Kerangka Teori TINJAUAN PUSTAKA

Tingkat Pendidikan Jenjang pendidikan tertinggi yang pernah diduduki oleh seseorang yang sudah tidak bersekolah lagi atau yang sedang diduduki oleh seseorang yang masih bersekolah. Berdasarkan rekam medis. Cara Pengukuran: Anamnesis. Hasil Pengukuran: 1 = Tidak pernah sekolah 2 = SD 3 = Tamat SD 4 = SMP 5 = Tamat SMP 6 = SMA 7 = Tamat SMA 8 = Akademi Universitas 9 = Tamat Akademi Universitas Ordinal Indeks Massa Tubuh Berat badan dalam kilogram kg dibagi dengan tinggi badan dalam meter kuadrat m 2 berdasarkan kriteria Asia Pasifik tahun 2000 sebagai berikut: [26]  Berat badan kurang: IMT 18,5 kgm 2  Kisaran normal: IMT 18,5 - 23 kgm 2  Berisiko: IMT 23 - 25 kgm 2  Obes 1: IMT 25 - 30 kgm 2  Obes 2: IMT ≥ 30 kgm 2 Berdasarkan rekam medis. Pengukur: Petugas pengukuran berat badan dan tinggi badan pada penerimaan pasien atau dokter yang bertanggung jawab terhadap data rekam medis pasien tersebut di RSUP Fatmawati. Peneliti mengukur IMT. Alat Ukur: Ukuran tinggi badan menggunakan stature meter dan timbangan berat badan. Perhitungan IMT berdasarkan rumus yang terjabar pada definisi. Hasil Pengukuran: 1 = IMT 23,0 kgm 2 2 = IMT ≥ 23,0-24,9 kgm 2 Ordinal 24

BAB III METODE PENELITIAN

3. 1. Desain Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode pengumpulan data secara potong-lintangcross sectional. Data-data yang telah terkumpul akan digunakan untuk menggambarkan profil jenis kelamin, usia, dan indeks massa tubuh sebagai faktor risiko pada kasus osteoartritis genu.

3. 2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan dengan menggunakan data sekunder rekam medis pasien yang telah didiagnosis osteoartritis genu di Rumah Sakit Fatmawati Jakarta. Pengambilan data dilakukan bulan Juli 2014 – Agustus 2014. 3. 3. Populasi dan Sampel Populasi target penelitian adalah pasien yang dengan osteoartritis genu. Populasi terjangkau adalah pasien poliklinik ortopedi, penyakit dalam, dan rehabilitasi medik RSUP Fatmawati Jakarta yang telah didiagnosis osteoartritis genu. Sampel penelitian adalah populasi terjangkau yang memenuhi kriteria penelitian. 3. 3. 1. Perkiraan Besar Sampel Perkiraan besar sampel minimal pada penelitian dengan analisis berjenjang dihitung menggunakan rumus analisis deskriptif untuk menentukan jumlah luaran osteoartritis genu yang diperlukan. dengan n = Jumlah sampel Zα = Deviat baku alfa = 1,645; α = Kesalahan tipe I = 5 P = Proporsi pada kelompok yang sudah diketahui nilainya = 0.3 Q = 1 – P d = Nilai presisi berdasarkan judgement peneliti ditetapkan sebesar 0.15 Pada studi sebelumnya, dikethaui prevalensi kejadian osteoartritis genu di Indonesia adalah sebesar 30 pada penduduk usia 40-60 tahun [5] dan menyumbang pada nilai P. Sementara itu, mengingat kasus osteoartritis genu yang cukup banyak di masyarakat, peneliti menentukan nilai d sebesar 15. Sehingga, perkiraan jumlah sampel yang dibutuhkan minimal adalah sebanyak 25 subjek. 3. 3. 3. Kriteria Inklusi dan Eksklusi Subjek Penelitian 3. 3. 3. 1. Kriteria Inklusi Pasien poliklinik ortopedi, poliklinik penyakit dalam, dan poliklinik rehabilitasi medik yang berdasarkan data rekam medis RSUP Fatmawati Jakarta didiagnosis mengalami osteoartritis genu dan berusia 15-64 tahun. 3. 3. 3. 2. Kriteria Eksklusi Pasien dengan data rekam medis yang tidak lengkap. 3. 3. 3. Cara Pengambilan Sampel Cara pengambilan sampel berdasarkan consecutive sampling, di mana data yang diambil berasal dari rekam medis pasien poliklinik ortopedi, poliklinik penyakit dalam, dan poliklinik rehabilitasi medik yang merupakan seluruh populasi terjangkau yang memenuhi kriteria inklusi pada Instalasi Rekam Medik dan Informasi Kesehatan IRMIK RSUP Fatmawati Jakarta. Jumlah rekam medis yang dipinjam akan dilebihkan, hingga subjek penelitian sesuai dengan kriteria inklusi memenuhi angka minimal sampel sesuai dengan perhitungan besar sampel.