Metode Pengobatan di Panti Rehabilitasi Narkoba Al-Kamal

79 12. Kolam Mandi Air Panas Kolam mandi air panas ini terletak di sidebu-debu yang memang lokasinya tak jauh dari Sibolangit Center. Kolam air panas ini digunakan untuk mandi pasien. Dengan mandi disini makan akan dirangsang syaraf-syaraf mereka yang rusak untuk pulih kembali. Mereka sebulan sekali pada minggu pagi mandi di sidebu-debu di kolam air panas. Sekitar setengah jam mandi air panas, kemudian kepala mereka diguyur dengan air panas yang dicampur garam, gunanya adalah untuk merangsang syaraf-syaraf yang ada dikepala mereka, sebab kerusakan syaraf yang terbanyak bagi pencandu ada di kepala. 13. Lokasi Praktek Pertanian Lahan praktek pertanian ini terletak di dalam kompleks Sibolangit Centre. Lahan ini seluas ± 2500m. Lahan ini digunakan pasien untuk belajar bertani. Pada pagi hari mereka bekerja di lahan ini, tujuannya bukan hanya sebagai aktifitas fisik, namun juga bisa digunakan sebagai terapi fisik bagi pasien. Sinar matahari pagi bagus bagi tubuh. Syaraf-syaraf bisa dipulihkan dengan cara bertani. Disini mereka juga diajarkan untuk menaman cabai, sayur-sayuran dan beternak. Kalau beternak, para pasien diajari cara beternak kambing.

4.5 Metode Pengobatan di Panti Rehabilitasi Narkoba Al-Kamal

Sibolangit Centre Seorang pecandu narkoba sangat tergantung pada narkoba, dimana semakin lama mereka menggunakan narkoba, maka semakin besar pula ketergantungannya terhadap narkoba. Apabila keinginan mereka terhadap narkoba tidak terpenuhi, maka mereka akan merasa kedinginan, sakit kepala, gelisah, meronta-ronta. Hal ini yang disebut dengan sakau. 80 Pecandu narkoba yang dirawat dipanti, maka pada saat itulah terjadi proses sosialisasi dan resosialisasi dalam kehidupannya. Dikatakan sebagai proses desosialisasi, karena pada tahap awal, seorang pasien itu diasingkan dan ditempatkan disuatu kamar khusus yang terpisah dari pasien lainnya. Selain merupakan proses pencabutan diri, juga untuk menghilangkan sakaunya. Apabila datang sakaunya, maka tangan dan kaki pasien akan diikat. Selama masa sakau ini pasien dijaga ketat oleh dokter dan perawat serta tidak dibenarkan berinteraksi dengan siapapun baik sesama pasien maupun keluarganya. Hal ini terjadi selama ± 1 minggu tergantung dari tingkat kecanduannya pada narkoba. Setelah 1 minggu dan sakaunya telah hilang, maka pasien dipindahkan ke kamar biasa dan telah dapat berinteraksi dengan pasien lainnya, dapat mengikuti aktivitas sehari- hari bersama dengan pasien yang lainnya, serta sudah diperbolehkan dikunjungi oleh orangtua atau keluarga pada saat waktu kunjungan yang telah ditetapkan pihak panti. Pada saat inilah berlangsung proses resosialisasi, dimana pasien ditanamkan sesuatu nilai-nilai baru. Selama di dalam panti, aktivitas sehari-hari yang dilakukan pasien adalah pada pagi hari biasanya mereka sholat subuh, lalu dilanjutkan dengan olahraga. Setelah olahraga, mereka mandi, sarapan lalu mengikuti kegiatan program pengobatan yang telah ditentukan oleh pihak panti. Pada sore hari, mereka dapat melakukan beberapa kegiatan seperti menonton tv, bermain game dan lain-lain. Disela-sela aktivitasnya, mereka tetap diingatkan untuk melakukan sholat pada waktunya. Malam harinya, mereka tidak diperkenankan berada dilur kamar melebihi jam 11 malam. 81 Di Panti Rehabilitasi Sibolangit Centre terdapat berbagai metode pengobatan yaitu: 1. Pengobatan Medis Pada metode medis ini, dokter memeriksa kondisi tubuh pasien untuk mengetahui apakah pasien memiliki penyakit bawaan atau tidak, sehingga dalam perawatan selanjutnya dapat diantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. 2. Pengobatan Tradisional Pengobatan tradisional yang dilakukan adalah dengan mandi uap oukup sebanyak 2 kali dalam seminggu selama pasien masih di rawat di dalam panti. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengeluarkan racun-racun narkoba yang terdapat di dalam tubuh si pasien, sehingga nafsu makan pasien akan bertambah, badan terasa segar, tidur pun enak serta bersemangat dalam melakukan kegiatan di dalam panti. Selain itu sebanyak 2 kali sehari pasien diberikan minuman jamu yang terbuat dari rempah-rempah dan daun-daun. 3. Pengobatan Rohani Spiritual Selama dalam panti, para pasien diberikan pelajaran dan pengetahuan tentang agama sesuai dengan agama masing-masing. Pasien diajarkan untuk sembahyang, membaca kitab suci dan belajar mengenal diri sendiri sesuai dengan agamanya. Metode ini dilakukan agar pasien lebih mendekatkan diri dengan Tuhan, memiliki iman yang kuat sehingga tidak lagi terpengaruh pada penggunaan narkoba. 82 4. Pengobatan Fisik dan Psikis Metode pengobatan fisik di panti ini dilakukan dengan cara olahraga setiap hari, seperti basket, renang, tenis meja, bulu tangkis, sepak bola dan lain- lain. Selain itu juga dilakukan cross country pada waktu-waktu tertentu. Melalui kegiatan ini para pasien dapat melihat langsung kondisi masyarakat di sekitar mereka, sehingga mereka dapat membuka pemikiran mereka bahwa mereka juga bagian dari masyarakat. Metode psikis dilakukan dengan cara konsultasi dengan psikolog yang bertugas di panti, dimana psikolog bertugas membantu pasien mempersiapkan dirinya untuk kembali ke tengah-tengah masyarakat. 83

BAB V ANALISA DATA

Pada bab ini penulis akan menguraikan data-data hasil penelitian di lapangan yang diperoleh dari kuesioner. Penelitian ini dilakukan di panti rehabilitasi al-kamal sibolangit centre, dengan responden adalah residen yang menerima program pemulihan. Adapun data-data yang disajikan dalam bab ini akan diinterpretasikan secara deskriptif. Penyajian data kuesioner akan disajikan dalam bentuk tabulasi tunggal dan kemudian digabung dengan data hasil wawancara. Adapun data-data yang dianalisis dalam bab ini sebagai berikut : 5.1. Identitas Umum Responden 5.1.1. Distribusi Responden Berdasarkan Usia Sumber : Kuesioner September 2015 Pada diagram 1 dapat kita lihat sebanyak 11 responden atau 39,28 berusia 26 – 30 tahun, 8 responden atau 18,58 berusia 31 – 35 tahun, 5 responden atau 17,86 berusia 16 – 20 tahun, dan 4 responden atau 17,86 berusia 21 – 25 tahun. Berdasarkan data diagram tersebut responden yang berusia 17,86 14,28 39,28 28,58 2 4 6 8 10 12 16-20 Tahun 21-25 Tahun 26-30 Tahun 31-35 Tahun Diagram 1 Distibusi Responden Berdasarkan Usia