Filosofi Evaluasi Pelaksanaan Program Therapeutic Community (TC) terhadap Residen Penyalahgunaan Narkoba di Rehabilitasi Al-Kamal Sibolangit Centre

35 berada dalam system pemerintahan. Dukungan pemerintah dalam bentuk biaya perawatan bagi para residen yang mengikuti program rehabilitasi swadaya masyarakat belum tersedia. Oleh karena itu, tidaklah heran apabila pada umumnya lembaga rehabilitasi swadaya masyarakat mengenakan pola tarif yang cukup tinggi dibandingkan dengan pendapatan perkapita masyarakat Indonesia. Hingga saat ini dukungan pemerintah dalam pembinaan lembaga rehabilitasi swadaya masyarakat masih terbatas pada peningkatan kapasitas lembaga ataupun sumber daya manusianya. Saat ini secara nasional keberadaan lembaga rehabilitasi swadaya masyarakat dengan pendekatan TC sangatlah terbatas. Kendala utama adalah beratnya beban biaya operasional TC, sementara sumber dana- baik yang berasal dari residen, maupun dalam bentuk bantuan- semakin lama semakin minim. Daya jangkau masyarakat terbatas dan bantuan dana tidak diterima secara berkesinambungan, sehingga banyak program TC ditutup. Hal ini tentunya bukanlah suatu yang menggembirakan, karena bagaimanapun juga pecandu perlu memiliki berbagai pilihan terapi sehingga dapat memiliki kebutuhan setiap individu. Dalam hal ini perlu disadari bahwa tidak ada satu program pun yang cocok buat semua orang- salah satu prinsip terapi yang efektif dari National Institute on Drug Abuse NIDA, 2009.

II.6.4 Filosofi Therapeutic Commnunity Dan Penerapan Metode Pekerjaan Sosial.

1. Filosofi

Program TC berlandaskan pada filosofi dan slogan-slogan tertentu, baik 36 tertulis maupun yang tidak tertulis unwritten philosophy . Filosofi TC yang tertulis merupakan sesuatu hal yang harus dihayati, dianggap sacral, tidak boleh diubah dan harus dibaca setiap hari. Sementara filosofi tidak tertulis unwritten philosophy adalah merupakan nilai-nilai yang harus diterapkan dalam proses pemulihan yang maknanya mengandung nilai-nilai kehidupan yang universal, artinya filosofi ini tidak mengacu kepada kultur, agama dan golongan tertentu. a. Filosofi TC yang tertulis “Saya berada di sini karena tiada lagi tempat berlindung, baik dari diri sendiri, hingga saya melihat diri saya di mata dan hati insane yang lain. Saya masih berlari, sehingga saya belum sanggup merasakan kepedihan dan menceritakan segala rahasia diri saya ini, saya tidak dapat mengenal diri saya sendiri yang lain, saya akan senantiasa sendiri. Dimana lagi kalau bukan di sini, dapatkah saya melihat cermin diri ini?. Disinilah, akhirnya, saya jelas melihat wujud diri sendiri. Bukan kebesaran semu dalam mimpi atau si kerdil di dalam ketakutannya. Tetapi seperti seorang insane, bagian dari masyarakat yang peduh kepedulian. Disini saya dapat tumbuh dan berakar, bukan lagi seorang seperti dalam kematian tetapi dalam kehidupan nyata dan berharga baik untuk diri sendiri maupun orang lain.” b. Filosofi tidak tertulis unwritten philosophy Filosofi-filosofi yang ada di bawah ini tidak mengenal hirarki, dalam arti tidak ada yang lebih penting dari yang lainnya, melainkan merupakan nilai-nilai kehidupan yang seluruhnya 37 diterapkan dalam keseharian aktivitas para residen di panti rehabilitasi facility. Berikut merupakan bagian penting dari filosofi tidak tertulis: 1 Honesty kejujuran: kejujuran adalah nilai hakiki yang harus dijalankan para residen, setelah sekian lama mereka hidup dalam kebohongan. 2 No free lunch tidak ada yang gratis di dunia ini: tidak ada sesuatu pun di dunia ini yang didapatkan tanpa usaha terlebih dahulu. 3 Trust your environment percayalah lingkunganmu: percaya pada lingkungan panti rehabilitasi facility dan yakin bahwa lingkungan ini mampu membawa residen pada kehidupan yang positif. 4 Understand is rather than to understood pahami lebih dahulu orang lain sebelum kita minta dipahami: sebelum kita minta untuk dipahami orang lain, adalah jauh lebih positif apabila kita pahami dahulu orang lain. Sikap ini akan lebih menggiring kita untuk berfikir bijaksana dan sabar. 5 Blind faith keyakinan total pada lingkungan: keyakinan total pada lingkungan panti rehabilitasi akan makin membantu perbaikan diri residen. 6 To be aware is to be alive waspada adalah inti kehidupan: sikap waspada sangat diperlukan dalam kehidupan , sehingga kita tidak mudah terjerumus pada hal-hal negatif. 38 7 Do your things right everything else will follow pekerjaan yang dilakukan dengan benar, akan memberikan hasil positif: lakukan tugas-tugas kita sebagaimana mestinya, kita pasti akan memetik buahnya kemudian. 8 Be careful what ask for you, you might just get it mulutmu harimaumu: jagalah mulut kita, karena ucapan-ucapan negatif dapat menjadi kenyataan. 9 You can’t keep it unless You give it away sebarkanlah ilmumu pada banyak orang: tidak ada gunanya segenap pengetahuan yang kita miliki bila tidak kita sebarkan pada orang lain. 10 What goes around comes around perbuatan baik akan berbuah baik: setiap perilaku kita yang positif akan memberikan dampak positif. 11 Compensation is valid selalu ada ganjaran pada perilaku kita: hati-hatilah dalam bertindak, sebab selalu ada resiko yang menyertai tindakan itu. 12 Act as if bertindak sebagaimana mestinya: bertindaklah apa adanya, namun apabila tidak sesuai dengan hati nurani, bertindaklah sebagaimana mestinya. 13 Personal growth before vested status kembangkan dirimu seoptimal mungkin: pengembangan diri mutlak diperlukan sebelum kita mendapatkan jabatankepercayaan diri orang lain. 39 Pelaksanaan program disusun untuk membuat residen terlibat secara penuh dalam setiap kegiatan, sesuai dengan job function-nya masing – masing. Kedudukan petugas hanya sebagai pengawas, yang mengawasi program. Kategori struktur program utama dari Therapeutic Community, terdiri dari 4 empat, yaitu: a. Behaviour management shaping Pembentukan tingkah laku Perubahan perilaku yang diarahkan pada kemampuan untuk mengelola kehidupannya sehingga terbentuk perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai, norma – norma kehidupan masyarakat. b. Emotional and psychological Pengendalian emosi dan psikologi Perubahan perilaku yang diarahkan pada peningkatan kemampuan penyesuaian diri secara emosional dan psikologis. c. Intellectual and spiritual Pengembangan pemikiran dan kerohanian Perubahan perilaku yang diarahkan pada peningkatan aspek pengetahuan, nilai – nilai spiritual, moral dan etika, sehingga mampu menghadapi dan mengatasi tugas – tugas kehidupannya maupun permasalahan yang belum terselesaikan. d. Keterampilan vokasionalmempertahankan diri, yaitu perubahan perilaku yang diarahkan pada peningkatan kemampuan dan keterampilan residen yang dapat diterapkan untuk menyelesaikan tugas-tugas sehari-hari dan tugas-tugas kehidupannya. Lima pilar dalam metode-metode yang digunakan untuk mencapai perubahan yang diinginkan : a. Konsep Lingkungan Keluarga Pengganti famili milieu concept . 40 Lingkungan sosial dalam TC dianggap sebagai pengganti dimana setiap staf serta residen merupakan anggota yang mempunyai hak dan kewajiban. b. Tekanan Teman Sebaya peer pressure reversal . Para residen yang sebelumnya mempunyai kecenderungan untuk mengajak rekan sebaya melakukan hal hal negatif dibimbing untuk saling mendorong dan menciptakan suasana yang kondusif untuk mewujudkan perbuatan yang positif. c. Sesi-sesi Teraputik Therapeutic sessions . Setiap kegiatan yang dilakukan residen selalu diarahkan untuk membentuk perilaku antara lain disiplin, tanggung jawab, dan kepedulian untuk mendukung proses pemulihan mereka. d. Sesi-sesi Keagamaan dan Spritual Religious and Spritual sessions . Kegiatan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas keimanan dan keyakinan mereka. e. Menjadi Panutan Role Modeling . Setiap residen belajar menjadi panutan sehingga dimasa mendatang mampu memberikan keteladanan bagi anggota keluarga rekan sebaya yang lain.

2. Prinsip pekerjaan sosial dalam TC