Analisis Steiner TINJAUAN PUSTAKA

Beberapa analisis sefalometri dental digunakan untuk membuat rencana perawatan ortodonti seperti analisis Tweed, Jaraback, Steiner dan McNamara. Dalam penelitian ini, akan digunakan analisis Steiner dan McNamara. 23,29

2.6 Analisis Steiner

Analisis Steiner diperkenalkan pada tahun 1950.Analisis ini dapat digunakan untuk mengetahui hubungan skeletal, dental dan jaringan lunak melalui sefalometri lateral.Analisis ini digunakan untuk membuat rencana perawatan ortodonti. Sudut dan ukuran linear yang digunakan pada analisis Steiner untuk menentukan hubungan dental yaitu I.NA, I.NB dan I.I. 2,23,25-28 Gambar 5,6,7 1. Posisi Insisivus Maksila I.NA • Garis ditarik dari nasion N ke titik A dan inklinasi aksial gigi insisivus maksila ditentukan melalui garis yang ditarik dari tepi insisal gigi insisivus maksila ke apeks akar gigi insisivus maksila serta ukuran linear gigi insisivus maksila ditentukan melalui garis yang ditarik dari permukaan gigi insisivus paling labial terhadap garis N-A. • Gigi insisivus maksila terhadap garis N-A diukur dalam derajat untuk menentukan hubungan angular gigi-gigi insisivus maksila, sedangkan apabila diukur dalam linear milimeter, mm, memberikan informasi posisi gigi insisivus lebih di depanbelakang dari garis N-A. • Nilai rerata normal derajat dan ukuran linear inklinasi gigi insisivus maksila adalah 22° dan 4 mm. Gambar 5. Hubungan gigi insisivus maksila terhadap garis N-A, 22 ˚ dan 4 mm normal 25 2. Posisi Insisivus Mandibula I.NB • Garis ditarik dari nasion N ke titik B dan inklinasi aksial gigi insisivus mandibula ditentukan melalui garis yang ditarik dari tepi insisal gigi insisivus mandibula ke apeks akar gigi insisivus mandibula serta ukuran linear gigi insisivus mandibula ditentukan melalui garis yang ditarik dari permukaan gigi insisivus paling labial terhadap garis N-B. • Gigi insisivus mandibula terhadap garis N-B diukur dalam derajat untuk menentukan hubungan angular gigi-gigi insisivus mandibula, sedangkan apabila diukur dalam linear milimeter, mm, memberikan informasi posisi gigi insisivus lebih di depanbelakang dari garis N-B. • Nilai rerata normal derajat dan ukuran linear inklinasi gigi insisivus mandibula adalah 25° dan 4 mm. Gambar 6. Hubungan gigi insisivus mandibula terhadap garis N-B, 25 ˚ dan 4 mm normal 25 3. Sudut interinsisal I.I • Sudut interinsisal merupakan perpanjangan garis dari tepi insisal dan apeks akar gigi insisivus maksila dan insisivus mandibula. • Pengukuran sudut interinsisal adalah untuk mengetahui inklinasi gigi insisivus dan relasi gigi insisivus maksila dan mandibula. • Nilai rerata normal I.I adalah 130 ˚. • Sudut ini kecil bila inklinasi gigi insisivus lebih ke labial dari basis gigi- geligi. Gambar 7. Sudut Interinsisal I.I 25

2.7 Analisis McNamara

Dokumen yang terkait

Perbedaan Nilai Skeletal Dalam Arah Vertikal Antara Pola Pernafasan Normal Dan Pernafasan Melalui Mulut Pada Pasien Di Klinik Ortodonti Rsgmp Fkg Usu Tahun 2009-2013

1 61 60

Pengaruh Pola Pernafasan Normal Dan Pernafasan Melalui Mulut Pada Maloklusi Klas II Divisi 1

1 54 55

Perbedaan Lebar Saluran Udara Pharynx Atas Dan Bawah Pada Maloklusi Klas I Dan Klas II Dengan Pola Pertumbuhan Normal Dan Vertikal Ditinjau Dari Radiografi Sefalometri Lateral

0 33 62

Perbedaan Ukuran Lebar Lengkung Gigi Dan Lebar Lengkung Alveolar Maloklusi Klas II Divisi 1 Dan Klas I Oklusi Normal

5 65 61

Perbedaan Inklinasi Insisivus Pada Pasien Maloklusi Klas I Dan Klas II Skeletal Dengan Pola Pernafasan Normal dan Pernafasan Melalui Mulut

0 0 18

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pernafasan - Perbedaan Inklinasi Insisivus Pada Pasien Maloklusi Klas I Dan Klas II Skeletal Dengan Pola Pernafasan Normal dan Pernafasan Melalui Mulut

0 0 12

Perbedaan Inklinasi Insisivus Pada Pasien Maloklusi Klas I Dan Klas II Skeletal Dengan Pola Pernafasan Normal dan Pernafasan Melalui Mulut

0 0 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Saluran Pernafasan - Pengaruh Pola Pernafasan Normal Dan Pernafasan Melalui Mulut Pada Maloklusi Klas II Divisi 1

0 0 9

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pernafasan Normal - Perbedaan Nilai Skeletal Dalam Arah Vertikal Antara Pola Pernafasan Normal Dan Pernafasan Melalui Mulut Pada Pasien Di Klinik Ortodonti Rsgmp Fkg Usu Tahun 2009-2013

0 0 13

PERBEDAAN NILAI SKELETAL DALAM ARAH VERTIKAL ANTARA POLA PERNAFASAN NORMAL DAN PERNAFASAN MELALUI MULUT PADA PASIEN DI KLINIK ORTODONTI RSGMP FKG USU TAHUN 2009-2013

0 0 12