BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran berlangsung sebagai suatu proses saling mempengaruhi antara guru dan siswa. Dalam hal ini, kegiatan yang terjadi adalah guru mengajar
dan siswa belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar peserta didik terlibat secara aktif,
baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran, di samping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar, dan
rasa percaya pada diri sendiri. Berdasarkan hal tersebut di atas, upaya guru dalam mengembangkan keaktifan belajar siswa sangatlah penting, sebab keaktifan
belajar siswa menjadi penentu bagi keberhasilan pembelajaran yang dilaksanakan..
Menurut Agus Suprijono: bahwa pembelajarn aktif pada hakikatnya adalah untuk mengarahkan atensi peserta didik terhadap materi yang dipelajarinya.
Pembelajaran harus menumbuhkan suasana sedemikian rupa sehinngga peserta didik aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar
memang merupakan proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru
tentang pengetahuan. Pembelajaran aktif adalah proses belajar yang menumbuhkan dinamka belajar bagi peserta didik. Dinamika untuk
mengartikulasikan dunia idenya dan mengkonfrontir ide itu dengan dunia realitas yang dihadapinya.
1
Belajar tidak cukup hanya dengan mendengar dan melihat tetapi harus dengan melakukan aktivitas yang lain diantaranya membaca,
bertanya, menjawab,
berpendapat, mengerjakan
tugas, menggambar,
mengkomunikasikan, presentasi, diskusi, menyimpulkan, dan memanfaatkan peralatan. Dalam pembelajaran, guru menyajikan permasalahan matematika dan
mendorong siswa untuk mengidentifikasi permasalahan, mencari pemecahan, menyimpulkan hasilnya, kemudian mempresentasikannya. Tugas guru sebagai
1
Agus Suprijono, “Cooperative Learning teori dan aplikasi PAIKEM”Pustaka pelajar Yogyakarta 2009 hal. 10
fasilitator dan pembimbing adalah memberikan bantuan dan arahan. Ketika siswa menemukan permasalahan dalam menyelesaikan tugas, selain berinteraksi dengan
guru, siswa juga dapat bertanya dan berdiskusi dengan siswa lain. Siswa dikatakan belajar dengan aktif jika mereka mendominasi aktivitas
pembelajaran. Siswa secara aktif mengunakan otak, baik untuk menemukan ide pokok dari materi, memecahkan persoalan, atau mengaplikasikan apa yang
dipelajari. Aktivitas dalam suatu pembelajaran bukan hanya siswa yang aktif belajar tetapi di lain pihak, guru juga harus mengorganisasi suatu kondisi yang
dapat mengaktifkan siswa dalam belajar. Oleh karena itu, salah satu usaha yang dapat dilakukan guru adalah merencanakan dan menggunakan model
pembelajaran yang dapat mengkondisikan siswa agar belajar secara aktif. Salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam kegiatan belajar
mengajar yaitu pemilihan metode pembelajaran. Metode pembelajaran sendiri terdiri dari berbagai macam, yang masing-masing metode mempunyai kelebihan
dan kekurangan. Sampai sekarang masih banyak siswa yang menganggap bahwa pelajaran matematika sebagai pelajaran yang sulit dan menakutkan, sehingga
siswa menjadi kurang termotivasi untuk belajar matematika. Hal ini mungkin terjadi dikarenakan metode mengajar guru yang kurang tepat dan penampilan guru
yang kurang simpatik. Kenyataan yang banyak dijumpai di sekolah selama ini adalah
pembelajaran matematika berlangsung secara konvensional. Guru bertindak sebagai satu-satunya sumber belajar dan siswa cenderung bersikap pasif atau
sekedar menerima informasi dari guru sehingga siswa kurang diberi kesempatan untuk mengembangkan keterampilan dalam menerapkan, memproses dan
mengembangkan konsep matematika. Metode pengajaran konvensional tersebut perlu diganti dengan metode pengajaran yang lebih baru dan inovatif yang dapat
mendorong siswa untuk ikut aktif serta dapat terjadi interaksi antara guru dengan siswa terutama dalam pembelajaran matematika. Melibatkan siswa secara aktif
dalam pembelajaran matematika sangat penting karena dalam matematika banyak kegiatan pemecahan masalah yang menuntut keaktifan dan kreatifitas siswa.
Siswa sebagai subyek didik adalah yang merencanakan dan ia sendiri yang melaksanakan belajar.
Course Review Horay adalah salah satu metode pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk ikut aktif dalam belajar matematika. Metode ini
merupakan cara belajar-mengajar yang lebih menekankan pada siswa untuk aktif dalam belajar serta pemahaman materi yang diajarkan guru dengan
menyelesaikan soal-soal. Dalam aplikasinya metode pembelajaran Course Review Horay tidak hanya menginginkan siswa untuk belajar ketrampilan dan isi
akademik. Pembelajaran dengan metode Course Review Horay juga melatih siswa untuk
mencapai tujuan-tujuan
hubungan sosial
yang pada
akhirnya mempengaruhiprestasi akademik siswa.
Pembelajaran melalui metode ini dicirikan oleh struktur tugas, tujuan, dan penghargaan kooperatif yang melahirkan sikap ketergantungan yang positif di
antara sesama
siswa, penerimaan
terhadap perbedaan
individu dan
mengembangkan ketrampilan bekerjasama antar kelompok. Kondisi seperti ini akan memberikan kontribusi yang cukup berarti untuk membantu siswa yang
kesulitan dalam mempelajari konsep-konsep pada matematika, pada akhirnya setiap siswa dalam kelas dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.
Pada pembelajaran Course Review Horay aktifitas belajar lebih banyak berpusat pada siswa. Dalam hal ini pada proses pembelajaran guru hanya
bertindak sebagai penyampai informasi, fasilitator dan pembimbing. Suasana belajar dan interaksi yang menyenangkan membuat siswa lebih menikmati
pelajaran sehingga siswa tidak mudah bosan untuk belajar. Hal ini dapat memupuk minat dan perhatian siswa dalam mempelajari matematika, yang pada
akhirnya dapat berpengaruh baik terhadap keaktifan belajar siswa. Peneliti dalam hal ini mengadakan observasi pada siswa-siswi SMP Darul
Ma’arif kelas IX yang merupakan tempat peneliti sendiri mengajar. Berdasar dari hasil wawancara peneliti dengan guru yang mengajar mereka waktu kelas VIII
serta peneliti sendiri yang merupakan pengajar dikelas, mereka memang terlihat kurang aktif dalam belajar. Selama pembelajaran berlangsung sebagian besar
siswa tidak menggunakan buku yang ada untuk membantu menyelesaikan tugas
yang diberikan oleh guru. Mereka hanya menggunakan catatan yang diberikan guru. Setelah selesai mengerjakan tugas, siswa tidak mempresentasikan hasilnya,
tetapi hanya dibahas bersama oleh guru. Hal ini dikarenakan siswa tidak ada yang berani mempresentasikan hasil tugas mereka. Berdasar hasil observasi tersebut,
siswa kurang aktif dalam proses belajar mengajar sehingga keaktifan belajar siswa perlu ditingkatkan.
Bertolak dari latar belakang di atas, penulis terdorong untuk mengadakan penelitian tentang
“Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Matemaika Siswa
SMP kelas IX”
B. Identifikasi Masalah