yangada. Dan dalam aksinya,lembaga ini memberi fokus utama pada kegiatanpenelitian, pendidikan, informasi publik terkait dengan hak asasi manusia
serta kegiatan advokasi dalam sistem PBB.
60
Kehadiran IGOs OHCHR juga memainkan peranan penting dan cukup signifikan, mengingat keterlibatannya dalam menyampaikan bantuan seperti
metode kerja yang berfokus pada tiga dimensi: penetapan standar, pemantauan, dan pelaksanaan di lapangan. OHCHR melakukannya dengan menawarkan
keahlian, dukungan substantif dan sekretariat ke lembaga hak asasi manusia baik yang ada di negara anggota maupun di tingkat international. Dengan peran
tersebut, OHCHR bekerja sama dengan pemerintah, masyarakat sipil, lembaga HAM nasional, badan PBB lainnya, organisasi internasional, sektor swasta dan
lain-lain. Hal ini dimaksudkan untuk mempromosikan dan melindungi hak asasi manusia di dunia.
Pemerintah memiliki tanggung jawab utama melindungi hak asasi manusia setiap warganya, oleh karena itu OHCHR memberikan bantuan kepada
pemerintah, seperti keahlian dan teknis pelatihan di bidang administrasi dan kebijakan atau perundangan yang pelaksanaannya disesuaikan dengan standar
internasional hak asasi manusia di dunia. OHCHR juga membantu entitas lain NGO, Universitas, dan Media yangbertanggung jawab melindungi dan
mempromosikan hak asasi manusia.
61
60
Diakses dari http:www.ohchr.orgENAboutUsPagesWhatWeDo.aspx
tanggal 12 Mei 2014, pukul 15.00 wib
61
Ibid.
Setiap organisasi internasional dibentuk untuk melaksanakan peran-peran dan fungsinya sesuai dengan tujuan pendirian organisasi internasional tersebut.
Dalam kaitannya dengan keberadaan OHCHR, maka secara rinci perannya adalah sebagai berikut:
1. Wadah atau forum untuk menggalang kerjasama serta mencegah atau
mengurangi intensitas konflik yang terjadi. 2.
Sebagai sarana untuk perundingan yang menghasilkan keputusan bersama yang tidak merugikan salah satu pihak yang bersengketa.
3. Sebagai organisasi internasional yang bersifat netral independent
dalam melaksanakan kegiatan proses penanganan atau penyelesaian konflik.
Sedangkan untuk fungsi dari organisasi ini adalah sebagai berikut: 1.
Tempat berhimpunnya bagi negara-negara anggota baik itu antar negarapemerintah IGO, maupun lembaga swadaya masyarakat
INGO. 2.
Untuk menyusun atau merumuskan agenda bersama yang menyangkut kepentingan
bersama semua
anggota dan
memprakarsai berlangsungnya
perundingan dalam
menghasilkan perjanjian-
perjanjian atau kesepakatan internasional. 3.
Untuk menyusun dan menghasilkan kesepakatan mengenai aturannorma atau standart internasional.
4. Penyediaan saluran komunikasi danpenyebarluasan informasi yang
dapat dimanfaatkan sesama anggota.
62
1. HAM Sebagai Kewajiban Negara
Hak asasi manusia merupakan kewajiban setiap negara untuk melaksanakan dan memberlakukannya kepada setiap orang warganya. Hal ini
secara jelas tercantum di dalam perjanjian-perjanjian internasional tentang hak asasi manusia, seperti International Convention on the Elimination of All Forms
of Racial Discrimination; Convention Against Torture and other Cruel, Inhuman or Degrading Treatment or Punishment; dan Convention on the Right of the
Child. Tujuannya agar setiap negara mengatur apa kewajiban-kewajiban yang harusdilaksanakan terhadap warganya.
63
Keprihatinan dan komitmen moral, politik dan hukum secara internasional bersumber pada pengalaman sejarah bahwa kekuasaan negara dapat dijalankan
dengan sewenang-wenang, sehingga warga yang berada dibawah kekuasaan suatu negara menjadi korban. Sebagai contoh, pada rezim militer yang juga berwatak
rasis seperti di Italia 1922-1943, Jerman dalam perang dunia I dan II, dan Jepang 1930 telah menimbulkan banyak korban dari warganya. Untuk itulah jalannya
kekuasaan diatur oleh norma-norma hak asasi manusia agar kekejaman fasisme tidak lagi terulang kembali.
Deklarasi dan perjanjian tentang hak asasi manusia dimaksudkan sebagai komitmen internasional untuk mencegah kesewenang-wenangan negara. Kepada
62
May Rudy, Administrasi dan Organisasi Internasional, Refika Aditama, 1998, hal. 27
63
Radjab Suryadi, “Indonesia: Hilangnya Rasa Aman”, Jakarta, 2002, hal. 4
semua negara ditetapkan suatu kewajiban agar negara-negara tersebut tidak memperlakukan warganya secara tidak manusiawi. PBB melalui Komisi Hak
Asasi Manusia melakukan pengawasan dan pemantauan atas pelaksanaan hak asasi manusia dengan menghormati hak kedaulatan setiap warga negaranya.
Secara elementer, kewajiban negara itu mewujud dalam tiga bentuk sebagai berikut:
64
Pertama, setiap negara mempunyai kewajiban menghormati hak asasi manusia. Negara wajib mengakui bahwa setiap warganya mempunyai dan
mendapatkan haknya. Hak asasi manusia ini bersifat universal tanpa dibatasi oleh yurisdiksi negaranya. Negara juga wajib mengakui bahwa hak asasi manusia
berdasarkan pada prinsip non-diskriminasi. Hal ini dimaksud agar negara dapat berdiri di atas semua golongan tanpa membedakan warna kulit, agama da nasal-
usul. Selain itu, negara juga wajib mengakui perluny menegakkan prinsip tidak memihak di dalam masyarakat.
Kedua, setiap negara berkewajiban melindungi hak asasi manusia. Hal ini berarti setiap negara terikat secara hokum untuk meratifikasi perjanjian-perjanjian
internasional tentang hak asasi manusia menjadi hukum di negara yang bersangkutan. Dalam merumuskan hukum tersebut, negara juga dapat
menambahkan atau memperbanyak aturan perundang-undangan, terutama dalam UU yang melindungi hak asasi manusia. Sebaliknya, negara juga dapat mencabut
produk hukum nasional yang bertentangan maupun menyalahi prinsip hak asasi manusia international.
64
Ibid. Hal. 6
Ketiga, setiap negara mempunyai kewajiban untuk memenuhi hak asasi manusia. Negara tidak semata-mata bertindak pada pembuatan produk hukum
dalam hak asasi manusia, namun juga sudah harus beranjak pada tingkat pelaksanaan pemenuhan hak asasi manusia melalui berbagai langkah kebijakan
dan program secara efektif. Contohnya seperti, negara harus mengambil tindakan hukum kepada individu-individu yang menyalahgunakan kekuasaan negara yang
melanggar HAM atau melakukan rehabilitasi dan memberi kompensasi terhadap korban-korban pelanggaran hak asasi manusia. Negara juga mengambil kebijakan
dalam pemenuhan hak-hak ekonomi, sosial dan budaya warganya, seperti; hak atas perumahan, pendidikan dan air bersih serta lainnya.
Dari ketiga kewajiban tersebut, disini terlihat bagaimana negara secara mutlak dituntut kewajibannya untuk melindungi dan memberikan hak-hak warga
negaranya. Dan kaitannya dengan OHCHR adalah bagaimana hak-hak asasi manusia yang memang sudah menjadi kewajiban suatu negara dapat dipenuhi baik
untuk hak politik maupun ekonomi sosial budaya tanpa adanya diskriminasi terhadap etnis tertentu. Dan OHCHR sendiri sebagai organisasi internasional
hanya berperan memberikan dukungan atau membimbing dalam proses berjalannya pemenuhan hak-hak asasi warga oleh negara. Diantara peran OHCHR
dalam memastikan pemenuhan hak asasi manusia oleh suatu negara adalah dengan melakukan pemantauan sitausi HAM secara regular setiap tahun.
Dalam kaitannya dengan HAM sebagai kewajiban Negara, maka sebagai ilustrasi apa yang telah dilakukan oleh pemerintah Myanmar menunjukan bahwa,
fungsi negara sangatlah tidak berjalan semestinya terutama dalam melindungi dan