Kerangka Berfikir LANDASAN TEORI

Contoh, kelalaian orang tua dalam memonitor kegiatan belajar siswa dapat menyebabkan siswa menjadi malas bahkan cenderung berprilaku menyimpang. 3 Lingkungan Sekolah Lingkungan sekolah seperti guru, metode pengajaran, staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar siswa. Para guru yang simpatik dan perhatian kepada siswa dapat memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar. Sedangkan metode pengajaran yang menarik dapat mendorong siswa terus belajar dan menyenangi pelajaran tersebut sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. 4 Lingkungan Masyarakat Kondisi masyarakat sangat mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Jika di lingkungan sekitarnya merupakan kumpulan anak-anak yang malas, nakal, dan serba kekurangan, maka siswa tersebut mengalami kesulitan ketika memerlukan teman berdiskusi atau belajar bersama.

B. Kerangka Berfikir

Dalam proses belajar mengajar guru memiliki tugas untuk mendorong, membimbing dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam proses belajar mengajar untuk membantu proses perkembangan siswa. Kehadiran guru dalam proses belajar mengajar masih tetap memegang peranan penting. Peranan guru dalam proses pengajaran belum dapat digantikan oleh mesin, radio, tape recorder atau komputer sekalipun, karena masih banyak unsur-unsur manusiawi seperti sikap, sistem nilai, perasaan, motivasi dan lain-lain yang diharapkan sebagai hasil dari proses belajar mengajar tidak dicapai dengan alat-alat tersebut. Sebagai contoh, pengajaran melalui radio, guru masih diperlukan terutama dalam menyusun dan mengembangkan desain pengajaran. Melihat perkembangan ilmu pegetahuan dan tekhnologi yang semakin maju, maka seorang guru harus sadar dan peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi khususnya dalam bidang pendidikan dan pengajaran juga pada masyarakat pada umumnya. Dunia ilmu pengetahuan tak pernah berhenti tetapi selalu muncul hal-hal yang baru. Guru harus dapat mengikuti perkembangan tersebut sehingga ia dapat lebih dulu mengetahui dari pada siswa dan masyarakat pada umumnya. Akibat dari kemajuan IPTEK tersebut, seorang guru progresif harus mengetahui dengan pasti kompetensi apa yang dituntut masyarakat bagi dirinya. Hal ini sebagai pedoman untuk meneliti dirinya apakah dia sebagai guru dalam menjalankan tugasnya telah dapat memenuhi kompetensi-kompetensi itu. Apabila belum guru yang baik harus berani mengakui kekurangan dan berusaha untuk mencapai perbaikan. Dengan demikian guru tersebut selalu berusaha mengembangkan dirinya. Terlebih seorang guru agama, ia mempunyai nilai lebih dibandingkan guru-guru bidang studi lainnya. Sebagaimana di jelaskan oleh Prof. Dr. Zakiah Daradjat : “Guru agama disamping melaksanakan tugasnya keagamaan, ia juga melaksanakan tugas pendidikan dan pembinaan bagi peserta didik, ia membantu pembentukan kepribadian, pembinaan akhlak, disamping menumbuhkan dan mengembangkan keimanan dan ketaqwaan para siswa” 43 Guru memiliki tugas yang berat, terutama guru agama karena ia tidak hanya mengajar tetapi juga melaksanakan tugas pendidikan dan pembinaan. Oleh sebab itu guru dituntut untuk mempersiapkan diri dengan seperangkat kompetensi maka guru akan mampu merealisasikan fungsi dan peranan guru dalam proses belajar mengajar Jika guru tidak memliki kompetensi yang baik, maka guru tersebut tidak akan mampu merealisasikan fungsi dan peranan guru dalam proses belajar mengajar dengan baik pula, dan hal tersebut akan berpengaruh pada hasil belajar siswa. Dengan demikian, tidak dapat disangkal lagi, bahwa betapa pentingnya kompetensi guru terutama guru PAI dalam hubungannya dengan hasil belajar 43 Zakiah Daradjat, op.cit, h.99 siswa. Maka disini seorang guru agama harus mempunyai kompetensi yang lebih pula.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu: 1. Variabel bebas variabel X yaitu kompetensi guru PAI. 2. Variabel terikat variabel Y yaitu hasil belajar siswa.

B. Populasi dan Sampel

Populasi adalah kelompok besar yang terdiri dari individu-individu di mana hasil penelitian akan di berlakukan, yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 1 SMK Triguna Utama yang secara keseluruhan berjumlah 255 siswa. Sedangkan sample adalah merupakan kelompok subjek yang di pilih dari populasi. Telah di sebutkan bahwa populasi yang adasebanyak 255 siswa maka penulis mengambil 40 siswa dari jumlah populasi yang akan di jadikan sebagai sample karena mengingat kemampuam peneliti di lihat dari tenaga,waktu, dan danaserta melihat sempit luasnya wilayah pengamatan dalam setiap subjek karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data. Adapun teknik yang di gunakan adalah Proportional Strafitied random