Penggunaan Lahan Perkandangan Sistem Usaha Ternak Sapi Potong Dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Keluarga (Studi Kasus : Desa Cinta Rakyat, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang)

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK PETERNAK SAMPEL Deskripsi Daerah Penelitian a. Luas dan Letak Geografis Desa Cinta rakyat adalah salah satu desa yang terletak di kecamatan Percut sei tuan Kabupaten Deli serdang. Desa ini memiliki areal seluas 152,6 Ha, dengan batas – batas wilayah sebagai berikut :  Sebelah Utara berbatasan dengan desa Percut  Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Saentis  Sebelah Barat berbatasan dengan desa Saentis  Sebelah Timur berbatasan dengan desa Sei Jernih Jarak desa penelitian dengan ibukota kecamatan sekitar 22 Km sementara jarak desa penelitian dengan ibukota kabupaten sekitar 46 Km dan jarak desa penelitian dengan ibukota provinsi daerah tingkat I Sumatera Utara Medan sekitar 20 Km. Desa Penelitian ini terdiri dari 11 dusun. Desa Cinta rakyat terletak pada ketinggian 11 km dari permukaan laut dengan curah hujan rata – rata 2000 mmthn. Desa ini bertopografi dataran rendah dengan suhu udara rata – rata 25° C.

b. Penggunaan Lahan

Luas wilayah desa penelitian yakni desa Cinta rakyat menurut fungsinya dapat dibagi menjadi areal perkebunan, perumahan, peternakan, pertaniansawah dan lapangan Universitas Sumatera Utara bola. Untuk lebih jelasnya tabel 2 di bawah ini akan dapat menggambarkan bagaimana sebaran penggunaan lahan di desa Cinta rakyat . Tabel 2. Jenis penggunaan lahan di desa Cinta Rakyat tahun 2008 No Jenis penggunaan lahan Luas ha Persentase 1. 2. 3. 4. Perkebunan Pertanian sawah Pemukiman Peternakan 57 40 25,6 30 37,35 26,21 16,78 19,66 Jumlah 152,6 100 Sumber : Data monografi desa penelitian, 2008 Pada Tabel 2 di atas dapat dilihat bahwa jenis penggunaan lahan untuk perkebunan seluas 57 Ha, sedangkan lahan pertaniansawah 40 Ha, lahan yang digunakan sebagai pemukiman seluas 25,6 Ha 16,78 dan lahan yang digunakan untuk peternakan adalah 30 Ha. Menurut kepala desa Cinta Rakyat, peternakan inilah yang sedang dimanfaatkan dengan sebaik - baiknya karena merupakan investasi yang paling baik terutama bila ada kebutuhan mendadak yang membutuhkan uang, ternaklah yang paling mudah untuk dijual. Keadaan ini sebenarnya menjadi peluang yang besar bagi masyarakat jika ingin beternak dan mengelolanya dengan baik. Hal ini juga membuktikan bahwa desa ini memiliki lahan yang luas dan masih dapat dimanfaatkan untuk lahan peternakan.

c. Keadaan Penduduk

Penduduk daerah penelitian berjumlah 10.600 jiwa atau 2511 KK, seperti tertera pada Tabel 3 berikut. Universitas Sumatera Utara Tabel 3. Keadaan penduduk di desa Cinta Rakyat tahun 2008 No Jenis Kelamin Jumlah jiwa Persentase 1 Laki-laki 5.467 51,58 2 Perempuan 5.133 48,42 Jumlah 10.600 100 Sumber: Data monografi desa penelitian, 2008 Tabel 3 menunjukkan keadaan penduduk di daerah penelitian terdiri dari laki-laki berjumlah 5.467 Jiwa 51,58 dan perempuan berjumlah 5133 jiwa 48,42 , ini menunjukkan bahwa di desa ini jumlah penduduk laki-laki lebih banyak daripada jumlah penduduk perempuan. Mata pencaharian ataupun jenis pekerjaan penduduk di desa penelitian terdiri dari petani, PNS Pegawai Negeri Sipil, wiraswasta buruh dan nelayan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4 berikut. Tabel 4. Distribusi penduduk menurut jenis mata pencaharian di desa penelitian tahun 2008 No Uraian Jumlah penduduk KK Persentase 1 PNSPensiunan 77 6,26 2 Bertani 188 15,3 3 Buruh 584 47,52 4 Beternak 105 8,54 5 Wiraswasta 275 22,38 Total 1.229 100 Sumber: Data monografi desa penelitian, 2008 Tabel 4 menunjukkan bahwa mayoritas penduduk desa penelitian adalah bermata pencaharian sebagai buruh yaitu 584 KK, penduduk yang bertani adalah sebanyak 188 KK, sementara penduduk yang mempunyai mata pencaharian wiraswasta adalah 275 KK, yang Universitas Sumatera Utara mempunyai mata pencaharian sebagai peternak sebesar 105 KK dan penduduk yang bermata pencaharian sebagai PNS pensiunan sekitar 77 KK atau 6,26 dari total jumlah penduduk.

2. Sarana dan Prasarana Desa

Ketersediaan sarana dan prasarana desa menjadi faktor yang sangat penting dalam pembangunan masyarakat desa, serta sangat mempengaruhi perkembangan dan masyarakat di daerah tersebut. Semakin baik sarana dan prasarana akan mengakibatkan penyediaan sarana produksi dan pemasaran hasil peternakanpertanian lancar, yang secara tidak langsung akan mempercepat laju pembangunan. Keadaan sarana dan prasarana yang terdapat di desa penelitian dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini : Tabel 5. Sarana dan prasarana di desa Cinta Rakyat, 2008 No Fasilitas Sarana dan prasaran Jumlah Bangunan 1 Pendidikan  SD  SMP  SMA 4 1 1 2 Kesehatan  Posyandu  Klinik 1 7 3 Peribadatan  Mesjid  Surau  Gereja  Wihara 2 9 - - Sumber: Data monografi desa penelitian, 2008 Tabel 5 menunjukkan ketersediaan sarana dan prasarana desa penelitian dibidang pendidikan, kesehatan, peribadatan, dan sosial cukup baik, akan tetapi masih perlu dibenahi bidang pendidikan, dimana di desa ini telah tersedia fasilitas pendidikan seperti SD Sekolah Dasar dan SMP Sekolah Menengah Pertama sedangkan SMA Sekolah Menengah Atas ada di ibukota Kecamatan dengan jarak tempuh biasanya berjalan kaki biasanya 1 jam atau Universitas Sumatera Utara menggunakan jasa angkutan yang ada di desa ini. Dengan cara demikian maka akan semakin meningkatkan minat anak desa ini untuk sekolah. Di desa ini hanya memiliki satu unit Posyandu dan tujuh Klinik, padahal pusat kesehatan masyarakat ini sangat diperlukan oleh masyarakat untuk berobat maupun untuk mendapatkan penyuluhan maupun informasi kesehatan. Sarana kesehatan masih kurang memadai, harapan masyarakat kepada pemerintah agar menyediakan fasilitas kesehatan dan tenaga medis yang memadai supaya kesehatan masyarakat akan terjamin karena hal ini berkaitan dengan kualitas hidup penduduk desa tersebut. Fasilitas peribadatan dan sosial keberadaannya cukup tersedia bagi masyarakat, namun perlu diperhatikan dalam pemakaiannya dimana mesjid sebagai tempat beribadah dan balai desa adalah tempat pertemuan bagi masyarakat jikalau ada rapatperkumpulan masyarakat. Daerah ini telah dapat di capai dengan angkutan umum atau angkutan roda empat. Jadi, dapat disimpulkan bahwa peternak tidak mengalami kesulitan dalam memperoleh sarana produksi dan juga dalam hal penjualan hasil, karena sarana transportasi sudah cukup tersedia dengan baik.

3. Karakterisitik Peternak Sampel

Karakterisitik petani sampel pada penelitian ini meliputi umur peternak, tingkat pendidikan, pengalaman beternak, jumlah tanggungan keluarga dan skala usaha yang dikelola. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 6. Karakteristik peternak sampel di desa Cinta Rakyat tahun 2008 No Uraian Range Rataan 1 Umur Tahun 30-56 44,90 2 Tingkat pendidikan Tahun 9-12 7,40 3 Pengalaman beternak Tahun 7-20 8,40 4 Jumlah tanggungan jiwa 2 -7 3,60 5 Skala usaha ekor 3-15 11,4 Sumber : Data diolah dari lampiran 4 Dari Tabel 6 diketahui bahwa umur rata-rata peternak adalah 44,90 dengan range 30-56 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa peternak sampel masih tergolong pada usia produktif, karena dilihat dari segi umur, tenaga kerja peternak sapi potong masih sangat potensial untuk mengerjakan dan mengelola usaha ternaknya masing – masing. Tingkat pendidikan peternak sampel hanya pada tingkat SMA adalah 7,40 dengan range 9-12 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan yang dimiliki oleh peternak cukup tinggi, pendidikan peternak ini sangat berpengaruh terhadap keahlian, wawasan, pengetahuan dan pola pikir dalam melakukan tindakan terhadap kegiatan usaha ternaknya. Pengalaman beternak tiap peternak yaitu rata – rata 8,40 dengan range 7-20 tahun. Hal ini akan berpengaruh pada keahlian dan pengetahuannya didalam mengatasi masalah-masalah dalam mengusahakan ternak sapi potong tersebut untuk meningkatkan hasil produksi ternaknya. Jumlah tanggungan peternak sapi potong rata – rata sebanyak 3,60 dengan range 2 – 7 orang, jumlah tanggungan keluarga akan bepengaruh terhadap distribusi pendapatan dan ketersediaan tenaga kerja. Semakin banyak jumlah tanggungan maka semakin besar pula pengeluaran keluarga. Sementara tanggungan yang sudah masuk dalam kategori usia produktif dapat dijadikan sebagai tenaga kerja di dalam keluarga peternak. Universitas Sumatera Utara Jumlah ternak sapi potong yang dimiliki oleh peternak dapat pula menunjukkan tingkat perkembangan populasi ternak di daerah penelitian tersebut. Jumlah populasi ternak sapi potong peternak yaitu rata-rata 11,4 dengan range 3-15 ekor yang dipelihara pada lahan – lahan di daerah penelitian tersebut. Universitas Sumatera Utara HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Sistem Pemeliharaan Usaha Ternak Sapi Potong Di Daerah Penelitian

Di daerah penelitian, mayoritas peternak sapi potong masih mengusahakan ternak sapinya secara sederhana yaitu bentuk pemeliharaan dengan tata pelaksanaannya tidak terprogram dengan baik, kandangnya hanya dibangun dengan sekedarnya saja hanya untuk tempat berlindung dari teriknya matahari diwaktu siang dan untuk melindungi ternak dari udara yang dingin diwaktu malam, dalam pengembalaannya ternak sapi potong hanya dilepas di lapangan atau hamparan padang rumput yang agak jauh dari pemukiman peternak. Usaha ternak sapi potong yang dilakukan secara sederhana tidak terlalu memikirkan hasil produksinya karena peternak menganggap tingkat usaha seperti ini masih menonjolkan kepentingan keluarga, serta aspek kepuasan dipandang lebih utama, karena peternak dianggap telah memiliki tabungan berbentuk ternak yang dapat dijual pada saat dibutuhkan dalam keadaan tidak terduga. Proses sistem pemeliharaan yang dilakukan oleh peternak sapi potong di daerah penelitian adalah sebagai berikut :

a. Perkandangan

Di daerah penelitian, kandang dibangun dengan arah utara – selatan, agar sinar matahari pada waktu pagi hari tetap masuk kandang dan tidak begitu panas. Sinar matahari pada pagi hari mengandung sinar ultraviolet sangat penting untuk membasmi kuman dan membantu pembentukan vitamin pada ternak sapi potong. Kebutuhan kandang sangat penting sekali sebagai pelindung panas, hujan, dingin dan tiupan angin yang sangat kencang. Selain itu juga memudahkan pemeliharaan seperti pengontrolan penyakit dan pengobatan. Pembuatan ventilasi dibuat sehingga udara tetap bisa keluar masuk pada kandang. Universitas Sumatera Utara Atap kandang kebanyakan terbuat dari rumbia atau nipah. Hal ini dipilih karena biayanya lebih murah dan sesuai dengan keadaan perekonomian peternak tersebut, rumbia atau nipah tersebut juga tidak begitu menyerap panas matahari sehingga kondisi kandang tidak terlalu panas pada siang hari dan tidak telalu dingin pada malam harinya. Dinding kandang terbuat dari papan dan kayu ataupun dari bambu, dan dengan adanya ventilasi untuk keluar masuknya udara dalam kandang, lantai kandang ternak tersebut juga masih terbuat dari tanah. Perkandangan sapi potong dibangun berdekatan dengan rumah penduduk atau peternak agar para peternak dapat lebih mudah mengawasi usaha ternaknya tersebut. Ukuran dari masing – masing kandang disesuaikan dengan jumlah ternak dari setiap peternak. Tidak ada peternak yang memiliki dua kandang atau lebih yang berarti tidak ada peternak yang melakukan pemisahan kandang berdasarkan umur ternak sapi potong. Kandang pemeliharaan ternak sapi potong tersebut tidak dipisahkan sesuai dengan umur ternak sapi potong, tetapi seluruh ternak tersebut dipelihara dalam satu kandang. Alasan peternak melakukan hal ini karena keterbatasan modal dan lahan untuk usaha ternak sapi potong tersebut, dan hal ini dianggap peternak masih sangat wajar, karena peternak masih dapat merasakan keuntungan dari hasil ternak sapi potongnya, walaupun hanya dipelihara dalam kandang yang seadanya saja.

b. Penyediaan Bibit