27
4.2.1 Distribusi Responden Berdasarkan Status Gizi
Pada penelitian ini, status gizi responden dinilai melalui pemeriksaan antropometri dengan menghitung nilai indeks massa tubuh IMT. Nilai indeks
massa tubuh responden kemudian dikelompokkan menurut klasifikasi Asia Pasifik. Rerata IMT responden adalah 21,13 kgm
2
16,22-27,99. Sebaran status gizi responden tercantum pada tabel 4.2.1
Tabel 4.2.1 Distribusi responden berdasarkan status gizi
Jumlah Presentase Underweight 13 14,1
Normal 63 68,5 Overweight 8 8,7
Obese 8 8,7
Total 92 100
Berdasarkan tabel tersebut didapatkan bahwa sebagian besar responden memiliki status gizi normal. Akan tetapi, persentase responden yang memiliki
status gizi underweightgizi kurang cukup tinggi, yaitu 14,1 . Laporan Riskesdas tahun 2010 menyebutkan bahwa secara nasional persentase
status gizi kurang penduduk dewasa wanita adalah 12,3.
15
Banyak faktor yang dapat menyebabkan status gizi kurang diantaranya adalah pola makan yang salah. Kebiasaanpola makan remaja sangat khas dan
berbeda jika dibandingkan dengan usia lainnya, misalnya : 1 tidak makan missing meals terutama makan pagi atau sarapan; 2 kegemaran makan snacks
dan kembang gula serta soft drink; 3 remaja cenderung memilih-milih makanan, ada makanan yang disukai dan yang tidak. Jenis makanan tersebut berbeda untuk
tiap budaya, antara laki-laki dan perempuan. Selain itu, remaja terutama remaja putri biasanya percaya bahwa mereka dapat mengontrol berat badannya dengan
cara tidak makan pagi atau siang Robert Williams 1996,.
16
Kegiatan responden yang padat sebagai mahasiswi kedokteran, baik kegiatan perkuliahan
28
maupun aktivitas kemahasiswaan lainnya dapat mempengaruhi pola makan mereka sehingga asupan gizi tidak mencukupi. Kurangnya variasi makanan di
kampus, tinggal terpisah dari orang tua, juga dapat mempengaruhi asupan responden.
Dapat diketahui bahwa dampak indeks masa tubuh yang kurang yaitu mereka dengan berat badan terlalu rendah memiliki risiko osteoporosis tulang
keropos yang lebih tinggi. Berat badan yang terlalu rendah juga berkaitan dengan gangguan sistem reproduksi, seperti infertilitas
dan risiko mengalami keguguran saat kehamilan yang lebih tinggi. Berat badan terlalu rendah, dikombinasi dengan
pola diet yang kurang asupan zat besi dan asam folat, berkaitan dengan masalah anemia.
17
4.2.2 Rerata Analisis Asupan Menurut Food Record dan Food Frequency