6
2.4 Anemia defisiensi besi
Anemia defisiensi besi merupakan anemia yang terjadi karena berkurangnya penyediaan besi untuk eritropoesis, kekosongan cadangan besi
depleted iron store menyebabkan pembentukan hemoglobin berkurang.
3
Anemia defisiensi besi ditandai dengan anemia hipokromik mikrositer dan
hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukan cadangan besi kosong.
Pada anemia akibat penyakit kronik penyediaan besi untuk eritropoesis berkurang oleh karena pelepasan besi dari sistem retikuloendotelial
berkurang, tetapi cadangan besi masih normal. Sedangkan pada anemia sideroblastik penyediaan besi untuk eritropoesis berkurang yang dikarenakan
oleh mitokondria yang terganggu sehingga menyebabkan inkorporasi besi ke dalam heme terganggu.
3
2.5 Kompartemen besi didalam tubuh
Besi di dalam tubuh terdiri atas 3 bentuk yaitu
3
: 1. Senyawa besi fungsional, yaitu besi yang membentuk senyawa yang
mempunyai fungsi di dalam tubuh. 2. Besi cadangan, yaitu senyawa besi yang dipersiapkan bila masukan besi
berkurang. 3. Besi transport, yaitu besi yang berikatan dengan protein tertentu yang
berfungsi sebagai pengangkut besi dari kompartemen yang satu menuju kompartemen yang lain.
Dalam keadaan normal seorang laki- laki dewasa mempunyai kandungan besi 50 mgKgBB, sedangkan perempuan dewasa yaitu 35 mgKgBB.
3
2.6 Metabolisme Zat Besi
Metabolisme zat besi dalam tubuh terdiri atas beberapa proses yaitu, penyerapan, pengangkutan, pemanfaatan, penyimpanan, dan pengeluaran zat
besi. Sebelum di absorbsi, besi non heme direduksi dari bentuk ferri Fe3
+
menjadi bentuk ferro Fe2
+
dengan bantuan asam aksorbat agar mudah diserap, sedangkan besi heme langsung di absorbsi. Absorbsi zat besi dari
makan terjadi di bagian proksimal duodenum dengan bantuan alat angkut protein khusus yaitu transferin reseptor. Transferin mukosa mengangkut besi
7
dari saluran cerna ke dalam mukosa. Transferrin mukosa ini kemudian kembali ke lumen saluran cerna untuk mengikat besi lain. Sedangkan
transferin reseptor mengangkut besi melalui darah ke semua jaringan tubuh. Zat besi dari makanan yang diserap oleh duodenum kemudian masuk ke
dalam plasma darah sedangkan sebagian yang tidak diserap keluar dari tubuh bersama feses. Di dalam plasma berlangsung proses turn over, yaitu proses
pergantian sel-sel darah merah baru. Setiap hari turn over besi ini sejumlah 35 mg, tetapi tidak semuanya didapatkan dari makanan. Sebagian besar yaitu
sebanyak 34 mg, berasal dari penghancuran sel-sel darah merah tua dan sel-sel yang telah mati. Dari proses turn over tersebut zat besi disebarkan ke seluruh
jaringan tubuh dengan menggunakan alat angkut yaitu transferin reseptor, dan sebagian besi lainnya disebarkan ke dalam sumsum tulang untuk pembentukan
sel darah merah yang baru. Kelebihan besi di simpan sebagai protein ferritin dan homosiderin di dalam hati sebanyak 30, sumsum tulang belakang 30,
dan selebihnya di dalam limpa dan otot. Dari simpanan tersebut sejumlah 50 mg zat besi dapat dimobilisasi untuk keperluan tubuh dalam sehari, seperti
untuk pembentukan hemoglobin. Pengeluaran besi dari sel-sel yang sudah mati yaitu melalui kulit, saluran pencernaan, ataupun yang keluar melalui urin
berjumlah 1 mg setiap hari, ini disebut dengan kehilangan basal Iron bassal losses.
6
2.7 Absorbsi besi