Praktek Pemberian Makan Bayi

ASI adalah 400 Kalori dan 10 gram protein, maka kebutuhan yang diperoleh dari MP-ASI adalah 250 Kalori dan 16 gram protein Depkes, 2006 Menurut Widyakarya Pangan dan Gizi 2004 bahwa jumlah zat gizi yang dibutuhkan bayi berusia 7 – 12 bulan adalah sebesar 650 Kalori energi dan 16 gr protein. Demikian juga zat-zat gizi lainnya yang dibutuhkan seperti vitamin, niasin, dan lain-lain dapat dilihat pada tabel 2.2. berikut. Tabel 2.2. : Jumlah Kebutuhan Zat Gizi Pada Bayi Zat Gizi Kelompok Umur bulan Nama Satuan 0 – 6 7 – 12 Energi Kkal 560 650 Protein G 10 16 Vitamin RE 375 400 Tiamin Mg 0,3 0,4 Riboflavin Mg 0,3 0,4 Niasin Mg 2,0 4,0 Vitamin B 12 Mg 0,1 0,1 Asam Folat µg 65 80 Vitamn C Mg 40 50 Kalsium Mg 200 400 Fosfor Mg 100 225 Besi Mg 3 5 Seng Mg 25 555 Iodium µg 50 70 Sumber: Widyakarya Pangan dan Gizi 2004

2.2.3. Praktek Pemberian Makan Bayi

Praktek pemberian makanan yang berhubungan dengan status gizi pada hakekatnya dimulai sejak manusia masih berada dalam kandungan. Menurut Pudjiadi 2005, selain faktor bawaanketurunan, makanan yang disalurkan sang ibu melalui plasenta ari-ari mempunyai peranan yang sangat penting untuk menunjang potensi keturunan yang menentukan cepatnya pertumbuhan, bentuk janin, diferensiasi dan Universitas Sumatera Utara fungsi organ-organ yang dibentuk. Selain itu beliau mengatakan bahwa status gizi ibu pada waktu pembuahan dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Faktor lainnya adalah kenaikan berat badan selama hamil dan makanan ibu yang sedang hamil eating for two juga merupakan faktor yang berpengaruh. Hal ini mengandung pengertian bahwa praktek pemberian makanan dalam kandungan dapat dilihat dari pola makan ibu selama hamil. Setelah lahir, selain pemberian Air Susu Ibu ASI pemberian makanan yang lain terhadap bayi tentu akan mempengaruhi status gizi bayi tersebut. Pudjiadi 2005 mengatakan bahwa makanan ideal bagi bayi adalah makanan yang harus mengandung cukup bahan bakar energi dan semua zat gizi esensial komponen makanan yang tidak dapat disintetis oleh tubuh sendiri akan tetapi diperlukan bagi kesehatan dan pertumbuhan harus dalam jumlah yang cukup pula sesuai keperluan sehari-harinya. Pemberian makanan yang kurang dari kebutuhan untuk jangka waktu yang lama akan menghambat pertumbuhan, bahkan akan mengurangi cadangan energi dalam tubuh sehingga terjadi keadaan gizi kurang maupun buruk marasmus. Kekurangan gizi esensial pada akhirnya menimbulkan gejala defisiensi zat gizi. Pemberian makanan pada bayi sebagian besar dipengaruhi oleh tingkat sosial ekonomi keluarga. Bahkan menurut Pudjiadi 2005, pemberian makanan yang dibesarkan oleh ibu yang keadaan status sosial-ekonominya serba kekurangan sudah terganggu dari permulaan yang disebabkan oleh: 1. Jumlah ASI yang dihasilkan ibunya tidak banyak karena pada umumnya ibu tersebut menderita kekurangan gizi dan tidak mendapat makanan tambahan selama menyusui. Universitas Sumatera Utara 2. Makanan tambahan biasanya sudah diberikan sangat dini yang justru menyebabkan banyak infeksi pada bayinya 3. Secara tradisi ada beberapa kebiasan praktek pemberian makanan bayi yang justru menimbulkan gangguan pada status gizi bayi, antara lain: a. Makanan yang dikunyah dulu oleh sang ibu sebelum diberikan kepada bayi. b. Makanan yang diberikan dalam bentuk campuran bubur beras, pisang, dan lain sebagainya c. Cara memasak, menyimpan, dan memberikan makanan yang tidak menghiraukan kebersihan yang akan menyebabkan gastroenteritis pada bayi dengan akibat gangguan pertumbuhannya.

2.3. Pertumbuhan Bayi

Dokumen yang terkait

Gambaran Status Karies Gigi dan Status Gizi pada Anak Sindrom Down Usia 12-18 Tahun di SLB C Kota Medan

19 174 93

Pengaruh Pola Makan, Status Gizi, Higiene dan Sanitasi Makanan terhadap Kejadian Diare pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Glugur Darat Kecamatan Medan Timur

23 152 134

Konsumsi Pangan Dan Status Gizi Anak Peserta Program Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) Kasih Ibu Di Desa Suka Maju Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara Tahun 2012

6 118 72

Gambaran Pola Pemberian Makanan Pendamping Asi Dan Status Gizi Anak Usia 0 - 24 Bulan Di Desa Alue Awe Kecamatan Muara Dua Kabupaten Aceh Utara

0 28 49

Praktek Pemberian Makan Dan Status Gizi Anak Usia 0-24 Bulan Ditinjau Dari Pekerjaan Ibu Di Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan Kotamadya Medan Tahun 2005

1 46 80

Pola Asuh Dan Status Gizi Anak Usia 0-36 Bulan Di Desa Kutambaru Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat Tahun 2010

1 31 90

Pola Pemberian Makan Dan Status Gizi Anak Usia 0-24 Bulan Di Desa Ginolat Kecamatan Sianjur Mula Mula Kabupaten Samosir, Tahun 2010

3 39 79

Konsumsi Pangan dan Status Gizi Anak Peserta Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kelompok Bermain Generasi Sejahtera di Kelurahan Merdeka Kecamatan Medan Baru Tahun 2010

6 176 70

HUBUNGAN ANTARA KADAR HEMOGLOBIN IBU HAMIL DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 0-6 BULAN DI KECAMATAN PURING Hubungan antara Kadar Hemoglobin dengan Status Gizi Anak Usia 0-6 Bulan di Kecamatan Puring Kabupaten Kebumen.

0 1 13

HUBUNGAN ANTARA KADAR HEMOGLOBIN IBU HAMIL DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 0-6 BULAN DI KECAMATAN PURING Hubungan antara Kadar Hemoglobin dengan Status Gizi Anak Usia 0-6 Bulan di Kecamatan Puring Kabupaten Kebumen.

0 1 13