3. Tujuan Penelitian 3. Tujuan Umum

2. 1. 2. Kartilago Artikularis Artikular merupakan sebuah kata yang digunakan untuk merujuk sesuatu yang berkenaan dengan persendian. Sehingga, kartilago artikularis merujuk kepada kartilago yang ditemukan pada persendian mengingat bahwa tidak semua kartilago berada pada persendian. Kartilago sendiri, menurut Dorland [12] , merupakan semacam jaringan ikat fibrosa khusus yang, berdasarkan substansi penyusunnya, dapat dibedakan menjadi kartilago hialin, kartilago elastik, dan kartilago fibrosa. Pada kartilago artikularis, tipe yang sering ditemukan adalah kartilago hialin. [11] Kartilago hialin, berbeda dengan tipe lainnya, mampu meneruskan beban dan gerakan dari satu segmen tulang ke segmen tulang lainnya. Kartilago ini mampu menambah luas permukaan artikular, serta membantu meningkatkan stabilitas dan ketahanan permukaan tersebut; kartilago ini dapat merubah bentuknya saat terpapar oleh suatu gaya kompresif dan mampu mentransmisikan gaya tersebut secara meluas kepada tulang subartikular di bawahnya. Kartilago ini sangat amat licin oleh karena adanya lapisan cairan sinovial yang menyelimutinya, sehingga gaya gesek yang terjadi di daerah tersebut sangat amat kecil. Licinnya cairan sinovial tersebut memungkinkan tidak terjadinya degradasi sendi oleh pergerakan fisiologis yang berlangsung setiap waktu. Selama terjadinya pergerakan, air yang terdapat pada cairan sinovial akan bertukar dengan hampir keseluruhan air yang terkandung dalam kartilago hialin. [7] Oleh karena banyaknya air yang dikandungnya sekitar 60-80, kartilago hialin memiliki matriks dengan konsistensi seperti gel yang terdiri atas proteoglikan sebagai substansi dasarnya. Proteoglikan pada sendi artikular adalah aggrecan – terdiri atas 210-kD protein inti yang terhubung dengan 100 kondroitin sulfat, beberapa keratin sulfat, dan oligosakarida. Beratus-ratus molekul aggrecan ini berikatan dengan hyaluronan untuk membentuk molekul yang lebih besar yang memiliki berat lebih dari 100 juta Dalton dan bermuatan negatif. Muatannya tersebut yang memberikan karakteristik rigid namun bersifat seperti pegas. Fungsi aggrecan ialah untuk menyerap perubahan beban dan mengurangi deformitas. Terdapat jaringan kolagen tipe II dalam proteoglikan tersebut. Jaringan kolagen tersebut tersusun dalam pola khusus, yakni tersusun secara paralel terhadap permukaan artikular pada zona superfisialnya dan secara tegak lurus terhadap permukaan artikular pada zona yang lebih dalam – tempat di mana kartilago artikularis berikatan dengan tulang subkondralnya. Jaringan kolagen ini memberikan tahanan terhadap gaya regang. Selain jaringan kolagen yang tersusun seperti anyaman, di dalam substansi proteoglikan tersebut juga ditemukan banyak kondrosit tersebar secara renggang yang bertanggung jawab untuk memproduksi seluruh komponen struktural dari jaringan tersebut. Kondrosit pada kartilago orang dewasa memiliki kemampuan replikasi sel yang telah berkurang, sehingga kerusakan yang terjadi secara langsung pada permukaan artikular tidak dapat diperbaiki dengan baik atau akan digantikan oleh jaringan ikat fibrosa. Singkatnya, beberapa struktur penting kartilago hialin adalah air, proteoglikan sebagai substansi dasar, kolagen, dan kondrosit. Ketika terjadi degradasi, setidaknya pada salah satu dari komponen tersebut, maka kartilago hialin akan terurai. Hal ini terjadi secara minimal pada peroses penuaan, namun terjadi secara ekstensif pada kondisi osteoartritis. [7] Gambar 2. 2. Kartilago Artikularis: Distribusi serat kolagen A, proteoglikan B, dan kondrosit C. Sumber: Silva JAP, Woolf AD. The Structure and Function of the Musculoskeletal System. In: Rheumatology in Practice. London: Springer; 2010. p. 3.2-3.8