Filsafat Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar Pengertian Hasil Belajar

mengajar. Atau dengan kata lain memiliki empat unsur yaitu afektif, kognitip, psikomotor yang harus di kembangkan lebih lanjut.

2. Filsafat Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar

Hal belajar sangat kompleks sehingga tidak dapat dikatakan dengan pasti apakah sebenarnya belajar itu. Definisi belajar bergantung pada teori belajar yang dianut oleh seseorang. Bebarapa ahli dalam dunia pendidikan merumuskan definisi belajar diantaranya sebagai berikut : a. Witrock, seperti dikutip Nurdin Ibrahim mendefinisikan : “Belajar adalah suatu terminologi yang menggambarkan proses perubahan melalui pengalaman. Proses tersebut mempersyaratkan perubahan yang relatif permanen berupa sikap, pengetahuan, informasi, kemampuan, dan keterampilan melalui pengalaman.” 25 b. Nasution mengatakan bahawa: “Belajar adalah proses yang melakukan atau mengubah sesuatu melalui jalan latihan apakah dalam laboratorium atau dalam lingkungan alamiah yang di bedakan dari perubahan-perubahan 25 Nurdin ibrahim, Pemanfaatan Tutorial Audio Interaktif. Jurnal Pendidikan dan Kebudayan, no. 44, th ke-9, September 2003 oleh faktor yang tidak temasuk latihan, misalnya perubahan karena mabuk, pengaruh obat tidak termasuk hasil belajar”. 26 Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh seseorang melalui serangkaian proses latihan atau pengalaman sehingga terjadi perubahan yang lebih baik dari sebelumnya. Perubahan itu meliputi pengetahuan, kebiasaan, sikap dan tingkah laku.

2. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Anak yang berhasil belajar ialah berhasil tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan-tujuan instruksional. 27 Menurut Benyamin Bloom mengklasifikasikan hasil belajar menjadi tiga domain atau ranah yaitu, ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. 28 a. Ranah kognitif, yaitu ranah yang berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu : pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi analisis, sintesis, dan evaluasi. b. Ranah Afektif, yaitu ranah yang berkenaan dengan sikap, dan tediri dari lima aspek, yaitu: penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan karakterisasi. c. Ranah Psikomotor, yaitu ranah yang berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. 26 Nasution. Didaktk Asas-asas Mengajar, Bandung: Jemmars, 2000. Cet ke-2 h.39 27 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.Jakarta Rineka Cipta, 2000 hal.37 28 S. Nasutian. Loc. Cit. Sementara itu menurut Gagne dan Briggs mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan internal capability yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang telah menjadi milik pribadi seseorang memungkinkan orang itu melakukan sesuatu. 29 Dari beberapa pendapat di atas mengenai pengertian hasil belajar dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah yang dicapai oleh siswa setelah mengalami proses belajar mengajar dan ditandai dengan adanya perubahan kepandaian, kecakapan dan tingkah laku pada diri siswa itu sendiri. Lebih lanjut Uzer Usman mengemukakan bahwa untuk menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif ada lima hal yang menentukan keberhasilan yaitu 1 melibatkan siswa secara aktif, 2 menarik minat dan perhatian siswa, 3 mengembangkan motivasi siswa, 4 perbedaan individualitas, 5 peragaan dalam pelajaran. 30 Sehubungan dengan hal tersebut maka peranan guru dalam menentukan metode pembelajaran yang tepat akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa Menurut Muhibbin Syah, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa digolongkan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal 31 29 Ibid 30 Ibid 31 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT Remaja rosdakarya, 2004, h. 90 a. Faktor internal siswa Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri yang terdiri dari faktor fisiologi dan faktor psikologi 1 Faktor fisiologi Kondisi fisiologi pada umumnya sangat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah dapat menurunkan kualitas ranah cipta kognitif sehingga materi pelajaran yang dipelajarinya kurang dapat diterimanya Menurut Noebi yang dikutip oleh Syahrul Bahri Djamarah, kondisi organ-organ khusus siswa, seperti indera penglihatan dan indera pendengaran sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan khususnya yang disajikan di dalam kelas 32 2 Faktor psikologi Faktor Psikologi sebagai faktor dalam diri siswa sangatlah menentukan intensitas belajar siswa. Faktor-faktor psikologi siswa 32 Syaiful Bahri Djanarah, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2002, h.155 yang dipandang lebih esensial adalah tingkat kecerdasan atau intelegensi, sikap, minat, bakat, dan motivasi siswa. 1 Kecerdasan intelligensi Kecerdasan merupakan istilah umum untuk menggambarkan kepintaran atau kepandaian seseoran. 33 Beberapa ahli mencoba merumuskan definisi kecerdasan diantaranya adalah: Suharsono menyebutkan bahwa kecerdasan adalah kemampuan untuk memecahkan masalah secara benar. 34 Dalam kamus bahasa Indonesia, kecerdasan berarti daya atau proses pikir berkenaan dengan pengetahuan. 35 Menurut Wood Worth sebagaimana diterangkan oleh Alisuf sabri mengemukakan bahwa kecerdasan itu erat kaitannya dengan pengetahuan, tetapi bukan berarti menunjukkan kualitas dari pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang. 36 Gardner membagi kecerdasan menjadi tujuh macam yang disebut dengan “multipler intelligence” yaitu, kecerdasan linguistik, kecerdasan logis-matematika, kecerdasan visual-spasial, kecerdasan musical, kecerdasan kinetik-tubuh, kecerdasan 33 Abdurrahman Saleh dan Muhdib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar dalam perspektif islam, Jakarta: Kencana, 2004, h. 168 34 Suharsono, Menecerdaskan Anak, Depok: Inisiasi Test, 2003 h. 43 35 Peter dan Yenni Salim, Kamus Bahasa Indonesia, h. 547 36 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2000, h. 115 interpersonal, dan kecerdasan indera personal 37 Menurut Sumarna, kecerdasan dalam dunia pendidikan dapat dibagi menjadi lima macam, yaitu kecerdasan fisik, kecerdasan intelektual, kecerdasan sosial, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual. 38 Seseorang yang berdaya guna untuk bertindak dan berbuat dalam suatu situasi untuk menyelesaikan suatu masalah 2 Sikap Menurut Sunarto dan Agung Hartono, sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek tersebut. 39 Sedangkan menurut Muhibbin Syah, sikap adalah gejala internal berupa kecenderungan untuk merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek, baik secara positif maupun secara negatif. 40 Sikap siswa yang positif terhadap mata pelajaran merupakan awal yang baik dalam proses belajar. Sebaliknya sikap siswa yang negatif yang disertai kebencian dapat menimbulkan kesulitan dalam belajar 3 Bakat 37 Colin Rose dan Malcolm J. Nicholl, Cara Belajar Cepat Abad XXI , penerjemah Dedi Ahimsa. Bandung: Nuansa, 2002, h. 58 38 Sumarya SJ, Pendidikan Kecerdasan, Pengamat Pendidikan, 24 Agustus 2004 39 H. Sunarto dan B. Agung Hartono, Perkembangan Peserta Didik, Jakarta: Rineka cipta, 2002, h. 170 40 Muhibin Syah, Op. cit, h. 90 Bakat aplitude pada umumnya diartikan sebagai kemampuan bawaan sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud. Bakat dapat mempengaruhi tinggi rendahnya hasil belajar siswa. Siswa yang berbakat pada salah satu bidang tertentu, mempunyai hasil yang baik terhadap bidang tersebut tetapi, belum tentu pada bidang yang lain 4 Minat Menurut Slameto, minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang akan diperhatikan terus-menerus disertai dengan rasa senang 41 Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang studi tertentu. Jika seseorang tidak berminat untuk mempelajari sesuatu maka tidak dapat diharapkan bahwa dia akan berhasil dengan baik dalam mempelajari hal tersebut. Siswa harus mencintai setiap mata pelajaran yang diberikan agar tercapai hasil belajar yang memuaskan 5 Motivasi siswa 41 Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2003, h. 180 Menurut Frech, motivasi merupakan keinginan, hasrat, dan sekaligus tenaga penggerak yang berasal dari dalam diri manusia untuk melakukan sesuatu. 42 Keinginan untuk mencapai prestasi dan memiliki pengetahuan memberikan pengaruh yang sangat kuat kepada siswa untuk terus belajar dan mencapai tujuan yang diinginkannya. b. Faktor eksternal siswa Faktor eksternal siswa terdiri dari faktor lingkungan alam, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat 1 Lingkungan Alam Keadaan alam sekitar mempengaruhi hasil belajar siswa. Keadaan lingkungan alam yang tenag mempengaruhi kesegaran jiwa siswa sehingga memungkinkan siswa lebih berkonsentrasi dalam belajar dan hasil belajarnya akan lebih tinggi dibandingkan dengan keadaan lingkungan masyarakat yang gaduh 2 Lingkungan Keluarga Keadaan keluarga sangat mempengaruhi aktifitas belajar siswa karena belajar pada umumnya dimulai dari lingkungan keluarga. Sifat- sifat orang tua, dan ketegangan dalam keluarga dapat memberikan dampak baik dan buruk aktifitas belajar dan hasil belajar siswa. 42 H. Veitzhal Rivai, Op. cit, h. 134 Contoh, kelalaian orang tua dalam memonitor kegiatan belajar siswa dapat menyebabkan siswa menjadi malas bahkan cenderung berprilaku menyimpang. 3 Lingkungan Sekolah Lingkungan sekolah seperti guru, metode pengajaran, staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar siswa. Para guru yang simpatik dan perhatian kepada siswa dapat memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar. Sedangkan metode pengajaran yang menarik dapat mendorong siswa terus belajar dan menyenangi pelajaran tersebut sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. 4 Lingkungan Masyarakat Kondisi masyarakat sangat mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Jika di lingkungan sekitarnya merupakan kumpulan anak-anak yang malas, nakal, dan serba kekurangan, maka siswa tersebut mengalami kesulitan ketika memerlukan teman berdiskusi atau belajar bersama.

B. Kerangka Berfikir