BAB II GAMBARAN ETNIS ROHINGYA
Dalam bab ini memaparkan sejarah asal etnis Rohingya, serta perkembangan dan kehidupan etnis Rohingya di Arakan, Myanmar. Bab ini juga
akan membahas permasalahan konflik yang terjadi di Arakan antara etnis Rohingya dan etnis Rakhine tahun 2012, dimulai dari kronologinya hingga
berujung konflik tahun 2012 dan juga bagaimana kebijakan politik pemerintah dalam memperlakukan etnis Rohingya pasca konflik.
A. Sejarah Etnis Rohingya
Etnis Rohingya tinggal di Arakan sejak 788 Masehi, etnis ini berasal dari campuran beberapa kelompok keturunan yang berbeda, antara lain Arab, Moor,
Mughal, Bengali, Turki, Rakhine, Chakmas, Belanda dan Portugis. Dalam perkembangannya, banyak terjadi kawin campur antara penduduk lokal dengan
keturunan Arab, yang kemudian melahirkan etnis Rohingya.
27
Sejarawan Jacques P. Leider mengatakan bahwa pada abad ke-18 ada catatan seorang Inggris yang bernama Francis Buchanan-Hamilton yang sudah
menyebutkan adanya masyarakat Muslim di Arakan. Mereka menyebut diri mereka “Rooinga”. Ada yang mengatakan bahwa istilah ini berasal dari kata
27
Tati Hartimah, “Rekam Jejak Muslim Rohingya di Myanmar”, Al-Turas, vol. 16, no.1, Januari 2010, hal. 87
rahma rahmat dalam bahasa Arab atau rogha perdamaian dalam bahasa Pashtun.
28
Lepas dari apakah Rohingya merupakan sebuah etnis atau tidak, dan apakah termasuk ke dalam etnisitas Myanmar atau tidak, sudah jelas bahwa
Rohingya merupakan komunitas migrant dari Bangladesh yang sudah ratusan tahun tinggal di Arakan, Myanmar. Sebagai komunitas yang sudah lama menetap
di sebuah wilayah yang kebetulan kini menjadi bagian dari negara Myanmar, tentu saja sudah selayaknya mereka mendapatkan hak-hak dasar mereka, terutama
status kewarganegaraan.
29
Meskipun demikian, sikap pemerintah Myanmar sudah jelas seperti yang disampaikan Thein Sein bahwa Myanmar tak mungkin memberikan
kewarganegaraan kepada Rohingya. Namun, Myanmar menawarkan solusi berupa pengiriman ribuan orang Rohingya ke negara lain atau tetap tinggal di Arakan,
tetapi berada di bawah pengawasan PBB. Jadi, kelihatannya etnis Rohingya masih belum bisa bernapas lega sampai beberapa tahun mendatang.
30
1. Perkembangan Etnis Rohingya di Arakan.
Pada masa pemerintahan kolonial Inggris, disaat rempah-rempah, katun, batu mulia, barang tambang, dan komoditas lainnya yang berasal dari kawasan
Asia Selatan dan Asia Tenggara merupakan barang-barang yang sangat dibutuhkan di daerah Timur Tengah dan Eropa. Sehingga para nelayan Arab yang
28
Tri Joko, “Konflik Tak Seimbang Etnis Rohingya dan Etnis Rakhine di Myanmar”, Jurnal Transnasional Vol. 4 No. 2 Februari 2013, hal. 840
29
Ibid.
30
Ibid.