4. 2. 1. Jenis Kelamin
Didapatkan  bahwa  jumlah  subyek  wanita  dalam  penelitian  ini adalah  sebanyak  28  orang  atau  sebesar  75,7  -  lebih  besar
dibandingkan  dengan  persentase  pria  pada  kasus  ini  yang  ditemukan sebesar 24,3 atau sebanyak 9 orang. Hal ini sesuai dengan teori  yang
telah  banyak  diterima  yang  menyebutkan  bahwa  jenis  kelamin perempuan  merupakan  faktor  risiko  kejadian  osteoartritis,  terutama
osteoartritis  genu.  Heidari  menyebutkan  bahwa  jenis  kelamin  wanita meningkatkan  risiko  kejadian  osteoartritis  genu  sebesar  1,84  kali.
[27]
Hasil perhitungan pada penelitian ini juga diperkuat oleh Fransen et al dalam  tinjauan kepustakaannya,  The Epidemiology of  Osteoarthritis  in
Asia,  yang  melaporkan  hasil  yang  tidak  jauh  berbeda  mengenai  rasio perbandingan  prevalensi  kejadian  osteoartritis  antara  laki-laki  dan
wanita yang kecil dan dapat terlihat pada tabel di bawah ini.
Tabel  VI.  Perbandingan  Kejadian  Osteoartritis  di  Asia  menurut Studi COPCORD
Negara Daerah Bagian Asia
Usia Kejadian OA Laki-
laki Perempuan
Malaysia Banting Asia Tenggara
15+ 23 Ras Malay
36 Ras India Bangladesh  Asia
Selatan 15+
69 Desa 616 Kota
Cina  Taiyuan Asia Timur
45-49 50-54
716 1027
OA = Osteoartritis
Sumber: Fransen M, Bridgett L, March L, Hoy D, Penserga E, Brooks P. The epidemiology of osteoarthritis in Asia. International Journal of Rheumatic Diseases
2011; 14: 113-121. Telah diolah kembali.
Adapun,  berbeda  dengan  laki-laki,  prevalensi  osteoartritis  pada  wanita bersifat  dependen  terhadap  usia.  Heidari  menyebutkan  bahwa
prevalensi osteoartritis  meningkat secara signifikan pada wanita usia ≥
55  tahun –  saat  di  mana  onset  menopause  dimulai  pada  kebanyakan
wanita.
[27]
Terbukti,  dari  perhitungan  didapatkan  angka  kejadian  yang meningkat cukup signifikan dan dapat dilihat pada grafik berikut:
Grafik 4. 1. Kejadian Osteoartritis Genu pada Pasien Wanita dan Laki-laki di Poliklinik Ortopedi, Penyakit Dalam, dan Rehab Medis RSUP Fatmawati
Jakarta Tahun 2012 - 2013
Salah  satu  hal  yang  paling  berperan  dalam  peningkatan  angka tersebut  adalah  menurunnya  level  estrogen  pada  wanita  menopause.
Defisiensi  estrogen  tidak  hanya  berpengaruh  pada  kartilago  artikular, seperti  yang  dibahas  pada  banyak  referensi,  namun  juga  berpengaruh
terhadap  kesehatan  struktur  lain  dari  persendian  terkait,  termasuk  di antaranya  adalah  tulang  periartikular,  lapisan  sinovial,  otot,  ligamen,
dan kapsulnya.
[28]
Hanya saja, keterkaitan antara estrogen dan struktur- struktur  lain  dari  persendian  belum  pernah  diteliti  secara  langsung
melalui  animal-model.  Roman-Blas  et  al  dalam  meta-analisisnya menyebutkan beberapa efek dari estrogen terhadap kesehatan  kartilago
artikular:
[28]
1. Estrogen berperan dalam metabolisme kartilago. 17β-estadriol
E
2
meningkatkan  sintesis  glikosaminoglikan  kondrosit melalui
upregulation gen
uridin difosfat
glukosa dehidrogenase.
2. Estrogen menghambat pengeluaran C-telopeptida dari kolagen
tipe  II.  C-telopeptida  ini  biasa  dikeluarkan  oleh  kartilago dengan adanya stimulasi dari TNF-
α dan oncostatin-M.
10 20
30 40
50 60
55 tahun ≥  tahu
Per sen
tase
OA Genu pada Pasien Wanita
OA Genu pada Pasien Laki-laki