Uji Organoleptik HASIL DAN PEMBAHASAN

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.3 Uji Organoleptik

Tabel 4.3 Hasil Uji Organoleptis Bau dan Warna Analisa uji organoleptik meliputi dua tahapan analisa, yaitu warna dan bau minyak goreng. Warna minyak goreng dapat diketahui dengan membandingkan warna contoh dengan warna blanko SNI, 2013. Dari hasil analisa menunjukkan bahwa: 3 sample pedagang gorengan menunjukkan intensitas warna minyak goreng sisa yang berubah menjadi kuning tua, akan tetapi pada sampel uji minyak goreng onde-onde warna berubah menjadi hijau tua, sedangkan minyak goreng 1 kali pakai, 2 kali pakai, serta sample pedagang gorengan cireng masih dalam keadaan normal, ini disebabkan jumlah bahan yang digoreng lebih sedikit dan tekstur permukaan bahan pedagang gorengan yang digoreng berwarna putih. Perubahan warna minyak goreng terjadi pada proses penggorengan dan penyimpanan, yang disebabkan oleh suhu yang terlalu tinggi, dalam keadaan panas minyak goreng akan mengekstraksi zat warna yang terdapat dalam bahan yang digoreng Ketaren, 1986. Selain itu, minyak yang teroksidakasi akan memberikan perubahan warna pada minyak goreng yang terlihat secara visual,ini disebabkan terdapatnya senyawa-senyawa volatil yang akan menguap selama proses penggorengan berlangsung, sehingga menyebabkan intensitas warna pada minyak goreng menjadi gelap Serjouie et al., 2010. Ini dapat dilihat pada lampiran 1. No Nama Sample Bau Warna 1 Sampel Uji Blanko Sania Normal Normal 2 Sample ±1 jamPakai Sania Tidak Normal Normal 3 Sample ±2 jam Pakai Sania Tidak Normal Normal 4 Pedagang Jamur Goreng Tidak Normal Tidak Normal 5 Pedagang Onde-Onde Tidak Normal Tidak Normal 6 Pedagang Aneka Gorengan Simpang Kampus II Tidak Normal Tidak Normal 7 Pedagang Cireng Fathullah Tidak Normal Normal 8 Pedagang Aneka Gorengan Samping Kampus Tidak Normal Tidak Normal UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Hasil analisa bau pada minyak yang digunakan 1x pakai, 2x pakai, serta 5 sampel uji dari pedagang gorengan menunjukkan bau yang berbeda dengan bau yang terdapat pada blanko, ini dikarenakan minyak gorengyang telah digunakan secara berulang telah teroksidasi Buckleet al.,1985. Bau yang tidak sedap tersebut disebabkan oleh pembentukan senyawa-senyawa hasil pemecahan hidroperoksida. Menurut teori yang sampai kini masih digunakan, sebuah atom hidrogen yang terikat pada suatu atom karbon yang letaknya disebelah atom karbon lain yang mempunyai ikatan rangkap dapat disingkirkan oleh suatu kuantum energi sehingga membentuk radikal bebas. Radikal ini dengan O 2 membentuk peroksida aktif yang dapat membentuk hidroperoksida yang bersifat sangat tidak stabil dan mudah pecah menjadi senyawa dengan rantai karbon yang lebih pendek oleh radiasi energi tinggi, energi panas, katalis logam, atau enzim. Senyawa-senyawa dengan rantai C lebih pendek ini adalah asam-asam volatil dan menimbulkan bau tengik pada lemak Winarno, 1995. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tabel 4.4 Hasil Uji Kadar Air dan Bahan Menguap