Konsep Hak Asasi Manusia

pembunuhan, penyiksaan dan penahanan secara ilegal yang dilakukan hampir setiap hari. 34 Selain pelanggaran tersebut etnis Rohingya juga mengalami pelanggaran HAM dalam hal beragama, diantaranya junta memprovokasi kerusuhan diantara warga dengan mengizinkan untuk membagikan buku dan catatan yang menghina Islam; masjid dan madrasah dihancurkan dan ditutup; pelarangan membangun dan merenovasi masjid yang sudah rusak. 35 Di Myanmar sendiri, ternyata kasus HAM tidak hanya dialami oleh etnis Rohingya saja, tetapi beberapa etnis lainnya pun mengalami nasib serupa dengan etnis Rohingya, seperti Karen, Kachin, Shan, dan Mon. Untuk menyuarakan dan menunjukkan perlawanan terhadap pemerintahan Myanmar, masing-masing dari etnis tersebut, termasuk Rohingya telah membentuk organisasi yang bernama Rohingya Solidarity Organization RSO. Organisasi ini berjuang untuk mendapatkan status kewarganegaraan dan status otonominya. 36

1. Diskriminasi Terhadap Hak-hak Etnis Rohingya

Sejak diberlakukannya Burma Citizenship Law 1982, diskriminasi terhadap hak-hak etnis Rohingya semakin parah, baik secara agama, budaya, sosial, politik, dan ekonomi. Masyarakat etnis Rohingya adalah penganut Islam yang taat, sebagian dari mereka yang laki-laki menumbuhkan janggut dan wanitanya memakai jilbab. Di setiap masjid dan madrasah di Arakan, para laki- 34 Tamia Dian Ayu, “Tinjauan Hukum Internasional Terhadap Etnis yang Tidak Memiliki Kewarganegaraan: Studi Kasus Etnis Rohingya, Myanmar ”, FH UI, 2012, hal. 94-95 35 Ibid, hal. 96 36 N. Ganesan and Kyaw Yin Hlaing, “Myanmar State, Society and Ethnicity”, Singapore: Institute of Southeast Studies, 2007, hal. 171 laki melakukan sholat secara berjamaah, sedangkan para wanitanya melakukan sholat dirumah. 37 Para ulama dalam lingkungan Rohingya memiliki peranan yang sangat penting, saran dan opininya sangat didengar oleh masyarakat, khususnya dalam masalah hukum seperti masalah keluarga. 38 Setelah diberlakukannya kebijakan tersebut, wanita-wanita Rohingya tidak dibenarkan untuk memakai jilbab dan kegiatan keagamaan berlangsung dibawah pengawasan dan masjid- masjid banyak yang dirobohkan. Tidak adanya status kewarganegaraan Etnis Rohingya, mengakibatkan tidak dibolehkan terlibat dalam kegiatan politik atau kegiatan sosial lainnya. Semua kegiatan sosial seperti menolong orang miskin, janda dan anak yatim, serta acara pernikahan dan kematian dilakukan oleh suatu lembaga sosial yang ada di setiap desa yang disebut Samaj. 39 Dari sisi ekonomi, pemerintah menolak memberikan izin usaha dan memberikan pembatasan kegiatan usaha pada etnis Rohingya, disisi lain pajak yang tinggi tetap harus dibayar oleh etnis Rohingya, sebagai gantinya pemerintah menyita beberapa properti milik etnis Rohingya untuk mengganti pembayaran pajak tersebut. 40 Dan yang menjadi kekuatan dasar pemerintah Myanmar dalam melakukan diskriminasi ini adalah penolakan pemberian status kewarganegaraan. Dimana 37 Nurul Islam, “Facts about The Rohingya Muslims Of Arakan”, diakses dari http:www.rohingya.orgportalindex.phplearn-about-rohingya.html , pukul 13.40 wib 38 Ibid. 39 Ibid. 40 Amnesty International 2004, “Myanmar The Rohingya Minority: Fundamental Rights Denied”, AI Index: ASA 160052004