Waktu dan Tempat Alat dan Bahan .1 Alat Tahapan Penelitian

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Obat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan dan Pusat Laboratorium Terpadu PLT Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Waktu pelaksanaan dilakukan pada bulan April hingga Juli 2013. 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat Alat yang digunakan yaitu erlenmeyer, labu ukur, tanur, timbangan analitik, gelas ukur, pipet tetes, oven, cawan penguap, cawan porselen, buret, beaker glass, seperangkat alat SSA Perkin Elmer Tipe Analyst 700, alumunium foil, tissue, hot plate Maspion, dan peralatan gelas. 3.1.2 Bahan Bahan yang digunakan yaitu 5 sampel minyak goreng uji yang dikumpulkan dari pedagang gorengan, minyak goreng sania yang belum digunakan, minyak goreng uji sania 1 kali pakai dan minyak goreng uji Sania 2 kali pakai dari peneliti. Untuk analisa digunakan larutan KI 15 Jenuh, Na 2 S 2 O 3 0,1 N, indikator pati, etanol 95, indikator PP, KOH 0,1N, asam asetat glasial, isooktan, larutan K 2 Cr 2 O 7 , aquadest, alumunium foil, kloroform, karbon tetra klorida, larutan Wijs, HCl pekat, HNO 3 pekat, KCL, HCl 6N, HNO 3 0,1 N dan kertas saring.

3.3 Tahapan Penelitian

3.3.1 Pegumpulan Sampel dengan Metode Survai dan Kuisoner a. Survai Lokasi di Sekitar Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahap pertama survai lokasi di daerah sekitar kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang meliputi daerah: Pesanggrahan, Kertamukti, Kampung Utan, depan Kampus 1 UIN Syarif Hidauayatullah Jakarta dan disamping Masjid Fathullah. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta b. Pengisian Kuisioner Pengisian kuisioner dilakukan dengan metode wawancara ke pedagang gorengan di sekitar kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Data tentang informasi kuisioner meliputi: penggunaan minyak, jenis minyak goreng uji curahkemasan, sumber yang di dapat, jumlah perhari minyak goreng uji yang di gunakan, jumlah dan waktu menggoreng, lama waktu yang digunakan dalam 1 periode penggorengan, jenis-jenis makanan yang digoreng, dan perawatan minyak goreng uji sisa, serta penyimpanannya. c. Pengumpulan Sampel Sampel uji terdiri dari minyak goreng tanpa pemakaian sebagai kontrol, minyak goreng sekali pakai, minyak goreng dua kali pakai, serta 5 minyak goreng uji yang paling dominan digunakan oleh pedagang gorengan. Minyak goreng uji 1 kali pakai dilakukan secara deep frying dengan menggoreng bahan makanan merendam ke dalam minyak goreng uji pada suhu 163 o C-196 o C selama 1 jam tanpa jeda, sedangkan minyak goreng uji 2 kali pakai dilakukan dengan menggoreng bahan selama 2 jam tanpa jeda. 3.3.2 Analisa Sifat Minyak goreng uji 1. Persiapan Untuk Uji Organoleptik SNI, 2013. Buka kemasan minyak goreng uji minyak goreng uji dan ambil minyak goreng uji secukupnya dan ditempatkan dalam botol minyak goreng uji yang bersih dan kering. a. Warna 1. Di ambil minyak goreng uji secukupnya dan letakkan di atas gelas arloji yang bersih dan kering; 2. Di amati minyak goreng untuk mengetahui warnanya; 3. Jika terlihat warna kuning hingga kuning pucat atau warna sesuai dengan blanko maka hasil dinyatakan “normal”; UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 4. Jika terlihat warna selain warna di poin 3, maka hasil dinyatakan “tidak normal”. b. Bau 1. Di ambil minyak goreng uji secukupnya dan letakkan di atas gelas arloji yang bersih dan kering; 2. Cium minyak goreng uji untuk mengetahui baunya; 3. Jika tercium bau khas minyak goreng, maka hasil dinyatakan “normal”; 4. Jika bau tercium selain bau khas minyak goreng, maka hasil dinyatakan “tidak normal”. 2. Kadar Air dan Bahan Menguap SNI, 2013. a. Di panaskan pinggan beserta tutupnya dalam oven pada suhu 130 ±1 C selama kurang lebih 30 menit dan dinginkan dalam desikator selama 20 menit sampai dengan 30 menit, kemudian dengan neraca analitik W ; b. Di masukkan 5 g minyak goreng uji ke dalam pinggan, tutup, dan timbang; c. Di panaskan cawan porselen yang berisi minyak goreng uji tersebut dalam keadaan terbuka dengan meletakkan tutup pinggan di samping pinggan di dalam oven pada suhu 130 ± 1 C selama 30 menit setelah suhu oven 130 ± 1 C; d. Di tutup cawan porselen ketika masih di dalam oven, pindahkan segera ke dalam desikator dan dinginkan selama 20 menit sampai dengan 30 menit sehingga suhunya sama dengan suhu ruang dan kemudian timbang W 2 ; e. Di lakukan pengerjaan 3 dan 4 hingga di peroleh bobot tetap; dan f. Di hitung kadar air dan bahan menguap dalam minyak goreng uji. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 3. Bilangan Asam SNI, 2013. a. Di timbang 10 g sampai dengan 50 g minyak goreng uji W ke dalam erlenmeyer 250 ml. b. Di larutkan dengan 50 ml etanol hangat dan tambahkan 5 tetes larutan fenolftalein sebagai indikator; c. Di titrasi larutan tersebut dengan kalium hidroksida KOH 0,1 N N sampai terbentuk warna merah muda warna merah muda bertahan selama 30 detik; d. Di lakukan pengadukan dengan cara menggoyangkan erlenmeyer selama titrasi. e. Catat volume larutan KOH atau NaOH yang diperlukan v 4. Bilangan Peroksida SNI, 2013. a. Dilakukan pembakuan natrium tiosulfat 0,1 N. b. Ditimbang dengan teliti 5 g minyak goreng uji W kedalam erlenmeyer bertutup 250 ml yang kering; c. Ditambahkan 50 ml larutan asam asetat glasial-isooktan 3:2, tutup erlenmeyer dan aduk hingga homogen; d. Ditambahkan 0,5 ml larutan kalium iodida jenuh dengan menggunakan pipet ukur, kemudian kocok selama 1 menit; e. Ditambahkan 30 ml air suling kemudian tutup erlenmeyer dengan segera. Kocok dan titrasi dengan larutan natrium tiosulfat 0,1 N hingga warna kuning hampir hilang, kemudian tambahkan indikator kanji 0,5 ml dan lanjutkan penitaran, kocok kuat untuk melepaskan semua iod dari lapisan pelarut hingga warna biru hilang; f. Dilakukan penetapan uji minyak goreng uji blangko; dan g. Dihitung bilangan peroksida dalam minyak goreng uji. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 5. Bilangan Iod AOAC Internasional, 2005. a. Dilakukan pembakuan natrium tiosulfat 0,1 N. b. Ditimbang dengan teliti 0,5 g minyak goreng uji W ke dalam erlenmeyer bertutup 250 ml yang kering; c. Ditambahkan 20 ml larutan kloroform CCL 4 tutup Erlenmeyer dan aduk hingga homogen; d. Ditambahkan 25 ml larutan Wijs diamkan di dalam lemari asam selama ± 30 menit. e. Ditambahkan 20 ml larutan kalium iodida jenuh 15 dengan menggunakan pipet ukur, kemudian kocok selama 1 menit; f. Ditambahkan 50 ml air suling kemudian tutup Erlenmeyer dengan segera. Kocok dan titar dengan larutan natrium tiosulfat 0,1 N hingga warna cokelat hampir hilang, kemudian tambahkan indikator kanji 0,5 ml dan lanjutkan penitaran, kocok kuat untuk melepaskan semua iod dari lapisan pelarut hingga warna biru hilang; g. Dilakukan penetapan uji minyak goreng uji blangko; dan h. Dihitung bilangan iod dalam minyak goreng uji. 6. Cemaran Logam Kadmium Cd dan Timbal Pb SNI, 2013. a. Ditimbang 10 g W minyak goreng uji dengan teliti dalam cawan porselen; b. Tempat cawan berisi minyak goreng uji di atas pemanas listrik dan panaskan secara bertahap sampai contoh uji tidak berasap lagi; c. Dilanjutkan pengabuan dengan tanur 450 ± 5 o C sampai berwarna putih, bebas dari karbon; d. Apabila abu belum bebas dari karbon yang di tandai dengan warna keabuan-abuan, basahkan dengan beberapa tetes air dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tambahkan tetes demi tetes HNO 3 pekat kira-kira 0,5 ml sampai dengan 3 ml; e. Dikeringkan cawan di atas pemanas listrik dan masukkan kembali ke dalam tanur pada suhu 450 ± 5 o C kemudian lanjutkan pemanasan sampai abu menjadi putih. Penambahan HNO 3 pekat dapat di ulangi apabila abu masih berwarna keabu-abuan; f. Dilarutkan abu berwarna putih dalam 5 ml HCl 6 N, sambil di panaskan di atas pemanas listrik atau penangas air sampai kering, kemudian larutkan dengan HNO 3 0,1 N 20 ml-30 ml dan masukkan ke dalam labu ukur 50 ml kemudian tepatkan hingga tanda garis dengan aquabides V, jika perlu saring larutan meggunakan kertas saring ke dalam labu ukur; g. Disiapkan larutan blanko dengan penambahan pereaksi dan perlakuan yang sama seperti minyak goreng uji; h. Dibaca absorbansi larutan baku kerja dan larutan minyak goreng uji terhadap blanko menggunakan SSA pada panjang gelombang maksimal sekitar 228,8 nm untuk Cd dan 283,3 nm untuk Pb; i. Dibuat kurva kalibrasi antara konsentrasi logam µgmL sebagai sumbu X dan absorbans sebagai sumbu Y; j. Diplot hasil pembacaan larutan minyak goreng uji terhadap kurva kalibrasi C; dan k. Dihitung kandungan logam minyak goreng uji. 37 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN