Kadar Air dan Bahan Menguap

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tabel 4.4 Hasil Uji Kadar Air dan Bahan Menguap

4.4 Kadar Air dan Bahan Menguap

Tahapan awal pengujian kadar air dan bahan menguap yaitu:cawan porselen dipanaskan bersama dengan tutupnya di dalam oven pada suhu 130 o C ± 1 o C selama 30 menit dan dikeringkan didalam desikator 20-30 menit, lalu ditimbang. Sebelum dilakukan pengujian kadar air dan bahan menguap pada sampel uji, minyak diaduk dengan baik, dikarenakan air cenderung untuk mengendap, dengan pengadukan diharapkan penyebaran air dalam sampel uji akan merata Ketaren, 1986. Sampel uji yang telah diaduk, ditimbang seberat 5 gram didalam cawan porselen, lalu dimasukkan kedalam oven dan dikeringkan pada suhu 130 o C ±1 o C selama 30 menit. Sampel uji diangkat dari oven dan didinginkan didalam desikator sampai suhu kamar, kemudian ditimbang SNI, 2013; Ketaren, 1986. Hasil pengamatan pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa sebanyak 5 sampel minyak uji pedagang gorengan melebihi syarat yang ditetapkan oleh SNI 01-3741-2013 yaitu 0,15 bb. Hasil analisa minyak goreng yang belum digunakan 0,138 bb, minyak goreng satu jam pemakaian 0,146 bb, minyak goreng dua jam pemakaian 0,154 bb. Untuk hasil analisa kadar air minyak goreng satu jam pemakaian dengan minyak goreng yang belum digunakan terdapat selisih perbedaan 0,008 bb dan minyak goreng dua jam pemakaian dengan minyak goreng satu jam pemakaian terdapat selisih perbedaan yaitu 0,008 bb, ini menunjukkan bahwa semakin No Nama Sample Hasil bb Syarat SNI 2013 1 Sample Blanko Sania 0,138 2 Sample ±1 jam pakai sania 0,146 3 Sample ±2 jam pakai Sania 0,154 4 Pedagang Jamur Goreng 0,202 5 Pedagang Onde-Onde 0,218 ≤ 0,15 6 Pedagang Aneka Gorengan Simpang Kampus II 0,198 7 Pedagang Cireng Fathullah 0,190 8 Pedagang Aneka Gorengan Samping Kampus II 0,194 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sering penggunaan minyak goreng memberikan efek sinergis meningkatnya kadar air dan bahan menguap yang kemungkinan dapat disebabkan adanya proses pencelupan bahan yang akan digoreng dengan tepung yang telah bercampur air. Sedangkan hasil pada gambar 4.1 menunjukkan bahwa kadar air dan bahan menguap goreng uji tertinggi sebesar 0,218 bb pada pedagang gorengan onde-onde, sedangkan kadar air dan bahan menguap terendah oleh pedagang cireng sebesar 0,190 bb ini disebabkan bahan yang di goreng hanya sedikit. Hasil pengamatan kadar air dan bahan menguap digunakan untuk lemak hewani dan nabati. Selama proses penggorengan dengan suhu tinggi, tidak hanya uap dari minyak goreng yang akan terdegradasi, akan tetapi uap air dari bahan makanan akan ikut tercampur selama proses penggorengan Sunisa et al., 2011, air dalam bahan pangan akan keluar dan diisi oleh minyak goreng Muallifah, 2009. Dengan adanya air, minyak goreng dapat terhidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak bebas. Hidrolisis sangat mudah terjadi dalam minyak dengan asam lemak rendah lebih kecil C 14 seperti minyak goreng. Minyak yang telah terhidrolisis, titik asap-nya menurun, bahan-bahan menjadi cokelat, dan lebih banyak menyerap minyak Winarno, 1995. Selain itu reaksi ini akan mengakibatkan ketengikan pada minyak yang digunakan Ketaren, 1986; Gaman dan Sherrington, 1994. Pedagang Jamur Goreng Pedagang Onde-Onde Pedagang Aneka Gorengan Simpang Kampus II Pedagang Cireng Pedagang Aneka Gorengan Samping Kampus II 0.202 0.218 0.198 0.190 0.194 Kadar Air bb Gambar 4.1 Grafik Kadar Air PedagangGorengan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta [Sumber: Kusnandar, 2010] Gambar 4.2 Reaksi Pemecahan Gliserol Membentuk Akrolein Reaksi hidrolisis dapat dipicu dengan menggoreng bahan pangan deep-fat frying. Penggunaan suhu tinggi menghasilkan energi yang terlalu tinggi, yang dapat memecah struktur lemak, lemak akan terhidrolisis membentuk asam lemak bebas dan gliserol. Selanjutnya, ikatan pada gliserol akan pecah sehingga menyebabkan lepasnya dua molekul air dan membentuk senyawa akrolein yang dapat mengiritasi mata serta menimbulkan rasa gatal pada tenggorokan Kusnandar, 2010; Winarno, 1995. Pembentukn akrolein dapat dilihat pada gambar 4.2. CH 2 -OOC-R1 H-C=OH CH 2 -OOC-R -2H 2 O H-C + H 2 O CH 2 -OOC-R H-C-H Gliserol Akrolein Panas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta [Sumber: Kusnandar, 2010] Gambar 4.3 Reaksi Penyabunan O O 3R-C + KOH 3R-C + H 2 O OH OK

4.5 Bilangan Asam