10
2.  Eritripoesis  defisiensi  besi    iron  deficient  erythropoesis  ,  yaitu  bila cadangan besi dalam keadaan kosong, penyediaan besi untuk eritropoesis
terganggu namun belum timbul anemia secara laboratorik. 3.  Anemia  defisiensi  besi,  yaitu  bila  cadangan  besi  yang  kosong  dengan
disertai anemia secara laboratorik. Dengan  demikian  jelas  bahwa  anemia  defisiensi  besi  merupakan  derajat
kekurangan besi tahap lanjut.
2.10 Etiologi anemia defisiensi besi
Penyebab  anemia  defisiensi  besi  antara  lain  :  1  rendahnya  asupan  besi, 2 gangguan absorbsi, 3 kehilangan besi akibat perdarahan yang menahun.
Perdarahan  dapat  berasal  dari  saluran  cerna  akibat  dari  tukak  peptik, penggunaan  salisilat  atau  NSAID,  kanker  lambung,  kanker  kolon,
divertikulosis,  hemoroid  dan  infeksi  cacing  tambang.  Selain  itu  perdarahan dapat  pula  berasal  dari  saluran  genitalia  pada  perempuan  yaitu  akibat
menorhagia atau metrorhagia dan hematuria. -  Faktor  nutrisi,  akibat  kurangnya  jumlah  besi  total  dalam  makanan,  atau
kualitas besi  bioavabilitas  besi yang tidak baik  makanan banyak serat, rendah vitamin C, dan rendah daging .
-  Kebutuhan  besi  meningkat  :  seperti  pada  prematuritas,  anak  dalam  masa pertumbuhan dan kehamilan.
-  Gangguan absorbsi besi : gastrektomi, kolitis kronik.
3
2.11 Gejala anemia defisiensi besi
Gejala pada anemia defisiensi besi dapat digolongkan menjadi 3 yaitu
3
: 1.  Gejala umum anemia
Gejala  yang  disebut  sebagai  sindrom  anemia  dijumpai  pada  anemia defisiensi  besi  jika  kadar  hemoglobin  kurang  dari  7-8  gdl.  Gejala  ini
berupa  badan  lemah,  lesu,  cepat  lelah,  mata  berkunang-kunang,  serta telinga berdenging.
2.  Gejala khas defisiensi besi :   Koilonychia  :  kuku  sendok    spoon  nail  ,  kuku  menjadi  rapuh,
bergaris-garis vertikal dan menjadi cekung sehingga mirip seperti sendok.
11
  Atrofi papil lidah : permukaan lidah menjadi licin dan mengkilap karena papil lidah menghilang.
  Stomatitis  angularis    cheilosis    :  adanya  keradngan  pada  sudut mulut sehingga tampak sebagai bercak berwarna keputihan.
  Disfagia : nyeri menelan karena kerusakan epitel hipofaring.   Atrofi mukosa gaster sehingga menimbulkan akhlorodia
  Pica : keinginan untuk memakan bahan yang tidak lazim, seperti :
tanah liat, es, lem dan lain-lain. 3.  Gejala penyakit dasar
Pada  anemia  defisiensi  besi  dapat  dijumpai  gejala-gejala  penyakit  yang menjadi penyebab anemia defisiensi besi tersebut. Misalnya pada anemia
akibat penyakit cacing tambang dijumpai dispepsia, parotis membengkak, dan  kulit  telapak  tangan  berwarna  kuning  seperti  jerami.  Pada  anemia
karena  perdarahan  kronik  akibat  kanker  kolon  dijumpai  gejala  gangguan kebiasaan buang air besar atau gejala lain tergantung dari kanker tersebut.
2.12 Pencegahan Anemia
1.  Pendidikan kesehatan: kesehatan lingkungan, misalnya tentang pemakaian alas kaki untuk mencegah penyakit cacing tambang, penyuluhan gizi untuk
mendorong konsumsi makanan yang membantu absorbsi besi. 2.  Pemberantasan infeksi cacing tambang sebagai sumber perdarahan kronik
yang  sering  dijumpai  didaerah  tropik.  Pengendalian  infeksi  cacing tambang  dapat  dilakukan  dengan  pengobatan  masal  dengan  anthelmetik
dan perbaikan sanitasi. 3.  Suplementasi besi yaitu pemberian besi profilaksis pada segmen penduduk
yang rentan, seperti ibu hamil dan anak balita memakai pil besi dan folat. 4.  Fortifikasi  bahan  makanan  dengan  besi,  yaitu  mencampurkan  besi  pada
bahan makan. Di negara barat dilakukan dengan mencampur tepung utnuk roti atau bubuk susu dengan besi.
3
2.13 Jenis