Rerata Analisis Asupan Menurut Food Record dan Food Frequency

28 maupun aktivitas kemahasiswaan lainnya dapat mempengaruhi pola makan mereka sehingga asupan gizi tidak mencukupi. Kurangnya variasi makanan di kampus, tinggal terpisah dari orang tua, juga dapat mempengaruhi asupan responden. Dapat diketahui bahwa dampak indeks masa tubuh yang kurang yaitu mereka dengan berat badan terlalu rendah memiliki risiko osteoporosis tulang keropos yang lebih tinggi. Berat badan yang terlalu rendah juga berkaitan dengan gangguan sistem reproduksi, seperti infertilitas dan risiko mengalami keguguran saat kehamilan yang lebih tinggi. Berat badan terlalu rendah, dikombinasi dengan pola diet yang kurang asupan zat besi dan asam folat, berkaitan dengan masalah anemia. 17

4.2.2 Rerata Analisis Asupan Menurut Food Record dan Food Frequency

Pada metode food record digunakan untuk mencatat jumlah yang dikonsumsi dengan responden diminta untuk mencatat semua yang dia makan dan minum setiap kali sebelum makan dalam Ukuran Rumah Tangga URT atau menimbang dalam ukuran berat gram dalam periode tertentu 2-4 hari berturut- turut, termasuk cara persiapan dan pengolahan makanan tersebut. Sedangkan metode food frekuensi adalah untuk memperoleh data tentang frekuensi konsumsi sejumlah bahan makanan atau makanan jadi selama periode tertentu seperti hari, minggu, bulan, atau tahun. Tabel 4.2.2 Rerata analisis asupan food record dan food frequency Nutrisi Rerata food record Rerata food frequency Kalori 932,96 kkal - Karbohidrat 101,59 gr - Protein 41,31 gr - Lemak 40,31 gr - Fe 10,56 mg 20,76 mg 29 Berdasarkan tabel 4.2.2 didapatkan perbedaan antara hasil analisis food record dan food frequency, pada asupan Fe. Hasil ini terdapat perbedaan yang mencolok karena pada metode food record ini responden diminta untuk mencatat semua yang dia makan dan minum selama 3 hari satu hari weekend dan 2 hari weekdays karena metode ini dilaksanakan ketika bulan ramadhan. Asupan Fe bisa mempengaruhi hasil food record karena pada puasa ramadhan terjadi perubahan pola makan, yang semula tiga kali menjadi dua kali. Diperkirakan perubahan frekuensi makan ini dapat menurunkan jumlah asupan gizi yang masuk ke dalam tubuh. Oleh karena itu pembahasan analisis asupan selanjutnya yang digunakan adalah hasil analisis food frequency. Tabel 4.2.3 Distribusi responden berdasarkan asupan food record fe Rerata asupan responden berdasarkan hasil food record asupan fe didapatkan nilai median 9,75 mghari 5,8 mghari- 14,8 mghari. Tabel 4.2.3 distribusi responden berdasarkan food record Jumlah Presentase Kurang 77 83,7 Cukup 15 16,3 Total 92 100 Rerata asupan fe pada responden berdasarkan hasil food record adalah kurang 83,7 Menurut widyakarya nasional pangan dan gizi V, Jakarta 1993, angka kecukupan gizi untuk zat besi 26 mg. 12 30

4.2.4 Distribusi responden berdasarkan hasil food frequency asupan fe