yang lainnya dapat berinteraksi secara harmonis dengan tujuan untuk menciptakan belajar matematika yang efektif.
2. Pembelajaran Konvensional
Model pembelajaran konvensional merupakan suatu pembelajaran yang kegiatannya meliputi :
1 Guru menerangkan suatu konsep
2 Guru memberikan contoh soal dan penyelesaiannya
3 Guru memberikan soal latihan
4 Siswa menyimak, mengerjakan tugas-tugas serta ulangan atas tes yang diberikan guru.
Selanjutnya Nasution memberikan ciri-ciri pembelajaran konvensional yaitu :
1 Bahan pelajaran disajikan kepada kelompok tanpa memperhatikan siswa secara individual.
2 Kegiatan pembelajaran umumnya berbentuk ceramah, tugas tertulis dan media lainnya menurut pertimbangan guru.
3 Siswa bersifat pasif karena harus mendengarkan penjelasan guru. 4 Dalam kecepatan belajar, siswa harus belajar menurut kecepatan pada
umumnya yang ditentukan oleh kecepatan guru mengajar. 5 Keberhasilan belajar umumnya dinilai oleh guru secara subjektif.
6 Hanya sebagian kecil yang menguasai bahan pelajaran secara tuntas. 7 Guru terutama berfungsi sebagai sumber informasi atau pengetahuan.
Jadi pada pembelajaran konvensional diutamakan hasil bukan proses. Guru mendominasi kegiatan dikelas dan siswa dianggap sebagai
penonton. Biasanya pembelajaran dilakukan dengan metode ekspositori. Metode ekspositori memberikan siswa konsep yang telah dipersiapkan secara
rapi, matematis dan lengkap sehingga anak didik tinggal menyimak dan mencernanya saja secara tertib dan teratur , secara garis besar prosedur ini
adalah:
13
13
Syaiful Bahri Djamarah. Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Rineka Cipta, 2006, h.21
1 Preparasi. Guru mempersiapkan preparasi bahan selengkapnya secara sistematis an rapi
2 Apersepsi. Guru bertanya atau memberikan uraian singkat untuk mengarahkan perhatian anak didik kepada materi yang akan diajarkan
3 Presentasi. Guru menyajikan bahan dengan cara memberikan ceramah atau menyuruh anak didik membaca bahan yang telah disiapkan dari buku teks
tertentu atau yang ditulis guru sendiri 4 Resitasi. Guru bertanya dan anak didik menjawab sesuai dengan bahan
yang dipelajari atau anak didik disuruh menyatakan kembali dengan kata- kata sendiri resitasi tentang pokok-pokok masalah yang telah dipelajari,
baik yang telah dipelajari secara lisan atau tulisan.
Demikian juga dalam metode drill, dari waktu ke waktu soal yang diberikan adalah soal-soal dengan tipe yang sama dan tidak bervariasi sehingga
soal-soal latihan tahun sebelumnya bisa dipakai dan guru tidak perlu membuat lagi yang baru. Dengan menggunakan metode ini materi ini bisa cepat selesai
dan informasi yang diberikan lebih banyak daripada model lainnya, serta guru bisa santai karena tidak usah membuat persiapan-persiapan pembelajaran yang
rumit. Oleh karena itu metode ini sering dipakai di sekolah-sekolah sampai saat ini. Karena dalam pembelajaran ini materi pelajaran disampaikan langsung
oleh guru. Siswa tidak dituntut untuk menemukan materi itu. Materi seakan- akan sudah jadi.
14
Pembelajaran konvensional sama dengan pembelajaran tradisional yaitu proses pembelajaran matematika dengan menggunakan metode ekspositori.
Siswa dalam kelas ini dianggap memiliki kemampuan pada syarat minimal, minat, kepentingan, kecakapan, dan kecepatan belajar yang diasumsikan relatif
sama. Berdasarkan pengertian di atas, dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan strategi
pembelajaran konvensional
guru menyajikan
pengetahuan kepada siswa dalam bentuk yang telah dipersipkan secara rapi,
14
Wina, Sanjaya, Strategi Pembela jaran “Berorientasi Standar Proses
Pendidikan”, Jakarta: Kencana, 2006, h. 177
sistematis, dan lengkap. Sehingga anak didik tinggal menyimak dan mencernanya saja secara tertib dan teratur. Tetapi pada strategi pembelajaran
konvensional ini dominasi guru banyak berkurang karena tidak terus menerus bicara. Guru berbicara pada awal pelajaran, menerangkan materi dan contoh
soal pada waktu-waktu yang diperlukan saja. Pada pembelajaran dengan strategi konvensional ini siswa belajar lebih aktif seperti siswa mengerjakan
latihan soal sendiri, mungkin juga saling bertanya dan mengerjakannya bersama dengan temannya atau disuruh membuatnya di papan tulis.
Ciri umum strategi pembelajaran konvensional adalah definisi dan teorema disajikan oleh pengajar, contoh soal diberikan oleh pengajar kemudian
latihansoal. Secara garis besar, prosedur pelaksanaannya kurang menekankan aktivitas fisik siswa, yang diutamakan adalah aktivitas mental siswa, sehingga
banyak orang beranggapan bahwa strategi pembelajaran konvensional menghasilkan belajar menghafal dan kurang efektif belajar bermakna. Secara
umum strategi pembelajaran konvensional sama dengan cara mengajar biasa tradisional, namun di dalam strategi pembelajaran konvensional dominasi
guru berkurang, guru tidak terus berbicara, guru hanya menjelaskan pada bagian-bagian yang diperlukan saja.
3. Keaktifan Belajar Matematika Siswa