2. 1. 5. Lubrikasi Sendi
Koefisien gesek dari sendi yang normal sangat rendah. Kecuali pada kondisi patologis, terdapat sedikit sekali perbedaan derajat
keausan dari suatu permukaan artikular antara dewasa muda dan lansia. Terdapat beberapa sistem lubrikasi pada sendi genu:
[7]
1. Boundary layer lubrication
Terdapat pada daerah perbatasan antara permukaan artikular tulang yang saling berhubungan dan dimediasi oleh lubricin
– fraksi glikoprotein yang bersifat larut air pada cairan sinovial. Lapisan ini
terdapat di atas selapis molekul pada permukaan setiap sendi artikular; bersama-sama, kedua lapisan ini membentuk satu set
lapisan pada permukaan sendi artikular suatu tulang yang memungkinkan terjadinya gerakan luncur yang licin antar
permukaan artikular yang saling berhubungan. 2.
Fluid film lubrication Terjadi oleh karena mekanisme hidrodinamik, di mana air dari
dalam kartilago akan terperas keluar dengan adanya beban dan kembali terserap ketika beban ditiadakan.
3. Lubrikasi di antara lipatan sinovial dapat terjadi oleh karena
molekul hialurinat pada cairan sinovial.
2. 1. 6. Osteoartritis 2. 1. 6. 1. Definisi Umum
Apley mendefinisikan osteoartritis sebagai penyakit kronis dari sendi synovial, di mana terdapat pelembutan progresif dan
disintegrasi dari kartilago artikularis yang disertai dengan pertumbuhan kartilago dan tulang pada pinggir sendi osteofit,
pembentukan kista dan sklerosis pada tulang subkondral, sinovitis derajat sedang, dan fibrosis kapsular. Selain itu, Apley
menyebutkan bahwa istilah artritis degeneratif – yang kerap
digunakan sebagai sinonim osteoartritis – merupakan konsep yang
salah. Osteoartritis merupakan penyakit yang dinamis yang
menunjukkan adanya gambaran perusakan dan perbaikan dalam prosesnya. Selain itu, Apley juga menyatakan bahwa frekuensi
kejadian osteoartritis meningkat sesuai dengan bertambahnya usia, namun tidak berarti bahwa osteoartritis hanya sekedar bentuk dari
proses penuaan.
[7]
Melalui analisis anatomi, histopatologi, dan radiologi ditemukan bahwa osteoartritis bukan merupakan kelainan yang
terjadi secara eksklusif pada kartilago artikularis. Lebih dari satu komponen artikular mengalami kerusakan pada kejadian
osteoartritis – di antaranya adalah tulang peri-artikuler, lapisan
sinovial, dan jaringan-jaringan ikat penunjang di sekitarnya. Perubahan struktural yang khas terjadi pada osteoartritis adalah
pengurangan volume kartilago artikularis yang terjadi secara progresif,
peningkatan ketebalan
lempeng subkondral,
pembentukan tulang baru pada pinggir sendi osteofit, dan pembentukan kista tulang subkondral.
[13]
2. 1. 6. 2. Lokasi Predileksi
Sendi yang biasa terpengaruh terpusat pada salah satu dari kedua atau bahkan kedua sendi yang menanggung keseluruhan
beban tubuh weightbearing joints, yakni pinggul atau lutut, pada sendi interfalang terutama pada wanita atau pada sendi manapun
yang memiliki riwayat gangguan tertentu misalnya displasia kongenital, osteonekrosis, atau fraktur intra-artikular.
[7]
Studi radiografik yang dilakukan pada populasi Amerika dan Eropa menunjukkan bahwa angka kejadian osteoartritis genu pada
usia ≥ 45 tahun adalah 14,1 pada pria dan 22,8 pada wanita.
[13]
Kebanyakan riset yang ada terfokus pada studi sendi tibiofemoral. Sementara itu, osteoartritis pada sendi patellofemoral
– yang memiliki dampak lebih berat
– lebih jarang diteliti. Osteoartritis pada persendian pinggul lebih jarang ditemukan, dengan
prevalensi radiografis 1.9 pada pria dan 2.3 pada wanita usia
45 tahun pada salah satu studi yang dilakukan di Switzerland.
[14]
2. 1. 6. 3. Patofisiologi dan Patologi
Pada tahap-tahap awal, ketika kartilago masih utuh, terdapat peningkatan kadar air pada kartilago sehingga matriks
proteoglikan menjadi semakin mudah hancur. Hal ini disebabkan gagalnya fungsi jaring kolagen internal yang pada kondisi
fisiologis bekerja untuk menahan gel matriks pada tempatnya. Pada tahap berikutnya, kartilago kehilangan proteoglikannya dan
kerusakan mulai tampak pada kartilago. Seiring dengan bertambahnya kekakuan kartilago, kerusakan sekunder yang
terjadi pada kondrosit akan menyebabkan dilepaskannya enzim, sehingga matriks akan dipecah lebih lanjut. Deformitas kartilago
akan menambah stress yang terjadi pada jaringan kolagen, sehingga mengamplifikasi perubahan pada siklus yang kemudian
berujung pada gangguan jaringan.
[7]
Kartilago artikularis memiliki peran yang penting dalam mendistribusikan serta menyebarkan gaya yang berkenaan dengan
beban. Ketika kartilago artikularis kehilangan integritasnya, gaya- gaya tersebut menjadi terpusat pada tulang subkondral. Hasilnya
adalah degenerasi trabekular yang bersifat fokal, serta adanya pembentukan kista, selain juga peningkatan vaskularisasi dan
sklerosis reaktif pada zona dengan beban maksimal.
[7]
Walau begitu, struktur yang tersisa dari kartilago tersebut masih
memiliki kemampuan
regenerasi, perbaikan,
dan remodeling. Bagian pinggir kartilago masih memiliki aktivitas
pertumbuhan sera osifikasi endokondral yang kemudian akan berkontribusi pada pembentukan osteofit.
[7]
Beberapa gambaran penting yang terjadi pada OA adalah 1 destruksi kartilago secara progresif, 2 pembentukan kista