berikut:


(23)

1. Penelitian dilakukan pada Electrical Discharge Machine yang masih beroperasi sampai pada saat penelitian ini dilakukan

2. Penelitian dilakukan untuk menentukan umur ekonomis dari Electrical Discharge Machine

3. Alat yang digunakan sebagai studi umur ekonomis tersebut adalah total biaya tahunan rata-rata

4. Kriteria penentuan/perhitungan umur ekonomis mesin didasarkan pada total biaya tahunan rata-rata minimum selama umur pakai dari Electrical Discharge Machine.

1.7. Asumsi-asumsi yang Digunakan

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Mesin beroperasi secara normal sesuai panduan teknis dari mesin tersebut 2. Mesin dioperasikan oleh operator yang mempunyai pengalaman dalam

mengoperasikan mesin tersebut

3. Tidak ada faktor eksternal mesin yang menyebabkan mesin tidak beroperasi 4. Perhitungan umur ekonomis didasarkan pada harga konstan tahun pembelian,

sehingga faktor eksternal yang mempengaruhi perhitungan umur ekonomis dianggap tidak berubah selama umur teknis mesin

1.8. Sistematika Penulisan Tugas Akhir


(24)

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini diuraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup dan asumsi yang digunakan, serta sistematika penulisan tugas akhir.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Pada bab ini memuat secara ringkas tentang profil perusahaan meliputi sejarah perusahaan, ruang lingkup bidang usaha, lokasi perusahaan dan struktur organisasi, uraian proses produksi, mesin/peralatan yang digunakan

BAB III LANDASAN TEORI

Pada bab ini diuraikan secara lengkap teori-teori dan konsep-konsep yang dipakai dan berhubungan dengan pemecahan masalah yang dirumuskan untuk mencapai tujuan dan sasaran studi.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi metodologi penelitian yang digunakan sebagai kerangka pemecahan masalah, baik dalam pengumpulan data maupun dalam menganalisis data yang diperoleh.

BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Berisi tentang pengumpulan data dan metode-metode pengumpulan data yang digunakan. Dan juga berisi pengolahan data yang diperlukan dalam analisis sesuai dengan tujuan penelitian.


(25)

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

Berisi tentang analisa dari hasil penelitian yang dilakukan untuk memperoleh kesimpulan yang diinginkan dari penelitan. Pada bab ini dipaparkan hasil pengolahan data dan dibandingkan dengan keadaan yang ada di lapangan.

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

Memuat hasil yang diperoleh dari pengolahan data, analisis dan evaluasi. Serta saran-saran yang diusulkan berdasarkan pengolahan data yang dilakukan.


(26)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PT. Sarana Bersama Sejahtera (PT. SBS) merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan cetakan dari logam untuk mencetak berbagai jenis cetakan produk plastik, dan suku cadang mesin. PT. Sarana Bersama Sejahtera berbentuk Badan Usaha Penanaman Modal Asing (PMA).

PT. Sarana Bersama Sejahtera didirikan pada tanggal 5 Maret 1991 dengan akta notaris No. 11 tahun 1991 yang ditandatangani oleh Notaris Soeparno, SH. PT. Sarana Bersama Sejahtera berlokasi di Jl. Tembung Raya No. 7A, Kecamatan. Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara.

Berdasarkan akta pendirian tersebut, maksud dan tujuan perusahaan adalah melakukan usaha di bidang:

1. Melakukan usaha pembuatan suku cadang mesin baik untuk industri pengolahan kayu, karet, dan lain-lain.

2. Mendirikan dan melaksanakan usaha perwakilan dan keagenan perusahaan baik di dalam maupun di luar negeri.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT. Sarana Bersama Sejahtera merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi komponen-komponen industri yang memiliki ketelitian yang tinggi, komponen tersebut dapat berupa komponen tunggal atau berupa rakitan. Bahan

II-1


(27)

baku yang digunakan hampir semuanya didatangkan dari dalam negeri. Produk jadi dari perusahaan ini seluruhnya akan ditujukan ke dalam negeri, dan untuk saat ini permintaan hanya berasal dari industri-industri yang berada di Sumatera Utara. Kebijakan yang dipilih oleh PT. Sarana Bersama Sejahtera dalam melaksanakan pembuatan atau perakitan produk adalah berdasarkan adanya pesanan dari konsumen/pelanggan (make to order). Produk yang dihasilkan oleh PT. Sarana Bersama Sejahtera termasuk dalam klasifikasi barang industri.

Jenis produk yang dapat diproduksi oleh PT. Sarana Bersama Sejahtera adalah seperti yang terdapat pada Tabel 2.1, sesuai permintaan pada bulan Juli-Agustus 2007.

Tabel 2.1. Jenis Produk yang Diproduksi PT. Sarana Bersama Sejahtera No. Nama Komponen Jumlah Permintaan (unit)

1 Pisau Potong Plastik 20

2 Pisau Potong Roda Mati 20

3 Pisau Potong Radial 150

4 Pisau Mesin Gulung Ban 8

5 Roda Penekan Tread Samping Mesin STB 10

6 Roda Penekan Ply 10

7 Piringan mesin Gulung Kawat 5

Sumber : PT. Sarana Bersama Sejahtera

2.3. Organisasi dan Manajemen

Organisasi merupakan sekumpulan orang yang bekerja untuk mencapai suatu tujuan yang sama dan diantara mereka diberikan pembagian tugas untuk pencapaian tujuan tersebut. Struktur organisasi merupakan gambaran skematis


(28)

tentang hubungan-hubungan dan kerjasama diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian yang menggerakkan organisasi untuk mencapai tujuan.

Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan daripada sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perusahaan yang terdiri dari beberapa bagian aktivitas yang berbeda-beda harus dikoordinasikan sedemikian rupa sehingga dapat mencapai target dan sasaran perusahaan. Dalam hal pengorganisasian dari bagian-bagian yang berbeda diperlukan suatu struktur organisasi yang dapat mempersatukan sumber daya dengan cara yang teratur. Struktur organisasi yang baik adalah struktur organisasi yang fleksibel dalam arti hidup, berkembang, bergerak sesuai dengan kondisi yang sedang dihadapi oleh perusahaan.

2.3.1. Struktur Organisasi

Struktur organisasi bagi suatu perusahaan mempunyai peranan yang penting di dalam menentukan dan memperlancar jalannya roda perusahaan. Pendistribusian tugas, wewenang dan tanggung jawab serta keselarasan hubungan satu bagian dengan bagian yang lain dapat digambarkan dalam suatu struktur organisasi. Dengan demikian diharapkan adanya suatu kejelasan arah dan koordinasi untuk mencapai tujuan perusahaan dan masing-masing karyawan dapat mengetahui dengan jelas dari mana perintah itu datang dan kepada siapa harus dipertanggungjawabkan hasil pekerjaannya.


(29)

Struktur organisasi PT. Sarana Bersama Sejahtera adalah berbentuk gabungan lini, fungsional dan staff. Dalam hubungan garis, bawahan hanya mengenal seorang atasan. Bawahan tersebut hanya menerima tugas, tanggungajawab, wewenang serta haknya dari atasannya tersebut. Hubungan lini dalam struktur organisasi ini seperti yang terlihat pada bagian administrasi bagian produksi dan bagian perawatan mempunyai hubungan lini dengan Kabag Teknik. Perusahaan ini juga mengaplikasikan struktur organisasi berbentuk fungsional yang berarti pembagian tugas juga dilakukan berdasarkan fungsi-fungsi yang membentuk hubungan fungsional. Contoh hubungan ini terlihat pada bagian keamanan dan bagian perawatan mempunyai hubungan fungsional dengan manajer keuangan. Selain itu perusahaan juga mengaplikasikan struktur organisasi berbentuk staff yang berarti hanya memberikan masukan bagi atasan dan tidak dapat memberi perintah kepada bawahan. Contoh hubungan ini terlihat pada hubungan sekretaris dengan Direktur. Bentuk struktur organisasi PT. Sarana Bersama Sejahtera dapat dilihat pada Gambar 2.1.

2.3.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

Untuk menjalankan aktivitas sehari-hari dalam suatu organisasi dibutuhkan personil yang memegang jabatan tertentu dalam organisasi, dimana tiap personil mempunyai tugas, wewenang dan tanggung jawab yang jelas.


(30)

DIREKTUR

Manajer Pabrik Manajer Keuangan

Manajer Umum

Sekretaris

Kabag. Personalia

Bagian Kebersihan Bagian Keamanan Bagian Administrasi

Kabag Teknnik

Bagian Administrasi Bagian Perawatan

Bagian Produksi Bagian Biaya

Umum Bagian Keuangan Bagian Biaya

Produksi

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Sarana Bersama Sejahtera

II

-5

Sumber : PT. Sarana Bersama Sejahtera


(31)

Uraian tugas dan tanggung jawab pada PT. Sarana Bersama Sejahtera adalah sebagai berikut :

1. Direktur

a. Memiliki wewenang dan tanggung jawab tertinggi dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan rencana operasional, rencana pemasaran, masalah keuangan, dan pengembangan perusahaan.

b. Memimpin, mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan suatu keputusan atau kebijaksanaan yang ditetapkan demi kelancaran dan pengembangan organisasi.

c. Merencanakan dan mengatur anggaran modal kerja dan modal investasi perusahaan.

d. Menerima laporan pertanggungjawaban dari para manajer sesuai dengan bidang masing-masing.

e. Mengadakan hubungan kerja dengan pihak luar baik swasta maupun pemerintah yang bertujuan untuk kelancaran perusahaan.

2. Sekretaris

a. Bertanggung jawab pada Direktur.

b. Membuat dan memelihara pembukuan perusahaan. c. Mengatur hubungan dengan pihak luar atau tamu.

d. Menangani surat menyurat yang berhubungan dengan perusahaan e. Menyusun dokumentasi, laporan berkala dan laporan organisasi. f. Menyelenggarakan notulen rapat pengurus dan rapat anggota.


(32)

3. Manajer Pabrik

a. Bertanggung jawab penuh terhadap kegiatan operasional pabrik dan kegiatan lainnya, baik di dalam maupun di luar pabrik.

b. Menyusun dan melaksanakan kebijaksanaan umum perusahaan sesuai dengan pedoman dan instruksi kerja direktur.

c. Mengatur, mengarahkan, dan mengawasi seluruh kegiatan di pabrik. d. Bertanggung jawab pada Direktur.

e. Merencanakan desain produk dan proses yang baik dan efisien.

4. Kepala Bagian Teknik

a. Merencanakan persediaan suku cadang, sistem pemeliharaan, reperasi mesin dan peralatan pabrik serta instalasi pabrik.

b. Memimpin kegiatan pemeliharaan dan perbaikan semua instalasi pabrik, mesin, dan material handling yang terdapat di dalam pabrik agar tetap berada dalam keadaan baik.

c. Menyusun rencana kerja bagian teknik.

5. Bagian Produksi

a. Bertanggung jawab atas kelancaran proses produksi dan terpenuhinya jadwal produksi.

b. Melaksanakan proses produksi.

6. Bagian Administrasi

a. Bertanggung jawab atas semua urusan yang berhubungan dengan kegiatan administrasi.

b. Mengelola dan menyimpan data pegawai dan karyawan perusahaan.


(33)

7. Bagian Perawatan

a. Mengadakan perbaikan dan pemeliharaan terhadap mesin-mesin dan material handling yang ada di perusahaan.

b. Menyampaikan laporan permintaan kepada Kepala Bagian Teknik mengenai spare part mesin pabrik dan material handling yang akan diganti karena telah mengalami kerusakan.

c. Bertanggung jawab atas tersedianya mesin dan peralatan yang akan digunakan dalam proses produksi.

8. Manajer Umum

a. Bertanggung jawab kepada Direktur.

b. Menelaah masalah personalia terutama yang menyangkut tentang penerimaan dan pemutusan hubungan kerja, promosi jabatan, pemindahan, dan sebagainya.

c. Mengkoordinir dan mengawasi tugas-tugas yang didelegasikan kepada kepala bagian dan menjalin kerjasama yang baik.

d. Menjaga hubungan baik dengan PEMDA maupun swasta.

9. Kepala Bagian Personalia

a. Bertanggung jawab pada Manajer Umum

b. Merencanakan dan mengorganisasikan semua sumber daya manusia dan program pengembangannya.

c. Membantu Direktur Utama dalam melaksanakan Undang-undang Tenaga kerja dan peraturan pemerintah serta menjalankan kebijakan perusahaan


(34)

d. Membantu tercapainya target atau tujuan perusahaan dengan menciptakan lingkungan kerja dimana semua karyawan memperoleh kepuasan terhadap pekerjaannya.

10. Bagian Administrasi

a. Bertanggung jawab atas semua urusan yang berhubungan dengan administrasi.

b. Mengelola dan menyimpan data pegawai dan karyawan perusahaan.

11. Bagian Kebersihan

a. Menjaga kebersihan di lingkungan pabrik.

b. Mengelola dan merawat taman di lingkungan pabrik.

12. Bagian Keamanan

a. Bertanggung jawab atas keamanan dan kelangsungan jalannya aktivitas perusahaan.

b. Memeriksa setiap orang yang ingin berurusan dengan pihak perusahaan. c. Menerima dan menyampaikan pesan, surat, atau berita yang ditujukan

untuk perusahaan.

13. Manajer Keuangan

a. Bertanggung jawab terhadap urusan keuangan dalam perusahaan. b. Mengeluarkan uang perusahaan dengan seizin Direktur perusahaan. c. Membuat anggaran keuangan perusahaan dan hal yang berkaitan dengan

hutang dan piutang perusahaan serta transaksi pembelian segala sesuatu yang dibutuhkan pabrik.


(35)

d. Membuat laporan keuangan kepada direktur utama secara bulanan dan tahunan.

14. Bagian Biaya Produksi

a. Bertanggung jawab pada manajer keuangan.

b. Memberikan dana untuk kebutuhan produksi pabrik.

15. Bagian Biaya Umum

a. Bertanggung jawab pada manajer keuangan.

b. Memberikan dana untuk biaya-biaya di luar kebutuhan produksi dan pembayaran gaji.

16. Bagian Keuangan

a. Bertanggung jawab pada manajer keuangan. b. Melakukan pembayaran gaji tepat pada waktunya.

2.3.3. Tenaga Kerja dan Jam Kerja Perusahaan 2.3.3.1. Tenaga Kerja

Tenaga kerja pada PT. Sarana Bersama Sejahtera terdiri dari tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung. Tenaga kerja langsung meliputi semua pekerja yang langsung berhubungan dengan proses pembuatan produk, seperti pekerja di bagian produksi. Sedang tenaga kerja tidak langsung melliputi semua karyawan/pekerja yang tidak langsung berhubungan dengan pembuatan produk, seperti bagian administrasi, bagian keamanan, dan lain-lain. Jumlah tenaga kerja yang ada sekarang berjumlah 38 orang seperti pada Tabel 2.2.


(36)

Untuk perekrutan tenaga kerja, sama seperti perusahaan yang lainnya, dilakukan tes pengetahuan umum, tes kesehatan, dan tes wawancara dan juga tes keahlian khusus. Setelah melewati tahapan tersebut, diadakan penyaringan, dan yang lulus penyaringan kemudian akan diterima bekerja dan langsung dilakukan proses orientasi dan training pekerjaan. Khusus tenaga kerja langsung dilakukan masa percobaan selama tiga bulan, sesuai dengan peraturan dan persyaratan bagi karyawan baru.

Tabel 2.2. Jumlah Tenaga Kerja PT. Sarana Bersama Sejahtera

No Jabatan Jumlah (Orang)

1 Direktur Utama 1

2 Sekretaris 1

3 Manajer Pabrik 1

4 Manajer Umum 1

5 Manajer Keuangan 1

6 Kepala Bagian Teknik 1

7 Kepala Bagian Personalia 1

8 Bagian Produksi 15

9 Bagian Administrasi 3

10 Bagian Lapangan 2

11 Bagian Perawatan 2

12 Bagian Kebersihan 3

13 Bagian Keamanan 6

Total Tenaga Kerja 38

Sumber : Bagian Personalia PT. Sarana Bersama Sejahtera

2.3.3.2. Jam Kerja

Dalam menjalankan aktifitasnya, PT. Sarana Bersama Sejahtera memiliki ketentuan jam kerja yang dibuat menurut aturan pemerintah yang berlaku. PT. Sarana Bersama Sejahtera memiliki enam hari kerja dalam satu minggu (hari senin sampai dengan hari sabtu) dan tujuh jam kerja dalam satu hari. Diatas tujuh


(37)

jam per hari, maka dihitung sebagai jam kerja lembur. Jam kerja yang ada digolongkan menjadi dua bagian, yaitu:

1. Jam kerja untuk karyawan kantor/administrasi dan proses produksi berlangsung dari hari Senin sampai Sabtu, dengan perincian sebagai berikut: a. Hari Senin sampai Jumat:

Kerja aktif : Pukul 08.00 – 12.00 WIB Istirahat : Pukul 12.00 – 13.00 WIB Kerja aktif : Pukul 13.00 – 16.00 WIB b. Hari Sabtu

Kerja aktif : Pukul 08.00 – 12.00 WIB Istirahat : Pukul 12.00 – 13.00 WIB Kerja aktif : Pukul 13.00 – 14.00 WIB

2. Jam kerja untuk karyawan yang berhubungan dengan keamanan pabrik bekerja secara bergiliran dengan cara pembagian tiga shift kerja (setiap shift terdiri dari dua orang), yaitu:

a. Shift I:

Kerja aktif : Pukul 08.00 – 12.00 WIB Istirahat : Pukul 12.00 – 13.00 WIB Kerja aktif : Pukul 13.00 – 16.00 WIB b. Shift II:

Kerja aktif : Pukul 16.00 – 19.00 WIB Istirahat : Pukul 19.00 – 20.00 WIB


(38)

c. Shift III:

Kerja aktif : Pukul 24.00 – 03.00 WIB Istirahat : Pukul 03.00 – 04.00 WIB Kerja aktif : Pukul 04.00 – 08.00 WIB

2.3.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas yang Disediakan

Dalam hal upah atau gaji karyawan, PT. SBS menggaji karyawannya sekali setiap bulan. Besar upah atau gaji yang diberikan perusahaan sesuai dengan ketentuan Upah Minimum Propinsi (UMP), yaitu sebesar Rp 35.000/hari. Untuk upah lembur, dihitung bila karyawan/tenaga kerja bekerja lebih dari 40 jam setiap minggu, dengan perhitungan sebagai berikut:

1. Untuk jam kerja biasa:

a. Satu jam pertama membayar 1 ½ kali lipat upah setiap jam kerja biasa b. Jam berikutnya dibayar sebesar 2 kali lipat upah setiap jam kerja biasa 2. Untuk jam kerja pada waktu libur:

Untuk setiap jam diberika upah sebesar 2 kali lipat upah setiap jam kerja biasa. Untuk melihat disiplin karyawannya, bagian personalia mempunyai beberapa kode absensi yang dapat membandingkan apakah seorang karyawan disiplin atau tidak disiplin, atau tidak hadir kerja karena suatu hal yang wajar. Kode absensi tersebut dapat dilihat sebagai berikut:

S1 : Sakit dengan surat dokter S2 : Sakit di luar S1

M : Mangkir tanpa alasan


(39)

CH : Cuti Haid (*) CT : Cuti Tahunan (*)

Ket : (*) menunjukkan tidak dihitung absen dimana cuti tahunan selama 12 hari, cuti haid selama 2 hari.

Perusahaan juga memberikan kebijakan untuk meninggalkan pekerjaan, namun tetap mendapat upah dengan batas ketidakhadiran yang ditentukan, yaitu: a.Hari perkawinan karyawan/karyawati : 2 hari b.Kelahiran anak karyawan/karyawati : 2 hari c.Hari menyunatkan anak karyawan/karyawati : 1 hari d.Istri/suami/anak/orang tua/saudara meninggal : 2 hari e.Melaksanakan hak dan kewajiban sebagai warga negara : 1 hari

Selain kebijaksanaan yang diberikan perusahaan bagi karyawan dalam hal ketidakhadiran yang disebabkan hal-hal yang telah disebutkan sebelumnya, perusahaan juga memberikan tambahan gaji kepada karyawan, diberikan melalui insentif yang besarnya didasarkan pada lamanya bekerja dan prestasi kerja.

Beberapa jenis tunjangan yang diberikan perusahaan bagi para karyawan, antara lain:

a. Tunjangan Hari Raya (THR) b. Tunjangan Hari Tua (Jamsostek) c. Tunjangan Kecelakaan & Kematian d. Tunjangan Jabatan


(40)

Dalam pelaksanaan Jamsostek tersebut, perusahaan membantu karyawan dalam pembayaran iuran-iuran, seperti iuran Astek untuk jaminan hari tua.

2.3.5. Fasilitas Pendukung

Dalam meningkatkan kesejahteraan karyawan, perusahaan memberikan beberapa fasilitas, yaitu:

a. Fasilitas pengobatan cuma-cuma di poliklinik yang ditetapkan perusahaan. b. Pakaian kerja (seragam) sebanyak dua potong tiap tahun.

c. Fasilitas training dan Pelatihan.

Disamping itu, perusahaan juga memberikan fasilitas yang mendukung keefektifan karyawan, seperti Mushola dan juga keanggotaan SPSI (Serikat Pekerja Seluruh Indonesia).

2.4. Proses Produksi

Pengertian proses adalah cara, metode dan juga teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber yang terdiri dari tenaga kerja, mesin-mesin, bahan dan dana yang ada dirubah untuk memperoleh suatu hasil. Sedangkan produksi adalah kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa.

Proses produksi dapat diartikan sebagai cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber-sumber yang ada seperti tenaga kerja, mesin, bahan-bahan serta dana.


(41)

2.4.1. Bahan-Bahan yang Digunakan

Bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi pada PT. Sarana Bersama Sejahtera dapat dikelompokkan atas tiga, yaitu bahan baku, bahan penolong dan bahan tambahan.

1. Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan yang digunakan sebagai bahan utama dalam proses produksi dimana sifat dan bentuknya akan mengalami perubahan, yang langsung ikut dalam proses produksi dan terus sampai bahan jadi. Bahan baku mempunyai komposisi atau persentase yang besar pada produk akhir dibandingkan dengan bahan-bahan yang lain. Dalam pembuatan komponen-komponen industri ini bahan baku yang digunakan adalah sebagai berikut : a. Besi

Besi adalah bahan utama dalam pembuatan komponen-komponen ini, karena bahan inilah yang nantinya akan dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan oleh konsumen. Jenis besi yang digunakan tergantung pada pesanan konsumen, misalnya besi putih, besi hitam, besi campuran, kadar karbon, dan kekerasannya disesuaikan dengan fungsi komponen tersebut. b. Aluminium

Aluminium digunakan untuk komponen-komponen yang tahan karat dan bermassa ringan.

c. Kuningan


(42)

2. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan yang ditambahkan ke dalam proses produksi dengan tujuan membantu memperlancar proses produksi. Bahan ini bukan bagian dari produk akhir. Bahan penolong yang digunakan dalam pembuatan komponen-komponen ini adalah:

a. Cutting Fluid

Cutting Fluid digunakan untuk mempermudah proses pembuatan ulir baik dengan Snei maupun dengan Tap, cairan ini membantu Snei dan Tap ketika memotong logam untuk membuat ulir.

b. Cairan Pendingin (Coolant)

Coolant digunakan sebagai cairan pendingin ketika cutter memotong logam pada proses permesinan agar panas yang timbul dapat dikurangi, sehingga cutter tidak cepat tumpul.

c. Cetakan tembaga

Cetakan tembaga digunakan untuk membuat cetakan besi yang bentuknya rumit, yang nantinya akan dikerjakan pada mesin Electrical Discharge Machine (EDM). Tembaga dipilih sebagai bahan cetakan karena sifat konduksinya yang baik sehingga sangat cocok digunakan pada mesin EDM.

3. Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah suatu bahan yang ditambahkan ke dalam proses pembuatan produk untuk membantu peningkatan mutu produk. Adapun bahan tambahan yang digunakan pada pembuatan komponen-komponen ini adalah sebagai berikut:


(43)

a. Bearing (Bantalan)

Bearing adalah bantalan yang dipergunakan untuk poros agar poros dapat berputar dengan lancar.

b. Snap Ring

Snap ring dipergunakan untuk mengunci bantalan agar tidak terlepas dari poros.

c. Mur dan Baut

Mur dan baut digunakan apabila dua bagian akan digabungkan atau dirakit (bahan penyambung).

2.4.2. Uraian Proses Produksi

Adapun proses produksi yang terjadi dalam pembuatan komponen-komponen industri di PT. Sarana Bersama Sejahtera adalah sebagai berikut :

1. Pengukuran

Bahan baku yang berupa batangan besi ataupun aluminium diukur dengan menggunakan jangka sorong dan ukurannya disesuaikan dengan ukuran pada gambar teknik produk. Ukuran yang dibuat harus melebihi ukuran produk yang sebenarnya karena nantinya bahan akan mengalami proses pembentukan dan perataan permukaan. Toleransi yang biasa diberikan pada proses pengukuran ini adalah 2 mm.


(44)

2. Gergaji (Pemotongan)

Bahan baku yang telah diukur selanjutnya dipotong dengan mesin gergaji. Penggergajian dilakukan sesuai dengan ukuran yang telah ditetapkan dengan toleransi 2 mm di setiap dimensinya. Pemberian toleransi pada proses pemotongan ini dilakukan agar nantinya didapat ukuran yang tepat pada saat penghalusan permukaan potongnya. Seluruh komponen masuk ke mesin gergaji ini.

Pada proses penggergajian, pisau gergaji ditekan kedalam benda kerja oleh berat dari gergaji dan rangkanya. Tekanan seragam diberikan pada benda kerja selama penggergajian, tetapi biasanya dibuat beberapa peralatan untuk mengendalikan kedalaman hantaran untuk satu proses pemakanan. Pada saat pemotongan biasanya digunakan pelumas untuk melumasi perkakas dan untuk mencuci serpihan kecil yang menumpuk diantara mata gergaji.

3. Proses Pembubutan

Mesin bubut adalah salah satu mesin perkakas dengan gerak utama berputar, dimana benda kerja dicengkram dan berputar pada sumbunya sedang alat potongnya bergerak memotong sepanjang benda kerja. Pada mesin bubut juga dapat dilakukan proses pembuatan lubang dengan ketentuan bahwa lubang yang akan dibuat letaknya harus di poros.

Komponen yang berbentuk silindris selanjutnya diratakan sisinya dengan menggunakan mesin ini. Selain itu, untuk membuat lubang pada roda dikerjakan di mesin ini dengan toleransi sebesar ±0,1 mm. Pengikisan sisi silindris dari benda kerja dilakukan selain untuk mendapatkan ukuran diameter


(45)

yang tepat, juga untuk menghilangkan karat yang mungkin ada pada bahan yang digunakan.

Komponen-komponen yang mengalami proses pembubutan ini diantaranya adalah piringan mesin gulung kawat, roda penekan ply, roda penekan tread samping mesin STB dan pisau mesin gulung ban.

4. Proses Milling

Mesin milling mempunyai prinsip kerja pahat berputar dan benda kerja diumpankan. Pada umumnya dalam mesin milling terdapat tiga gerakan meja, yaitu longitudinal, menyilang dan vertical, dan pada jenis tertentu terdapat juga meja yang memiliki gerakan putar.

Mesin milling mampu melakukan banyak tugas, baik untuk permukaan yang datar maupun berlekuk dapat dilakukan dengan penyelesaian dan ketelitian yang baik pada mesin ini. Pemotong sudut, celah, peluas lubang dan bor dapat dipegang (dipasang) dalam soket arbor dengan melepas pemotong dan arbor. Karena semua gerakan meja memiliki penyetelan micrometer maka lubang dan pemotong yang lain dapat diberi jarak secara tepat.

Mesin Milling digunakan untuk membentuk sisi atas dan bawah dari bahan baku baik yang berbentuk plat maupun balok, sekaligus untuk memotong sisi kiri dan kanannya agar ukurannya mendekati ukuran permintaan dan juga sesuai dengan toleransinya, yakni ±0,1 mm. Selain itu, untuk mendapatkan bentuk siku dan lekukan yang sesuai dengan bentuknya juga dilakukan di mesin ini. Benda kerja di-milling satu-persatu sesuai dengan


(46)

jenisnya. Komponen-komponen roda penekan tread samping yang melalui mesin ini adalah plat, roda, block, garpu, tapak, dan tiang.

5. Proses Pengeboran

Pengeboran adalah proses membuat lubang dalam sebuah objek atau benda kerja dengan menekankan sebuah mata bor yang berputar kepada benda kerja atau sebaliknya. Metode lain untuk membuat lubang dapat dilakukan dengan cara mempons, memotong nyala, menggergaji melingkar dan lain-lain.

Di mesin ini, benda kerja dilubangi sesuai dengan ukuran lubang yang diinginkan. Pengerjaan pada mesin ini dilakukan dengan sangat hati-hati agar produk tidak menjadi reject. Komponen-komponen yang mengalami proses ini adalah piringan mesin gulung kawat, roda penekan ply, roda penekan tread samping mesin STB, pisau mesin gulung ban, pisau potong bahan roda mati dan pisau potong plastik. Toleransi yang diizinkan adalah sebesar ±0,1 mm.

6. Proses Penguliran

Salah satu cara membuat ulir, khususnya membuat ulir pada lubang yang kecil adalah dengan menggunakan tap. Tap terbuat dari Baja Potong Cepat (HSS = High Speed Steel), tetapi ada juga yang dibuat dari baja karbon untuk membuat ulir pada bahan lunak.

Dilihat dari tempat yang akan diberi ulir, maka ulir dapat dikelompokkan atas ulir dalam dan ulir luar. Untuk membuat ulir luar dapat dihasilkan dengan proses pemotongan pada mesin bubut dan dapat juga dilakukan dengan menggunakan snei, sedangkan untuk membuat ulir pada bagian dalam


(47)

dilakukan dengan menggunakan mesin bubut dan dapat juga dilakukan dengan menggunakan tap. Pada PT. Sarana Bersama Sejahtera penguliran umumnya dilakukan dengan mesin bubut dan tap.

Kalau sebuah lubang harus di tap, maka pembuatan lubang harus dilakukan dengan pengeboran dan besarnya diameter lubang harus disesuaikan sedemikian rupa sehingga ukuran lubang dan diameter tap dapat diperoleh secara presisi.

7. Proses Pengelasan

Proses pengelasan adalah suatu proses penyambungan dua bagian atau lebih benda kerja dalam keadaan lumer atau cair dengan menggunakan energi panas, dan jenis sambungan yang dihasilkan adalah sambungan tetap. Proses pengelasan dilakukan dengan mesin las tangan

8. Proses Penggerindaan Bentuk (Gerinda Profil)

Mesin gerinda profil digunakan untuk menggerinda secara presisi berbagai benda kerja dan alat potong sesuai dengan bentuk benda kerja yang diinginkan. Mesin gerinda ini dapat juga melakukan proses perataan permukaan, hanya saja hasil yang diperoleh relatif kasar dan untuk benda kerja yang mempunyai kekerasan yang tinggi, mesin ini kurang efektif penggunaannya.

Mesin gerinda profil juga bisa digunakan untuk memotong benda kerja dengan ukuran/ketebalan yang kecil, tetapi proses pengerjaannya berjalan


(48)

meratakan permukaan yang kasar dan membentuk benda kerja sesuai dengan bentuk yang diinginkan.

9. Proses Penggerindaan Permukaan (Gerinda Surface)

Mesin gerinda permukaan digunakan untuk menggerinda permukaan benda kerja atau kepingan logam untuk menghasilkan ukuran yang tepat (teliti) dengan permukaan yang halus dan rata. Benda kerja yang digerinda dapat diletakkan diatas ragum magnet yang terletak diatas meja mesin. Gerakan meja dapat dilakukan pada arah sumbu X dan Z (kiri-kanan dan maju-mundur) secara otomatis. Pemakanan atau ketebalan penggerindaan diatur pada arah Y (atas atau bawah) dari meja mesin.

Setelah benda kerja diratakan permukaannya untuk mendapatkan ketebalannya, maka selanjutnya benda kerja masuk ke mesin gerinda permukaan. Di mesin ini, benda kerja dihaluskan permukaannya dengan toleransi ±0,1 mm. Komponen yang melalui mesin ini adalah plat.

Proses ini biasanya dilakukan untuk mendapatkan permukaan yang rata, halus dan ketelitian yang tinggi. Paling sering digunakan untuk pengerjaan akhir setelah benda kerja dikeraskan (hardening) untuk mencegah/mengurangi proses karat pada benda kerja. Tapi kelemahan dari jenis gerinda ini adalah tidak dapat melakukan pemakanan permukaaan pada ketebalan yang besar, sehingga proses pengerjaannya bejalan cukup lama.


(49)

10.Proses EDM (Electrical Discharge Machine)

Permesinan EDM adalah proses yang dapat melepas logam dengan menggunakan arus listrik. Aksi permesinan ditimbulkan oleh pembentukan cetus api (spark) diantara elektroda yang dibentuk menjadi bentuk keliling yang diperlukan dari benda kerja. Karena benda kerja tidak bersinggungan dengan benda kerja, maka dapat dibuat dari bahan yang lunak dan mudah dikerjakan, misalnya kuningan.

Perkakas bekerja sama dengan suatu fluida misalnya minyak tanah atau minyak mineral, yang dihantarkan kepada benda kerja dengan tekanan. Fungsi dari media pendingin ini berlaku sebagai dielektrik, untuk membasuh butiran atau logam yang tergeser dari benda kerja atau perkakas, dan mempertahankan resistensi yang seragam untuk mengalirkan arus.

Komponen-komponen yang mengalami proses ini adalah beberapa jenis pisau potong yang memerlukan ketelian tinggi, seperti pisau potong radial.

11.Proses Pengerasan (Hardening)

Proses hardening bertujuan untuk mengeraskan benda kerja sehingga benda kerja tersebut memenuhi spesifikasi komponen mesin industri. Proses hardening dilakukan selama kurang lebih sepuluh jam tergantung dari jenis bahan yang akan dikeraskan dan nilai kekerasannya. Benda kerja dipanaskan sampai mendekati titik lelehnya (titik leleh besi baja 1600oC), lalu benda kerja didinginkan secara bertahap dan perlahan-lahan sampai suhu kamar.


(50)

adalah bentuk dan ketelitian yang diinginkan. Sesuai dengan objek penelitan ini, produk yang menggunakan EDM adalah Pisau Potong Radial. Urutan proses produksinya dapat dilihat pada Lampiran 1, sedangkan Gambar produk dapat dilihat pada Lampiran 4.

2.4.3. Mesin dan Peralatan

Mesin dan peralatan disini maksudnya adalah alat-alat produksi yang digunakan untuk mengubah/mengolah bahan baku menjadi barang setengah jadi atau mengubahnya menjadi produk jadi (hasil akhir).

Mesin

Adapun mesin yang digunakan PT. Sarana Bersama Sejahtera dalam proses pembuatan produk adalah sebagai berikut:

1. Mesin Bubut Horizontal (Horizontal Lathe Machine) Buatan : Taiwan

Merk/Tipe : 600 GF

Daya : 15 HP

Voltase : 350 V

Arus : 8 A

Frekwensi : 50 Hz Putaran motor : 850 rpm

Cos φ : 0,80

Jumlah : 1 unit


(51)

Kegunaan : Untuk mengerjakan komponen yang bulat atau silindris

2. Mesin Gerinda (Grinding Machine) Buatan : Taiwan

Merk/Tipe : TSG 350

Daya : 1 HP

Voltase : 220/380 V

Arus : 3 A

Frekwensi : 60 Hz Putaran motor : 2880 rpm

Cos φ : 0,80

Jumlah : 1 unit

Kegunaan : Untuk menghaluskan permukaan benda kerja yang bentuknya tidak rata

3. Mesin Gerinda Permukaan (Surface Grinding Machine) Buatan : Taiwan

Merk/Tipe : KGS – 250 AHD

Daya : 1,5 HP

Voltase : 380 V

Arus : 22 A

Frekwensi : 50-60 Hz Putaran motor : 2850 rpm


(52)

Jumlah : 1 unit

Kegunaan : Untuk menghaluskan permukaan benda kerja yang rata

4. Mesin Milling Vertikal (Vertical Milling Machine) Buatan : Taiwan

Merk/Tipe : YCM – 16 VS

Daya : 3 HP

Voltase : 220/440 V

Arus : 3 A

Frekwensi : 60 Hz Putaran motor : 1420 rpm

Cos φ : 0,85

Jumlah : 3 unit

Kegunaan : Untuk meratakan permukaan benda kerja, tetapi masih menghasilkan permukaan yang kasar

5. Mesin Bor

Buatan : Taiwan Merk/Tipe : JF 185 T

Daya : 3 HP

Voltase : 380 V

Arus : 22 A

Frekwensi : 50 Hz Putaran motor : 1440 rpm


(53)

Cos φ : 0,8 Jumlah : 2 unit

Kegunaan : Untuk membuat lubang pada benda kerja

6. Electrical Discharge Machine (EDM)

Buatan : Taiwan Merk/Tipe : M 50 E

Daya : 5,5 KVA

Voltase : 220/380/440 V

Arus : 45 A

Frekwensi : 50 - 60 Hz Putaran motor : 420 mm3/min

Cos φ : 0,85

Jumlah : 1 unit

Kegunaan : Untuk mengerjakan benda kerja yang bentuknya tidak tentu dan membutuhkan ketelitian yang tinggi

7. Mesin Gergaji (Band Saw) Buatan : Taiwan Merk/Tipe : SIST - 200

Daya : 1 HP

Voltase : 220 V


(54)

Putaran motor : 1400 rpm

Cos φ : 0,80

Jumlah : 1 unit

Kegunaan : Untuk memotong benda kerja sesuai bentuk dan ukuran yang diinginkan

8. Gerinda Tangan (Hand Grinding Machine) Buatan : China

Merk/Tipe : J02-224

Daya : 2 HP

Voltase : 380 V

Arus : 22 A

Frekwensi : 50 Hz Putaran motor : 1200 rpm

Cos φ : 0,85

Jumlah : 3 unit

Kegunaan : Untuk meratakan dan menghaluskan permukaan benda kerja yang membutuhkan keahlian tertentu dan juga untuk menggerinda permukaan benda kerja yang tidak dapat dilakukan oleh mesin gerinda permukaan.

9. Kipas Angin (Fan)

Buatan : Indonesia Merk/Tipe : Maspion FS 771


(55)

Daya : 45 Watt Voltase : 220 V Frekwensi : 50Hz

Cos φ : 0,85

Jumlah : 3 unit

Kegunaan : Untuk mendinginkan ruangan produksi.

10. Mesin Las Tangan (Hand Welding Machine) Buatan : Taiwan

Merk/Tipe : SA-800 DC Welder

Daya : 45 Watt

Voltase : 220/380/440 V Arus : 82/95/164 A Frekwensi : 50 Hz

Cos φ : 0,80

Jumlah : 4 unit

Kegunaan : Untuk menyatukan dua benda kerja atau lebih.

11.Mesin Tap Matic

Buatan : Jepang Merk/Tipe : Accu 412

Daya : 2 HP


(56)

Frekwensi : 50 Hz

Cos φ : 0,70

Jumlah : 1 unit

Kegunaan : Pembuatan ulir pada benda kerja

Peralatan

Adapun peralatan produksi yang digunakan di PT. Sarana Bersama Sejahtera dalam proses pembuatan komponen-komponen industri sesuai dengan pesanan yang diinginkan adalah sebagai berikut:

1. Drill Chuck

Drill Chuck merupakan alat bantu yang digunakan untuk mencekam mata bor saat melakukan pengeboran pada mesin bubut.

2. Lathe Centre

Lathe Centre adalah alat bantu yang digunakan untuk menahan benda kerja yang panjang saat pembubutan pada mesin bubut.

3. Flens

Flens adalah alat yang digunakan untuk mengunci batu gerinda pada poros mesin gerinda.

4. Er Collet

Alat bantu ini digunakan untuk menjepit cutter pada mesin milling dalam proses milling. Alat ini tersedia dalam bermacam ukuran sesuai dengan diameter cutter.


(57)

5. Cutter

Cutter adalah alat potong yang digunakan untuk menyayat benda kerja untuk menghasilkan bentuk dan ukuran yang diinginkan. Cutter dipasangkan pada er coolet sebelum dipasang pada mesin.

6. Batu Gerinda

Batu gerinda adalah alat potong yang dipasang pada mesin gerinda yang dijepit pada Flens. Batu gerinda bermacam-macam, sesuai benda yang ingin digerinda.

7. Dial Indicator

Dial Indicator adalah alat yang digunakan untuk mengukur kerataan dan kesejajaran benda kerja maupun alat yang digunakan. Ketelitian dari hasil pekerjaan sangat tergantung pada penggunaan alat ini.

8. Vernier Caliper

Vernier Caliper adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur benda kerja apakah sesuai dengan ukuran yang diinginkan.

9. Mikrometer

Mikrometer juga merupakan alat untuk mengukur benda kerja, hanya saja mikrometer menghasilkan ukuran yang lebih teliti dari vernier caliper.

3.4.4. Utilitas

Proses produksi agar dapat berjalan lancar dan berkesinambungan, maka dibutuhkan sarana-sarana lain yang tidak terlibat langsung dalam proses produksi


(58)

tetapi berpengaruh dalam menunjang kelancaran produksi. Sarana pendukung proses tersebut adalah :

a. Pengadaan Air

Air merupakan sarana yang penting dan dibutuhkan untuk setiap kegiatan di dalam pabrik. Kegunaan air di perusahaan adalah :

a. Proses produksi

b. Kebutuhan pegawai (Kamar mandi pegawai) c. Kebutuhan Kantor

d. Kebutuhan air minum

Sumber air diperoleh dari sumur bor dengan memakai pompa untuk seluruh keperluan proses produksi. Air PAM yang digunakan untuk keperluan kantor, kantin, dan sebagai sumber air minum.

b. Pengadaan Listrik

Tenaga listrik dibutuhkan untuk menggerakkan motor-motor listrik, semua peralatan pabrik serta untuk instalasi penerangan pabrik, kantor dan asrama pegawai. Kebutuhan listrik perusahaan ini di supplai dari PLN sebesar 200 KVA. Tetapi untuk menghindari terganggunya proses produksi akibat padamnya listrik dari PLN maka pihak perusahaan menyediakan satu unit genset yang yang mempunyai daya sebesar 228 KVA. Adapun spesifikasi dari genset ini adalah: Generator

Merk/Tipe : Caterpillar Generator Control Bahan Bakar : Solar

Daya : 288 KVA


(59)

Voltase : 220/380 V Frekwensi : 50 Hz Putaran Motor : 1500 rpm Cos φ : 0,80 Jumlah : 1 unit


(60)

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Replacement1

Setiap peralatan yang digunakan dalam aktifitas sehari-hari memiliki keterbatasan umur atau masa pakai sehingga apabila alat yang serupa masih dibutuhkan pada akhir masa pakainya maka diperlukan proses penggantian dengan alat serupa yang baru. Kebijakan untuk menentukan kapan suatu alat harus diganti tidak cukup hanya dilihat dari kondisi fisik alat tersebut, namun yang lebih penting adalah pertimbangan-pertimbangan ekonomis yang berkaitan dengan alternatif pemakaian atau penggantiannya dengan alat yang baru.

Replacement merupakan sesuatu yang dilakukan sehubungan dengan persoalan penggantian peralatan dan sehubungan dengan menentukan pilihan paling ekonomis dari dua atau lebih alternatif.

Pengurangan nilai dari mesin/peralatan (aset) dapat disebabkan oleh: 1. Pengurangan nilai secara fisik (Physical Depreciation)

Secara fisik peralatan menjadi tua atau kemampuan stabil dari fisik mesin mempunyai batas waktu.

2. Pengurangan nilai secara fungsional (Functional Depreciation)

Mesin yang lama tidak memenuhi syarat untuk digunakan lagi karena adanya peningkatan produksi ataupun peningkatan kualitas produksi.

1 Elisabeth Ginting, Diktat Ekonomi Teknik (Medan, 1989), hal. 53-55

III-1


(61)

3. Pengurangan secara teknik (Technological Depreciation)

Akibat perkembangan teknologi, mesin lama sudah ketinggalan zaman dan muncul mesin baru yang cara kerjanya lebih efektif.

4. Pengurangan secara moneter (Monetery Depreciation)

Hal ini menyangkut kemampuan membeli. Kalau sampai umur mesin, maka harga mesin pengganti selalu lebih mahal dari pada harga awal mesin yang diganti. Oleh sebab itu pengusaha mengharapkan pengembalian modal selama mesin masih berproduksi. Dengan demikian pengembalian modal harus dilakukan selama menjalani umur ekonomis.

Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa replacement tidaklah selamanya dilakukan karena alat yang ada sudah benar-benar tidak terpakai lagi. Munculnya mesin yang lebih modern dalam perdagangan menyebabkan pabrik yang masih menggunakan mesin lama berpikir apakah masih menggunakan mesin tersebut atau menukarnya. Dalam situasi demikian nilai buku mesin sama sekali tidak berarti.

Untuk hal diatas nilai pendapatan langsung dan tidak langsung menjadi ukuran. Pendapatan langsung dapat diperoleh dari penjualan mesin lama dan pendapatan tidak langsung diperoleh dari nilai tunai pendapatan produksi yang dibuat dengan mesin tersebut. Penggantian mesin harus dilakukan bila nilai pendapatan langsung lebih tinggi dari nilai pendapatan tidak langsung.


(62)

3.1.1. Konsep Replacement2

Semua alat (aset) yang dimiliki dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari tentunya memiliki keterbatasan umur. Umur peralatan dalam Ekonomi Teknik dibedakan atas umur pakai dan umur ekonomis. Namun, dalam melakukan analisis penggantian (replacement), umur peralatan yang digunakan adalah umur ekonomis.

Untuk menentukan kapan suatu aset harus diganti atau masih perlu dipertahankan (digunakan), tentu tidak cukup hanya dilihat secara fisiknya, tetapi perlu dilihat unsur-unsur ekonomisnya, yaitu dengan membandingkan antara ongkos yang akan dikeluarkan oleh peralatan tersebut dengan manfaat yang akan diperolehnya. Sebab, dapat saja terjadi suatu peralatan masih menguntungkan, namun tersedia alternatif lain (peralatan pengganti) yang lebih menguntungkan. Untuk itu, penting mempertimbangkan dengan membandingkan nilai-nilai ekonomis peralatan calon pengganti (alternatif lainnya). Permasalahan ini dapat dipecahkan dengan melakukan analisis penggantian (replacement) atau dikenal juga dengan analisis peremajaan.

Analisis replacement ditujukan untuk mengganti kapan suatu peralatan yang dipertahankan (defender) harus diganti, kemudian alternatif mesin mana saja yang dapat dijadikan sebagai penggantinya (challenger), serta kapan penggantian tersebut harus dilakukan. Oleh karena itu, analisis replacement digunakan untuk menentukan apakah peralatan yang digunakan saat ini perlu diganti dengan peralatan yang lebih baru dan ekonomis, dan kapan penggantian itu sebaiknya

2 M. Giatman, Ekonomi Teknik (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2006), hal. 173-176


(63)

dilakukan. Penentuan waktu penggantian menjadi tujuan utama dari analisis replacement. Keputusan replacement ini lebih didasarkan pada performance ekonomi suatu peralatan dibandingkan dengan kriteria-kriteria fisik.

3.1.2. Alasan-alasan Analisis Replacement3

Kebutuhan untuk melakukan evaluasi penggantian, penghentian, atau pembesaran kapasitas sebuah aset timbul karena adanya perubahan dalam penggunaan ekonomis aset tersebut dalam lingkup operasi. Berbagai alasan dapat menjadi penyebab perubahan ini, dan sayangnya berbagai perubahan ini kadang-kadang disertai dengan fakta keuangan yang tidak menyenangkan.

Ada beberapa alasan kenapa proses penggantian suatu perlatan perlu dilakukan, diantaranya adalah:

1. Adanya peningkatan permintaan terhadap suatu produk sehingga dibutuhkan fasilitas produksi yang memiliki kapasitas yang lebih besar. Tuntutan untuk memperbesar kapasitas produksi bisa dipenuhi dengan menambah alat-alat baru dan tetap menggunakan fasilitas yang lama, atau mengganti alat-alat yang lama dengan alat-alat yang baru yang bisa memenuhi kebutuhan kapasitas. Keputusan serperti ini membutuhkan analisa ekonomi dari penggantian.

2. Kebutuhan untuk perawatan pada alat-alat yang dimiliki sudah berlebihan sehingga alat tersebut dinilai tidak ekonomis untuk dipakai, walaupun secara fisik masih tetap berfungsi. Sebagaimana terlihat pada Gambar 3.1. Ongkos-ongkos perawatan dan operasional untuk suatu perawatan akan terus meningkat dengan bertambahnya masa pakai dari alat tersebut. Di sisi lain,


(64)

ongkos investasi akan semakin berkurang dengan semakin lamanya pemakaian alat tersebut.

Ongkos Tahunan (Rp.)

Umur Ekonomis Optimum Umur (tahun)

Total Ongkos Tahunan Ongkos Operasional

Perawatan Tahunan

Ongkos Investasi

Gambar 3.1. Konfigurasi Ongkos-ongkos Penggantian

Oleh karenanya ada suatu saat dimana ongkos-ongkos perawatan meningkat lebih cepat dari kontribusi penurunan ongkos investasi, sehingga dikatakan bahwa pada saat-saat seperti itu ongkos perawatan sudah berlebihan.

3. Terjadi penurunan fungsi fisik peralatan sehingga akan berakibat menurunnya efisiensi operasi dari alat tersebut. Beberapa hal yang merupakan penurunan fungsi fisik akibat pemakaian dari suatu alat adalah:

a. Penurunan output baik ditinjau dari kuantitas yang bisa dihasilkan dalam suatu satuan waktu maupun kualitas dari outputnya

b. Peningkatan kebutuhan bahan bakar dan peningkatan persentase material yang terbuang sehingga berakibat pada peningkatan ongkos-ongkos operasional

c. Peningkatan kebutuhan suku cadang dan tenaga perawatan yang berarti bahwa ongkos-ongkos perawatan meningkat


(65)

d. Kerusakan alat terjadi lebih sering dan setiap kerusakan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk memperbaikinya

e. Penurunan kualitas kerja dari peralatan, misalnya terjadinya peningkatan varian dari suatu dimensi produk yang dihasilkan karena timbulnya keausan pada pahat-pahat mesin produksi

4. Adanya alternatif untuk menyewa suatu peralatan dan kebijakan ini lebih ekonomis dari membeli atau memiliki sendiri alat tersebut

5. Terjadinya keusangan (obsolescence) dari suatu peralatan karena berkembangnya alat-alat baru dengan tingkat teknologi yang lebih canggih. Beberapa hal yang bisa digolongkan sebagai penyebab usangnya suatu peralatan adalah:

a. Peralatan tersebut tidak lagi diperlukan

b. Operator dari peralatan tersebut sulit diperoleh

c. Ada alat sejenis yang baru yang bisa menjanjikan produk yang lebih disukai di pasaran

d. Ada alat sejenis yang baru yang bisa beroperasi dengan ongkos-ongkos operasional dan perawatan yang lebih rendah

e. Ada alat sejenis yang baru yang bisa beroperasi dengan produktivitas yang lebih tinggi

Penurunan fungsi fisik dan keusangan suatu peralatan bisa terjadi secara independen atau bisa berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Tidak ada standar yang bisa dipakai untuk mengkuantifikasikan penurunan fungsi fisik maupun


(66)

ataupun keusangan suatu perlalatan dibutuhkan observasi dan analisis data seksama.

3.1.3. Umur Peralatan (Equipment Life)4

Umur peralatan yang berhubungan dengan analisis replacement dapat dibagi atas beberapa bagian, yaitu:

1. Umur Ekonomis (Economic Life)

Umur ekonomis adalah periode waktu (tahun) yang menghasilkan Equivalent Uniform Annual Cost (EUAC) minimum dari kepemilikan dan pengoperasian sebuah aset. Jika diasumsikan adanya pengelolaan aset yang baik, umur ekonomi harus bertepatan dengan periode waktu sejak tanggal perolehan sampai tanggal penghentian, pengurangan penggunaan, atau penggantian aset dari kegunaan awal yang dimaksudkan.

2. Umur Kepemilikan (Ownership Life)

Umur kepemilikan adalah periode antara tanggal perolehan dan tanggal pembuangan oleh seorang pemilik. Sebuah aset dapat memiliki berbagai kategori penggunaan yang berbeda oleh pemiliknya selama periode ini. Sebagai contoh, sebuah mobil dapat berfungsi sebagai kendaraan keluarga utama untuk beberapa tahun dan kemudian berfungsi sebagai angkutan lokal untuk beberapa tahun berikutnya.

4 E. Paul DeGarmo, William G. Sullivan, James A. Bontadelli, and Elin M. Wicks, Ekonomi Teknik (Jakarta: Prenhallindo, 2001), hal. 166


(67)

3. Umur Fisik (Physical Life)

Umur fisik adalah periode antara perolehan awal dan pelepasan (pembuangan) akhir sebuah aset selama rangkaian kepemilikannya. Sebagai contoh, mobil yang baru saja digambarkan dapat memiliki beberapa pemilik selama keberadaannya.

4. Masa Manfaat (Useful Life)

Masa manfaat adalah periode waktu (tahun) selama sebuah aset berada pada masa produktif (baik sebagai aset utama maupun cadangan). Masa manfaat adalah estimasi seberapa lama sebuah aset diharapkan dapat dimanfaatkan dalam perdagangan atau bisnis untuk menghasilkan pendapatan.

3.2. Umur Ekonomis (Economic Life)

Beberapa defenisi umur ekonomis adalah sebagai berikut:

1. Taylor G. A (1975), mengemukakan bahwa umur ekonomis suatu aset adalah

jangka waktu yang diberikan aset tersebut, dimana aset memiliki ekivalensi tahunan rata-rata terkecil.

2. De Garmo E. P and Canada I. R (1979), mengemukakan bahwa umur

ekonomis suatu aset adalah jangka waktu dimana aset dapat dioperasikan dan memberikan keuntungan.

3. Theusen G. J. (1984), mengemukakan bahwa umur ekonomis suatu aset

adalah jangka waktu ekivalensi tahunan rata-rata atau memperbesar ekivalensi keuntungan bersih.


(68)

suatu mesin/peralatan adalah merupakan jangka waktu pemakaian suatu mesin dimana mesin tersebut memiliki biaya tahunan rata-rata terkecil dan memberikan keuntungan

Dari ketiga definisi umur ekonomis diatas terlihat umur ekonomis tidak sama dengan umur teknis suatu peralatan.

Pada umumnya mesin mempunyai umur teknis dan ekonomis. Umur teknis berakhir pada saat alat tidak lagi memberiksan prestasi, sedangkan umur ekonomis berakhir pada saat nilai prestasinya menurun. Umur teknis lebih lama dari umur ekonomis. Ini disebabkan karena karena ketika mesin menjadi tua biaya-biaya pemeliharaan meningkat dan prestasi tiap tahun menurun. Walaupun sesungguhnya sebuah mesin yang sudah tua masih dapat memberikan prestasi, tetapi dengan pemeliharaan yang tinggi prestasi tidak sesuai lagi dengan pengeluaran, sehingga lebih baik menghentikan pemakaiannya.5

Perhitungan umur ekonomis suatu aset berguna untuk memperkirakan kapan aset tersebut sebaiknya diganti. Tentu saja penggantian akan dilakukan apabila secara ekonomis memang lebih baik daripada tetap menggunakan aset yang lama (defender).

Sebagaimana terlihat pada Gambar 3.1 sebelumnya, umur ekonomis suatu aset adalah titik waktu dimana total ongkos-ongkos tahunan yang terjadi adalah minimum. Total ongkos-ongkos tahunan ini terdiri dari ongkos-ongkos tahunan dari biaya operasi dan perawatan. Ongkos-ongkos tahunan dari biaya operasi dan perawatan biasanya meningkat dengan berjalannya waktu pemakaian dari alat

5 Elisabeth Ginting, Diktat Ekonomi Teknik (Medan, 1989), hal. 57-58


(69)

tersebut, sedangkan ongkos-ongkos tahunan dari biaya investasi akan menurun dengan semakin panjangnya masa pakai dari aset atau alat tersebut.

Karena analisa penggantian akan membandingkan defender dan challenger atau atas dasar umur ekonomisnya maka sebelum dibandingkan kita harus mencurahkan perhatian pada perhitungan umur ekonomisnya. Perhitungan umur ekonomis akan mudah dilakukan bila aliran kas bisa diprediksi dengan tingkat kepastian yang tinggi. Analisa ini hanya akan melibatkan perhitungan ongkos-ongkos ekuivalen tahunan pada setiap akhir tahun selama umur dari aset yang bersangkutan. Secara alamiah, ongkos-ongkos ekuivalen tahunan akan menurun dengan naiknya masa pakai suatu aset. Penurunan ini hanya akan terjadi sampai masa pakai tertentu, selanjutnya, bila masa pakainya dinaikkan maka ongkos-ongkos ini akan meningkat. Secara diagramatis hal ini ditunjukkan pada Gambar 3.2 berikut ini6.

1 2 3 4 5 n

(Rp.)

Umur (tahun) EUAC

Umur Ekonomis


(1)

Maka persamaannya menjadi:

Y’t = 62.245,68(e)0.12(t)

MSE =

(

)

n Y' Y N 1 t 2 t t

= − = 14 4,10 932.748.82 = 66.624.916,01

c. Trend Geometrik

Bentuk persamaan umumnya adalah: Y = atb

Sedangkan peramalannya mempunyai bentuk persamaan: Yt = atb

Dimana:

Yt = Nilai ramalan pada periode ke-t

t = Waktu/periode

Perhitungan Trend Geometrik dapat dilihat pada tabel L5.8

Dengan menggunakan bentuk transformasi logaritma maka harga konstanta a dan b diperoleh dari persamaan di bawah ini:

b =

(

)

2

2 t t t log t log n Y log t log Y log t. log n

− −

= 2

) 94 , 10 ( ) 02 , 10 ( 14 ) 50 , 72 )( 94 , 10 ( ) 55 , 57 ( 14 − −


(2)

Tabel L5.8. Perhitungan Trend Geometrik Biaya Down Time

Tahun t Yt Log t Log Yt Log t Log Yt Log

2

t Y't (Yt -Y't) (Yt -Y't)

2

1994 1 60.855,60 0,00 4,78 0,00 0,00 50.067,82 10.787,78 116.376.252,86 1995 2 80.617,20 0,30 4,91 1,48 0,09 76.551,47 4.065,72 16.530.107,38 1996 3 97.636,97 0,48 4,99 2,38 0,23 98.133,58 -496,61 246.623,57 1997 4 113.213,21 0,60 5,05 3,04 0,36 117.043,81 -3.830,59 14.673.452,16 1998 5 114.657,88 0,70 5,06 3,54 0,49 134.186,97 -19.529,09 381.385.361,85 1999 6 118.204,36 0,78 5,07 3,95 0,61 150.041,89 -31.837,53 1.013.628.577,19 2000 7 134.715,88 0,85 5,13 4,33 0,71 164.899,97 -30.184,09 911.079.225,32 2001 8 152.915,99 0,90 5,18 4,68 0,82 178.954,79 -26.038,80 678.019.046,72 2002 9 182.735,00 0,95 5,26 5,02 0,91 192.343,11 -9.608,11 92.315.734,27 2003 10 210.768,34 1,00 5,32 5,32 1,00 205.165,92 5.602,41 31.387.038,83 2004 11 235.120,32 1,04 5,37 5,59 1,08 217.500,46 17.619,86 310.459.483,12 2005 12 240.007,23 1,08 5,38 5,81 1,16 229.407,40 10.599,82 112.356.205,56 2006 13 290.387,65 1,11 5,46 6,09 1,24 240.935,53 49.452,13 2.445.512.990,51 2007 14 327.387,71 1,15 5,52 6,32 1,31 252.124,74 75.262,97 5.664.515.269,98

Total 105 2.359.223,34 10,94 72,50 57,55 10,02 2.307.357,47 51.865,88 11.788.485.369,32

Log a =

n

t log b Y

log t

=

14

94) (0,61)(10,

-72,50

a = 50.067,82

Maka persamaannya menjadi:

Y’t = 50.067,82 (t)0,61

MSE =

(

)

n Y' Y

N

1 t

2 t t

=

=

14

.369,32 11.788.485


(3)

d. Trend Kwadratis

Bentuk persamaan umum: Y = a + bX + cX2

Sedangkan peramalannya mempunyai bentuk persamaan: Y’t = a + bXt + cXt2

Dimana:

Y’t = Nilai ramalan pada periode ke-t

t = Waktu/periode

Perhitungan Trend Kwadratis dapat dilihat pada tabel L5.9

Tabel L5.9. Perhitungan Trend Kwadratis Biaya Down Time

Tahun t t2 t3 t4 Y

t t x Yt t2 x Yt Y' (Y-Y') (Y-Y')^2

1994 1 1 1 1 60.855,60 60.855,60 60.855,60 74.025,27 -13.169,67 173.440.144,84 1995 2 4 8 16 80.617,20 161.234,39 322.468,79 79.836,71 780,49 609.159,45 1996 3 9 27 81 97.636,97 292.910,91 878.732,72 87.829,55 9.807,42 96.185.501,71 1997 4 16 64 256 113.213,21 452.852,86 1.811.411,42 98.003,78 15.209,43 231.326.760,47 1998 5 25 125 625 114.657,88 573.289,39 2.866.446,94 110.359,42 4.298,46 18.476.774,89 1999 6 36 216 1.296 118.204,36 709.226,17 4.255.356,99 124.896,44 -6.692,08 44.783.981,67 2000 7 49 343 2.401 134.715,88 943.011,14 6.601.077,99 141.614,87 -6.898,99 47.596.092,47 2001 8 64 512 4.096 152.915,99 1.223.327,95 9.786.623,64 160.514,69 -7.598,70 57.740.194,45 2002 9 81 729 6.561 182.735,00 1.644.615,03 14.801.535,31 181.595,91 1.139,09 1.297.535,86 2003 10 100 1.000 10.000 210.768,34 2.107.683,38 21.076.833,81 204.858,52 5.909,81 34.925.897,66 2004 11 121 1.331 14.641 235.120,32 2.586.323,52 28.449.558,72 230.302,54 4.817,78 23.211.043,12 2005 12 144 1.728 20.736 240.007,23 2.880.086,71 34.561.040,54 257.927,94 -17.920,72 321.152.135,28 2006 13 169 2.197 28.561 290.387,65 3.775.039,50 49.075.513,55 287.734,75 2.652,91 7.037.907,07 2007 14 196 2.744 38.416 327.387,71 4.583.427,96 64.167.991,44 319.722,95 7.664,76 58.748.567,57 Total 105 1.015 11.025 127.687 2.359.223,34 21.993.884,52 238.715.447,47 2.359.223,34 0,00 1.116.531.696,52

Sedangkan nilai dari a, b, dan c ditentukan dengan persamaan di bawah ini:

γ = (Σt2)2 - n (Σt4)

δ = Σt ΣYt - n (Σt Yt) θ = Σt2ΣY – n Σt2 Yt α = Σt Σt2 – n Σt3


(4)

β = (Σt)2 – n Σt2

γ = (11.025)2 - 14 (127.687) = -757.393,00

δ = (105)( 2.359.223,34) - 14 (21.993.884,52) = -3.231.934.509,66

θ = (1.015)( 2.359.223,34) – 14 (238.715.447,47) = 49.275.463.111,13

α = (105)(1.015) – 14 (11.025) = -47.775,00

β = (105)2 – 14 (1.015) = -3.185,00

b = 2

γβ θα

γδ

= 2.539,22

c =

γ α θ -b

= 1.090,70

a =

n

t c t b

Y

2

− −

= 70.395,22

Maka persamaannya menjadi:


(5)

MSE =

(

)

n Y' Y

N

1 t

2 t t

=

=

14

696,52 1.116.531.

= 79.752.264,04

2. Pemilihan Trend Peramalan Biaya Down Time Tahunan

Untuk pemilihan metode yang akan digunakan untuk meramalkan biaya

Down Time tahun 2008-2033 adalah metode peramalan dengan nilai Mean Square Error (MSE) terkecil. Nilai MSE masing-masing trend peramalan dapat dilihat

pada tabel L5.10.

Tabel L5.10. Nilai MSE Metode Peramalan Biaya Down Time

Trend Persamaan Trend MSE

Linier Y’t = 167.165,97 + (18.899,82)t 20.038.981.925,32

Eksponensial Y’t = 62.245,68(e) 0.12(t)

66.624.916,01 Geomtrik Y’t = 50.067,82 (t)0,61 842.034.669,24


(6)

LAMPIRAN 6

DAFTAR BUNGA UANG

Tabel L6.1. Present Worth dan Capital Recovery Factor dengan i = 13%

Tahun n

Present Worth Factor

(P/F, 13%, n)

Capital Recovery Factor

(A/P, 13%, n)

1 0.8850 1.3000

2 0.7831 0.5995

3 0.6931 0.4236

4 0.6133 0.3362

5 0.5428 0.2843

6 0.4803 0.2502

7 0.4251 0.2261

8 0.3762 0.2084

9 0.3329 0.1949

10 0.2946 0.1843

11 0.2607 0.1758

12 0.2307 0.1690

13 0.2042 0.1634

14 0.1807 0.1587

15 0.1599 0.1547

16 0.1415 0.1514

17 0.1252 0.1486

18 0.1108 0.1462

19 0.0981 0.1441

20 0.0868 0.1424

21 0.0768 0.1408

22 0.0680 0.1395

23 0.0601 0.1383

24 0.0532 0.1373

25 0.0471 0.1364

26 0.0417 0.1357

27 0.0369 0.1350

28 0.0326 0.1344

29 0.0289 0.1339

30 0.0256 0.1334

31 0.0226 0.1330

32 0.0200 0.1327

33 0.0177 0.1323

34 0.0157 0.1321

35 0.0139 0.1318

36 0.0123 0.1316

37 0.0109 0.1314

38 0.0096 0.1313

39 0.0085 0.1311

40 0.0075 0.1310

(Sumber: Laporan Pembuatan Buku Ajar Daftar Bunga Uang (Interest Tables), Suhaimi Simatupang, Universitas Sumatera Utara. Medan, 2002)