Rumusan Masalah Hipotesis Tujuan Penelitian Pengertian Pernafasan

Karena adanya perbedaan pendapat ini, maka penulis ingin membandingkan inklinasi gigi insisivus maksila, inklinasi gigi insisivus mandibula dan sudut interinsisal pada pasien maloklusi Klas I dan Klas II skeletal dengan pernafasan normal hidung dan pernafasan melalui mulut dilihat dari sefalometri lateral.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah ada perbedaan inklinasi gigi insisivus maksila pada pasien maloklusi Klas I dan Klas II skeletal dengan pola pernafasan normal dan pernafasan melalui mulut ditinjau dari radiografi sefalometri lateral ? 2. Apakah ada perbedaan inklinasi gigi insisivus mandibula pada pasien maloklusi Klas I dan Klas II skeletal dengan pola pernafasan normal dan pernafasan melalui mulut ditinjau dari radiografi sefalometri lateral ? 3. Apakah ada perbedaan sudut interinsisal pada pasien maloklusi Klas I dan Klas II skeletal dengan pola pernafasan normal dan pernafasan melalui mulut ditinjau dari radiografi sefalometri lateral ?

1.3 Hipotesis

1. Ada perbedaan inklinasi gigi insisivus maksila pada pasien maloklusi Klas I dan Klas II skeletal dengan pola pernafasan normal dan pernafasan melalui mulut ditinjau dari sefalometri lateral. 2. Ada perbedaan inklinasi gigi insisivus mandibula pada pasien maloklusi Klas I dan Klas II skeletal dengan pola pernafasan normal dan pernafasan melalui mulut ditinjau dari sefalometri lateral. 3. Ada perbedaan sudut interinsisal pada pasien maloklusi Klas I dan Klas II skeletal dengan pola pernafasan normal dan pernafasan melalui mulut ditinjau dari sefalometri lateral.

1.4 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui perbedaan inklinasi gigi insisivus maksila pada pasien maloklusi Klas I dan Klas II skeletal dengan pola pernafasan normal dan pernafasan melalui mulut ditinjau dari sefalometri lateral. 2. Untuk mengetahui perbedaan inklinasi gigi insisivus mandibula pada pasien maloklusi Klas I dan Klas II skeletal dengan pola pernafasan normal dan pernafasan melalui mulut ditinjau dari sefalometri lateral. 3. Untuk mengetahui perbedaan sudut interinsisal pada pasien maloklusi Klas I dan Klas II skeletal dengan pola pernafasan normal dan pernafasan melalui mulut ditinjau dari sefalometri lateral.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Pengaruh pola pernafasan mulut terhadap dental ditinjau dari sefalometri lateral dapat menjadi pertimbangan dalam menegakkan diagnosa ortodonti. 2. Membantu dalam membuat rencana perawatan.

3. Sebagai informasi ilmiah dalam bidang ortodonti dan THT.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pernafasan

Pernafasan respirasi adalah proses menghirup udara dari luar yang mengandung oksigen serta menghembuskan udara yang mengandung karbon dioksida sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Proses ini disebut inspirasi dan menghembuskan udara disebut ekspirasi. Inspirasi terjadi ketika tekanan alveoli dibawah tekanan atmosfir.Otot yang paling penting dalam inspirasi adalah diafragma, bentuknya melengkung dan melekat pada tulang rusuk paling bawah dan otot interkosta eksterna.Ketika diafragma berkontraksi, bentuknya menjadi datar dan menekan dibawahnya yaitu pada isi abdomen dan mengangkat tulang rusuk.Keadaan ini menyebabkan pembesaran rongga toraks dan paru-paru.Meningkatnya ukuran dada menurunkan tekanan intrapleura sehingga paru-paru mengembang.Mengembangnya paru-paru berakibat pada penurunan tekanan alveolus sehingga udara bergerak menurut gradien tekanan dari atmosfir kedalam paru-paru. Hal ini berlangsung terus sampai tekanan menjadi sama dengan tekanan atmosfir. Ekspirasi merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot diafragma ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga toraks menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan alveolus menjadi lebih besar daripada tekanan atmosfir, sehingga udara bergerak dari paru-paru ke atmosfir. 5

2.2 Anatomi Saluran Pernafasan Atas

Dokumen yang terkait

Perbedaan Nilai Skeletal Dalam Arah Vertikal Antara Pola Pernafasan Normal Dan Pernafasan Melalui Mulut Pada Pasien Di Klinik Ortodonti Rsgmp Fkg Usu Tahun 2009-2013

1 61 60

Pengaruh Pola Pernafasan Normal Dan Pernafasan Melalui Mulut Pada Maloklusi Klas II Divisi 1

1 54 55

Perbedaan Lebar Saluran Udara Pharynx Atas Dan Bawah Pada Maloklusi Klas I Dan Klas II Dengan Pola Pertumbuhan Normal Dan Vertikal Ditinjau Dari Radiografi Sefalometri Lateral

0 33 62

Perbedaan Ukuran Lebar Lengkung Gigi Dan Lebar Lengkung Alveolar Maloklusi Klas II Divisi 1 Dan Klas I Oklusi Normal

5 65 61

Perbedaan Inklinasi Insisivus Pada Pasien Maloklusi Klas I Dan Klas II Skeletal Dengan Pola Pernafasan Normal dan Pernafasan Melalui Mulut

0 0 18

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pernafasan - Perbedaan Inklinasi Insisivus Pada Pasien Maloklusi Klas I Dan Klas II Skeletal Dengan Pola Pernafasan Normal dan Pernafasan Melalui Mulut

0 0 12

Perbedaan Inklinasi Insisivus Pada Pasien Maloklusi Klas I Dan Klas II Skeletal Dengan Pola Pernafasan Normal dan Pernafasan Melalui Mulut

0 0 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Saluran Pernafasan - Pengaruh Pola Pernafasan Normal Dan Pernafasan Melalui Mulut Pada Maloklusi Klas II Divisi 1

0 0 9

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pernafasan Normal - Perbedaan Nilai Skeletal Dalam Arah Vertikal Antara Pola Pernafasan Normal Dan Pernafasan Melalui Mulut Pada Pasien Di Klinik Ortodonti Rsgmp Fkg Usu Tahun 2009-2013

0 0 13

PERBEDAAN NILAI SKELETAL DALAM ARAH VERTIKAL ANTARA POLA PERNAFASAN NORMAL DAN PERNAFASAN MELALUI MULUT PADA PASIEN DI KLINIK ORTODONTI RSGMP FKG USU TAHUN 2009-2013

0 0 12