HASIL PENELITIAN Perbedaan Inklinasi Insisivus Pada Pasien Maloklusi Klas I Dan Klas II Skeletal Dengan Pola Pernafasan Normal dan Pernafasan Melalui Mulut

BAB 4 HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di RSGMP FKG USU dengan menggunakan 44 foto sefalometri lateral pasien berusia 8-12 tahun yang dibagi menjadi 2 kelompok terdiri dari 22 foto sefalometri lateral dari pernafasan normal hidung dan 22 foto sefalometri lateral dari pernafasan melalui mulut. Masing-masing kelompok dibagi lagi menjadi 2 kelompok terdiri dari 26 foto sefalometri lateral maloklusi Klas I skeletal dan 18 foto sefalometri lateral maloklusi Klas II skeletal.Pada masing-masing foto sefalometri diukur inklinasi gigi insisivus maksila, inklinasi gigi insisivus mandibula dan sudut interinsisal. Tabel 2 menunjukkan nilai rerata derajat dan ukuran linear inklinasi gigi insisivus maksila pada pernafasan normal hidung dan mulut pada maloklusi Klas I skeletal. Nilai rerata derajat inklinasi gigi insisivus maksila I.NA pada pernafasan normal sebesar 23,77 ˚ sedangkan pada pernafasan melalui mulut sebesar 29,03˚. Nilai rerata ukuran linear inklinasi gigi insisivus maksila I-NA pada pernafasan normal 5,11 mm sedangkan pernafasan melalui mulut 7,47 mm. Hasil uji–t Independen dengan p0,05, pada maloklusi Klas I skeletal antara pernafasan normal hidung dan mulut, diperoleh nilai rerata derajat inklinasi gigi insisivus maksila I.NA pada pernafasan melalui mulut berbeda secara signifikan dengan pernafasan normal p=0,000. Nilai rerata ukuran linear inklinasi gigi insisivus maksila I-NA juga diperoleh ada perbedaan secara signifikan p=0,003 antara pernafasan melalui mulut dan pernafasan normal. Tabel 2. Nilai rerata inklinasi gigi insisisvus maksila antara pernafasan normal hidung dan pernafasan melalui mulut pada maloklusi Klas I skeletal Keterangan : signifikan p 0,05 Tabel 3 menunjukkan nilai rerata derajat dan ukuran linear inklinasi gigi insisivus mandibula pada pernafasan normal hidung dan mulut pada maloklusi Klas I skeletal. Nilai rerata derajat inklinasi gigi insisivus mandibula I.NB pada pernafasan normal 25,82 ˚ sedangkan pada pernafasan melalui mulut 28,10˚. Nilai rerata ukuran linear inklinasi gigi insisivus mandibula I-NB pada pernafasan normal 6,30 mm sedangkan pada pernafasan melalui mulut 6,78 mm. Hasil uji–t Independen dengan p0,05, pada maloklusi Klas I skeletal antara pernafasan normal hidung dan mulut, diperoleh nilai rerata derajat inklinasi gigi insisivus mandibula I.NB tidak berbeda secara signifikan p=0,054. Nilai rerata ukuran linear inklinasi gigi insisivus mandibula I-NB menunjukkan perbedaan secara tidak signifikan p=0,420 antara pernafasan melalui mulut dan pernafasan normal. Tabel 3. Nilai rerata inklinasi gigi insisivus mandibula antara pernafasan normal hidung dan pernafasan melalui mulut pada maloklusi Klas I skeletal Keterangan : signifikan p 0,05 Pengukuran N Mean Std Deviation p I.NA ˚ Melalui hidung Melalui mulut 11 15 23,77 29,03 2,02 2,93 0,000 I-NA mm Melalui hidung Melalui mulut 11 15 5,11 7,47 1,09 2,18 0,003 Pengukuran N Mean Std Deviation p I.NB ˚ Melalui hidung Melalui mulut 11 15 25,82 28,10 3,28 2,47 0,054 I-NB mm Melalui hidung Melalui mulut 11 15 6,30 6,78 1,83 1,20 0,420 Tabel 4 menunjukkan nilai rerata sudut interinsisal pada pernafasan normal hidung dan mulut pada maloklusi Klas I skeletal. Nilai rerata sudut interinsisal I.I pada pernafasan normal 127,02 ˚ sedangkan pada pernafasan melalui mulut 120,47˚. Hasil uji–t Independen dengan p0,05, pada maloklusi Klas I skeletal antara pernafasan normal hidung dan mulut, diperoleh nilai rerata sudut interinsisal I.I menunjukkan perbedaan secara signifikan p=0,001. Tabel 4. Nilai rerata sudut interinsisal antara pernafasan normal hidung dan pernafasan melalui mulut pada maloklusi Klas I skeletal Keterangan : signifikan p 0,05 Tabel 5 menunjukkan nilai rerata derajat dan ukuran linear inklinasi gigi insisivus maksila antara pernafasan normal hidung dan mulut pada maloklusi Klas II skeletal. Nilai rerata derajat inklinasi gigi insisivus maksila I.NA pada pernafasan normal 22,11 ˚ sedangkan pada pernafasan melalui mulut 27,32˚. Nilai rerata ukuran linear inklinasi gigi insisivus maksila I-NA pada pernafasan normal 4,59 mm sedangkan pada pernafasan melalui mulut 5,36 mm. Hasil uji–t Independen dengan p0,05, pada maloklusi Klas II skeletal, antara pernafasan normal hidung dan mulut, diperoleh nilai rerata derajat inklinasi gigi insisivus maksila I.NA pada pernafasan melalui mulut berbeda secara signifikan p=0,001 dengan pernafasan normal. Nilai rerata ukuran linear inklinasi gigi insisivus maksila I-NA diperoleh tidak ada perbedaan secara signifikan p=0,168 antara pernafasan normal dan mulut. Pengukuran N Mean Std Deviation p I.I ˚ Melalui hidung Melalui mulut 11 15 127,02 120,47 4,50 4,34 0,001 Tabel 5. Nilai rerata inklinasi gigi insisivus maksila antara pernafasan normal dan pernafasan melalui mulut pada maloklusi Klas II skeletal Keterangan : signifikan p 0,05 Tabel 6 menunjukkan nilai rerata derajat dan ukuran linear inklinasi gigi insisivus mandibula antara pernafasan normal hidung dan mulut pada maloklusi Klas II skeletal. Nilai rerata derajat inklinasi gigi insisivus mandibula I.NB pada pernafasan normal 27,18 ˚ sedangkan pada pernafasan melalui mulut 30,14˚. Nilai rerata ukuran linear inklinasi gigi insisivus mandibula I-NB pada pernafasan normal 6,91 mm sedangkan pada pernafasan melalui mulut 8,61 mm. Hasil uji–t Independen dengan p0,05, pada maloklusi Klas II skeletal antara pernafasan normal hidung dan mulut, diperoleh nilai rerata derajat inklinasi gigi insisivus mandibula I.NB menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan p=0,058. Nilai rerata ukuran linear inklinasi gigi insisivus mandibula I-NB diperoleh ada perbedaan secara signifikan p=0,043 antara pernafasan melalui mulut dan pernafasan normal. Pengukuran N Mean Std Deviation p I.NA ˚ Melalui hidung Melalui mulut 11 7 22,11 27,32 2,61 2,36 0,001 I-NA mm Melalui hidung Melalui mulut 11 7 4,59 5,36 1,24 0,80 0,168 Tabel 6. Nilai rerata inklinasi gigi insisivus mandibula antara pernafasan normal hidung dan pernafasan melalui mulut maloklusi pada Klas II skeletal Keterangan : signifikan p 0,05 Tabel 7 menunjukkan nilai rerata sudut interinsisal pada pernafasan normal hidung dan mulut pada maloklusi Klas II skeletal. Nilai rerata sudut interinsisal I.I pada pernafasan normal 124,09 ˚ sedangkan pada pernafasan melalui mulut 117,07˚. Hasil uji–t Independen dengan p0,05, pada maloklusi Klas II skeletal antara pernafasan normal dan mulut, diperoleh nilai rerata sudut interinsisal I.I menunjukkan perbedaan secara signifikan p=0,014. Tabel 7. Nilai rerata sudut interinsisal antara pernafasan normal hidung dan pernafasan melalui mulut pada maloklusi Klas II skeletal Keterangan : signifikan p 0,05 Pengukuran N Mean Std Deviation p I.NB ˚ Melalui hidung Melalui mulut 11 7 27,18 30,14 3,23 2,54 0,058 I-NB mm Melalui hidung Melalui mulut 11 7 6,91 8,61 1,52 1,72 0,043 Pengukuran N Mean Std Deviation p I.I ˚ Melalui hidung Melalui mulut 11 7 124,09 117,07 5,07 5,62 0,014

BAB 5 PEMBAHASAN

Dokumen yang terkait

Perbedaan Nilai Skeletal Dalam Arah Vertikal Antara Pola Pernafasan Normal Dan Pernafasan Melalui Mulut Pada Pasien Di Klinik Ortodonti Rsgmp Fkg Usu Tahun 2009-2013

1 61 60

Pengaruh Pola Pernafasan Normal Dan Pernafasan Melalui Mulut Pada Maloklusi Klas II Divisi 1

1 54 55

Perbedaan Lebar Saluran Udara Pharynx Atas Dan Bawah Pada Maloklusi Klas I Dan Klas II Dengan Pola Pertumbuhan Normal Dan Vertikal Ditinjau Dari Radiografi Sefalometri Lateral

0 33 62

Perbedaan Ukuran Lebar Lengkung Gigi Dan Lebar Lengkung Alveolar Maloklusi Klas II Divisi 1 Dan Klas I Oklusi Normal

5 65 61

Perbedaan Inklinasi Insisivus Pada Pasien Maloklusi Klas I Dan Klas II Skeletal Dengan Pola Pernafasan Normal dan Pernafasan Melalui Mulut

0 0 18

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pernafasan - Perbedaan Inklinasi Insisivus Pada Pasien Maloklusi Klas I Dan Klas II Skeletal Dengan Pola Pernafasan Normal dan Pernafasan Melalui Mulut

0 0 12

Perbedaan Inklinasi Insisivus Pada Pasien Maloklusi Klas I Dan Klas II Skeletal Dengan Pola Pernafasan Normal dan Pernafasan Melalui Mulut

0 0 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Saluran Pernafasan - Pengaruh Pola Pernafasan Normal Dan Pernafasan Melalui Mulut Pada Maloklusi Klas II Divisi 1

0 0 9

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pernafasan Normal - Perbedaan Nilai Skeletal Dalam Arah Vertikal Antara Pola Pernafasan Normal Dan Pernafasan Melalui Mulut Pada Pasien Di Klinik Ortodonti Rsgmp Fkg Usu Tahun 2009-2013

0 0 13

PERBEDAAN NILAI SKELETAL DALAM ARAH VERTIKAL ANTARA POLA PERNAFASAN NORMAL DAN PERNAFASAN MELALUI MULUT PADA PASIEN DI KLINIK ORTODONTI RSGMP FKG USU TAHUN 2009-2013

0 0 12