yang mengandung semua zat nutrisi dalam arti jumlah dan macam nutrisinya dalam perbandingan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi sesuai dengan tujuan
pemeliharaan ternak. Pakan seimbang bukan merupakan hal yang sulit untuk diwujudkan karena kita
hanya dituntut untuk pintar mengkombinasikan bahan pakan yang ada di sekitar kita, dengan mengkombinasikan bahan pakan yang tersedia serta penggunaan suplemen dari bahan pakan
lokal diharapkan akan tercipta ransum yang murah tetapi mampu memberikan hasil yang optimal, sehingga dapat diterapkan juga pada usaha ternak sapi potong yang ada di lokasi
penelitian.
e. Pemberian air minum
Di daerah penelitian air minum untuk ternak sapi potong selalu disediakan dalam kandang yang diletakkan di tempat ember air minum. Pemberian air minum untuk sapi
potong di daerah penelitian ini diberikan secukupnya dan dilakukan pada sore hari setelah sapi potong pulang dari penggembalaan. Sumber air minum untuk ternak sapi potong
tersebut berasal dari air sumur di dekat pekandangan sapi potong tersebut dan di daerah penelitian ketersediaan air bersih masih sangat mencukupi.
f. Kebersihan sapi potong dan kandang
Di daerah penelitian kebersihan kandang dilakukan dengan cukup baik, dimana kebersihan kandang dilakukan setiap hari sekali yaitu pada siang hari sampai dengan sore
hari pada saat sapi potong sedang digembalakan. Pada malam hari juga dilakukan pengasapan agar kondisi kandang tetap baik dan juga untuk mencegah datangnya lalat yang
dapat mengganggu kesehatan sapi potong. Kebersihan kandang sangat perlu dilakukan untuk
Universitas Sumatera Utara
menunjang kesehatan sapi potong, selain untuk menjaga kelembaban kandang, hal tersebut juga dilakukan untuk menghindari adanya lalat atau serangga lain yang sering terdapat pada
kandang ternak sapi potong tersebut.
g. Pemberian obat - obatan
Peternak sapi potong yang berada di daerah penelitian, pada umumnya masih memberikan obat – obatan alami bila ternak sapi potong mereka terserang penyakit. Peternak
memberikan obat – obatan alami untuk menyembuhkan penyakit yang sering timbul seperti diare dan masuk angin. Pemberian obat pada ternak sapi potong juga dapat dilakukan secara
suntikan dengan bantuan dokter hewan atau juga dapat langsung diberikan melalui mulut ternak sapi oleh bantuan peternak sapi potong tersebut, bila sapi potong menderita penyakit
diare atau masuk angin umumnya peternak memberikan obat suntikan teramisin atau dengan memberi makan obat ramuan dengan rempah – rempah, seperti kunyit, jahe dan bahan –
bahan lainnya. Dari penjelasan yang telah dijabarkan di atas yaitu mengenai sistem pemeliharaan
usaha ternak sapi potong di desa Cinta Rakyat kecamatan Percut Sei Tuan kabupaten Deli Serdang, yaitu usaha ternak sapi potong di daerah penelitian pelaksanaan pemeliharaannya
masih tergolong tradisional ekstensif, hal ini dapat dibuktikan yaitu selama proses pemeliharaan ternak, perawatan ternak hingga ternak sapi potong tersebut dapat dijual,
proses pemeliharaan tersebut dikerjakan secara sederhana atau tidak menggunakan kandang yang sesuai dengan umur ternak sapi potong dan pakan yang diberikan juga hanya
mengandalkan pakan hijauan, tanpa ada dberikan pakan tambahan atau konsentrat dalam usaha ternak sapi potong tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Dimana menurut Sugeng, 2008, usaha ternak sapi potong yang dilakukan secara ekstensif adalah usaha ternak yang dalam tahapan proses pemeliharaannya tidak dilakukan
secara terprogram atau khusus serta tidak menggunakan pakan tambahan atau konsentrat. Peternak masih menggunakan sistem tradisonal karena sistem tersebut dianggap
masih sangat mudah dan sederhana untuk dijalankan tetapi dapat memberikan keuntungan yang cukup besar juga untuk membantu memenuhi kebutuhan peternak suatu saat, karena
para peternak menganggap usaha tersebut hanya sebagai usaha sampingan atau cadangan saja, yang suatu saat bila diperlukan untuk keperluan mendesak, usaha ternak sapi yang
dianggap sebagai tabungan itu dapat langsung dijual untuk memenuhi kebutuhan peternak.
2. Pendapatan Usaha Ternak Sapi Potong
Pendapatan usaha yang diperoleh dari ternak sapi potong adalah selisih antara total penerimaan usaha ternak sapi dengan total biaya produksi yang dikeluarkan peternak selama
proses usaha pemeliharaan atau kegiatan budidaya ternak sapi tersebut.
a. Biaya produksi usaha ternak
Biaya produksi dalam pengelolaan usaha ternak sapi potong meliputi biaya penyusutan, biaya pemeliharaan, dan biaya tambahan. Biaya penyusutan terdiri dari biaya
penyusutan kandang dan penyusutan peralatan. Biaya pemeliharaan terdiri dari biaya obat – obatan, dan biaya tenaga kerja tenaga kerja dalam keluarga dan Luar Keluarga, namun di
daerah penelitian peternak hanya menggunakan tenaga kerja dalam keluarga, kemudian biaya tambahan yang meliputi biaya IB Inseminasi Buatan dan biaya listrik. Biaya - biaya
produksi yang dikeluarkan oleh peternak dapat dilihat pada Tabel 7 berikut.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 7. Rata – rata biaya produksi usaha ternak sapi potong Rptahunpeternak No.
Uraian Biaya - biaya produksi
Rp Persentase
1 Biaya penyusutan
- Kandang
- Alat - alat
1.748.863 247.045
11,5 1,6
2 Biaya pemeliharaan
- Obat – obatan
- TKDK
- TKLK
17.500 12.940.909
- 0,11
85,16 -
3 Biaya tambahan
- IB
- Listrik
25.000 228.636
0,16 1,5
Total biaya produksi 15.194.317
100
Sumber : Data di olah dari lampiran 5 – 9
Rataan biaya produksi pada usaha ternak sapi potong per peternak pertahun mencakup biaya penyusutan kandang sebesar Rp.1.748.863 atau 11,5 dari seluruh total
biaya produksi, dan biaya penyusutan peralatan sebesar Rp.247.045 atau 1,6 dari seluruh total biaya produksi, kemudian biaya pemeliharaan yang terdiri dari biaya obat – obatan
sebesar Rp.17.500 atau 0,11 dari total biaya produksi, dan biaya TKDK Tenaga Kerja Dalam Keluarga sebesar Rp.12.940.909 atau 85,16 dari total biaya produksi usaha ternak
sapi potong. Biaya tenaga kerja dalam usaha ternak sapi potong tersebut termasuk biaya produktif tidak tunai karena tidak dibayar langsung namun diperhitungkan sebagai biaya
produktif dalam menganalisis pendapatan bersih usaha ternak sapi potong. Biaya – biaya tambahan lain yang terdiri dari biaya IB Inseminasi Buatan sebesar Rp.25.000 atau 0,16
dari total biaya produksi, biaya listrik sebesar Rp228.636 atau 1,5 dari total biaya produksi. Rata – rata total biaya produksi usaha ternak sapi potong tersebut sebesar Rp.
15.194.317.
Universitas Sumatera Utara
b. Penerimaan usaha ternak sapi potong