Bilangan Peroksida HASIL DAN PEMBAHASAN

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tabel 4.6 Hasil Uji Bilangan Peroksida

4.6 Bilangan Peroksida

Asam lemak bebas dalam contoh minyak mudah mengalami reaksi oksidasi Kusnandar, 2010. Asam lemak tidak jenuh dapat mengikat oksigen pada ikatan rangkapnya sehingga membentuk peroksida. Peroksida merupakan hasil oksidasi utama dari minyak goreng Ketaren 1986. Bilangan peroksida dapat diukur secara kuantitatif dengan menggunakan titrasi iodometri, dengan penentuan jumlah iodin yang dibebaskan menggunakan kalium iodida. Iodin yang telah dibebaskan dititrasi dengan natrium tiosulfat, selanjutnya ditambahkan indikator amilum hingga berwarna biru, kemudian dititrasi kembali dengan natrium tiosulfat hingga warna biru tepat menghilang. Nilai bilangan peroksida dinyatakan dalam miliekuivalen iodium per kilogram lemak Day dan Underwood, 1981. Pengujian kadar bilangan peroksida merupakan nilai terpenting untuk menentukan derajat kerusakan pada minyak atau lemak Ketaren, 1986. Hasil analisa minyak goreng satu jam pemakaian11,45 mekO 2 kg, minyak goreng dua jam pemakaian 15,11 mekO 2 kg minyak goreng dua jam pemakaian dengan minyak goreng satu jam pemakaian selisih perbedaan yaitu 3,66 mekO 2 kg, hasil tersebut menunjukkan adanya efek sinergis suhu yang tinggi dengan waktu yang lama terhadap bilangan peroksida Aminah et al., 2010. No Nama Sample Hasil mekO 2 Kg Syarat SNI 2013 1 Blanko Miyak Goreng Sania 2 Sample ±1 jam Pakai Sania 11,45 3 Sample ±2 jam Pakai Sania 15,11 4 Pedagang Jamur Goreng 25,87 5 Pedagang Onde-Onde 27,48 6 Pedagang Aneka Gorengan Simpang Kampus II 18,32 ≤10 mekO 2 kg 7 Pedagang Cireng Fathullah 17,40 8 Pedagang Aneka Gorengan Samping Kampus II 18,32 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Untuk hasil analisa terhadap kadar bilangan peroksida dapat dilihat pada gambar 4.5 yang menunjukkan bahwa bilangan peroksida tertinggi 27,48 mekO 2 kg pada pedagang gorengan onde-onde, sedangkan bilangan peroksida terendah17,40 mekO 2 kg pada sampel uji pedagang gorengan cireng ini dapat dilihat pada gambar 4.5. Hasil analisa secara keseluruhan memperlihatkan bilangan peroksida lebih tinggi dari standar yang ditetapkan oleh SNI 01-3741-2013 yaitu maksimal 10 mekO 2 Kg. Proses oksidasi lemak berpengaruh terhadap mutu produk-produk makanan yag dihasilkan, kerusakan minyak dikarenakan adanya reaksi yang melibatkan oksigen yang dikenal dengan rancidity ketengikan. Peroksida terbentuk pada tahap inisiasi oksidasi, pada tahap ini hidrogen akan menghasilkan radikal bebas. Radikal bebas yang terbentuk bereaksi dengan oksigen membentuk radikal peroksi, selanjutnya atom hidrogen dari molekul tak jenuh lain menghasilkan peroksida dan radikal bebas yang baru Aminah, 2010. Umumnya kerusakan oksidasi terjadi pada asam lemak tidak jenuh, tetapi bila minyak dipanaskan pada suhu 100 o C atau lebih, asam lemak jenuh pun akan teroksidasi. Reaksi oksidasi pada penggorengan dengan suhu 200 o C menimbulkan kerusakan lebih mudah pada minyak dengan derajat Pedagang Jamur Goreng Pedagang Onde-Onde Pedagang Aneka Gorengan Simpang Kampus II Pedagang Cireng Fathullah Pedagang Aneka Gorengan Samping Kampus II 25,87 27,48 18,32 17,4 18,32 Bilangan Peroksida mekO2Kg Gambar 4.5 Grafik Bilangan Peroksida Pedagang Gorengan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ketidakjenuhan tinggi. Suhu pemanasan yang baik adalah sekitar 95-120 o C. Ditinjau dari segi ekonomis, suhu pemanasan yang tinggi antara 163-199 o C dapat menekan biaya produksi karena waktu penggorengan yang lebih singkat. Secara umum, reaksi pembentukan peroksida dapat digambarkan sebagai berikut : + Pada proses ini bilangan peroksida akan memecah ikatan karbonil dan aldehid pada saat menggoreng dikarenakan suhu yang tinggi, udara, dan cahaya Serjouie et al., 2010, ini terjadi sebagai hasil reaksi antara trigliserida tidak jenuh dengan oksigen dari udara. Molekul oksigen bergabung pada ikatan ganda molekul trigliserida Gaman et al., 1994. Pada umumnya senyawa peroksida mengalami dekomposisi oleh panas, peroksida akan membentuk persenyawaan lipoperoksida secara non enzimatis didalam otot usus dan mitokondria. Lipoperoksida dalam aliran darah mengakibatkan denaturasi lipoprotein yang mempunyai kerapatan rendah. Lipoprotein dalam keadaan normal mempunyai fungsi aktif sebagai alat transportasi trigliserida, dan jika lipoprotein mengalami denaturasi, akan mengakibatkan dekomposisi [Sumber: Winarno, 1995] Gambar 4.6 Reaksi Oksidasi H H H H R 1 -C-C=C-C-R 2 H H Energi Panas + Sinar Radikal bebas Hidrogen yang labil + O 2 H H H H H R 1 -C-C=C-C-R 2 O-O Peroksida Aktif H H H H R 1 -C-C=C-C-R 2 H H H H H H R 1 -C-C=C-C-R 2 H Radikal Bebas H H H H R 1 -C-C=C-C-R 2 O-OH Asam Lemak Tidak Jenuh Asam Lemak Tidak Jenuh H H H H R 1 -C-C=C-C-R 2 + H H Hidroperoksida UIN Syarif Hidayatullah Jakarta lemak dalam pembuluh darah aorta sehingga menimbulkan gejala aterosklerosis Ketaren, 1986; Muchtadi, 1989.

4.7 Bilangan Iod