Sejarah Lahirnya OHCHR OHCHR SEBAGAI ORGANISASI HAM PBB

Ketiga, setiap negara mempunyai kewajiban untuk memenuhi hak asasi manusia. Negara tidak semata-mata bertindak pada pembuatan produk hukum dalam hak asasi manusia, namun juga sudah harus beranjak pada tingkat pelaksanaan pemenuhan hak asasi manusia melalui berbagai langkah kebijakan dan program secara efektif. Contohnya seperti, negara harus mengambil tindakan hukum kepada individu-individu yang menyalahgunakan kekuasaan negara yang melanggar HAM atau melakukan rehabilitasi dan memberi kompensasi terhadap korban-korban pelanggaran hak asasi manusia. Negara juga mengambil kebijakan dalam pemenuhan hak-hak ekonomi, sosial dan budaya warganya, seperti; hak atas perumahan, pendidikan dan air bersih serta lainnya. Dari ketiga kewajiban tersebut, disini terlihat bagaimana negara secara mutlak dituntut kewajibannya untuk melindungi dan memberikan hak-hak warga negaranya. Dan kaitannya dengan OHCHR adalah bagaimana hak-hak asasi manusia yang memang sudah menjadi kewajiban suatu negara dapat dipenuhi baik untuk hak politik maupun ekonomi sosial budaya tanpa adanya diskriminasi terhadap etnis tertentu. Dan OHCHR sendiri sebagai organisasi internasional hanya berperan memberikan dukungan atau membimbing dalam proses berjalannya pemenuhan hak-hak asasi warga oleh negara. Diantara peran OHCHR dalam memastikan pemenuhan hak asasi manusia oleh suatu negara adalah dengan melakukan pemantauan sitausi HAM secara regular setiap tahun. Dalam kaitannya dengan HAM sebagai kewajiban Negara, maka sebagai ilustrasi apa yang telah dilakukan oleh pemerintah Myanmar menunjukan bahwa, fungsi negara sangatlah tidak berjalan semestinya terutama dalam melindungi dan memenuhi hak-hak etnis Rohingya seperti apa yang telah tercantum dalam DUHAM.

2. Pelapor Khusus untuk Myanmar

Dalam pelaksanaan dilapangan, OHCHR memberikan mandat kepada Pelapor Khusus bersama sebuah tim yang beranggotakan lima orang. Dalam melakukan kunjungan ke negara-negara tujuan, mandat yang diberikan adalah menganalisa situasi dan persoalan dalam pelaksanaan hak-hak warga di bidang ekonomi, sosial, budaya dan politik di tingkat nasional. Kemudian hasil dari kunjungan ini oleh Pelapor Khusus dilaporkan kepada Majelis Umum PBB khususnya untuk temuan-temuan dilapangan dan sekaligus memberikan rekomendasi ke negara yang dikunjungi untuk dikaji lebih lanjut tentang permasalahan yang ada. 65 Terkait dengan pelaksanaan HAM di negara Myanmar, berdasarkan Commission on Human Rights resolution 199258, yang diperbaharui Human Rights Council dalam resolusi 1624. OHCHR memberi mandat kepada Pelapor Khusus Special Rapporteur Tomás Ojea Quintana yang ditunjuk sejak 2008 lalu, untuk memantau keadaan dan memberitahukan situasi perkembangan hak asasi manusia yang terjadi di Myanmar. 66 Pelapor Khusus terus didorong untuk melihat perbaikan dalam situasi HAM di Myanmar, seiring dengan meningkatnya keterlibatan masyarakat sipil, 65 Diakses dari http:www.ohchr.orgENHRBodiesSPPagesIntroduction.aspx tanggal 19 Juli 2014 , pukul 13.00 wib 66 Human Rights Council, “Progress report of the Special Rapporteur on the situation of human rights in Myanmar, Tomás Ojea Quintana ”, 2012, diakses dari http:daccess-dds- ny.un.orgdocUNDOCGENG1211604PDFG1211604.pdf?OpenElement , Paragraph. 1 partai politik dan pihak-pihak yang berkepentingan dalam proses demokrasi. Meskipun di negara Myanmar sudah ada keterbukaan dalam membahas isu-isu HAM secara lebih kritis. Namun pada sisi lain, Pemerintah Myanmar masih dituntut lebih serius dalam membahas dan menyelesaikan kasus HAM yang terjadi pada etnis Rohingya sebagai bagian dalam proses transisi demokrasi Myanmar. 67 Setelah terjadinya reformasipolitik oleh pemerintahan Myanmar, yang antara lain mencakup perubahan kebijakan dan perundang-undangan di bidang politik, pemerintah Myanmar juga membuka peran lembaga-lembaga nasional dan badan-badan baru yang relevan untuk menunjang sistem demokrasi yang berlangsung. 68 Dalam proses transisi demokrasi yang sedang berjalan, menghormati hak asasi manusia merupakan hal yang sangat penting. Dalam kaitan ini, maka Pelapor Khusus setidaknya mencatat bahwa pemerintah Myanmar telah membuat komitmen penting dan mengambil langkah-langkah tegas untuk meningkatkan situasi hak asasi manusia di Myanmar. 69 Hal pertama yang terus diserukan oleh Pelapor Khusus setelah reformasi adalah pembebasan segera para tahanan militer yang ditangkap pihak Junta Militer Myanmar karena menuntut keadilan HAM saat itu. Pelapor Khusus juga menyebutkan bahwa pelepasan tahanan ini adalah langkah penting yang diambil 67 Promotion and protection of human rights: human rights situations and reports of special rapporteurs and representatives, “Situation of human rights in Myanmar, Note by the Secretary- Genera l”, 2012, diakses dari http:daccess-dds- ny.un.orgdocUNDOCGENN1252048PDFN1252048.pdf?OpenElement , Paragraph. 7 68 Human Rights Council, “Progress report of the Special Rapporteur on the situation of human rights in Myanmar, Tomás Ojea Quintana ”, 2012, diakses dari http:daccess-dds- ny.un.orgdocUNDOCGENG1211604PDFG1211604.pdf?OpenElement , Paragraph. 8 69 Ibid. Paragraph. 22