Pertumbuhan Bayi TINJAUAN PUSTAKA

2. Makanan tambahan biasanya sudah diberikan sangat dini yang justru menyebabkan banyak infeksi pada bayinya 3. Secara tradisi ada beberapa kebiasan praktek pemberian makanan bayi yang justru menimbulkan gangguan pada status gizi bayi, antara lain: a. Makanan yang dikunyah dulu oleh sang ibu sebelum diberikan kepada bayi. b. Makanan yang diberikan dalam bentuk campuran bubur beras, pisang, dan lain sebagainya c. Cara memasak, menyimpan, dan memberikan makanan yang tidak menghiraukan kebersihan yang akan menyebabkan gastroenteritis pada bayi dengan akibat gangguan pertumbuhannya.

2.3. Pertumbuhan Bayi

Pertumbuhan adalah perubahan besar, jumlah, ukuran atau dimensi sel, organ maupun individu yang diukur dengan ukuran berat, ukuran panjang, umur tulang dan keseimbangan metabolik Soetjiningsih, 1995. Pertumbuhan merupakan dasar untuk menilai kecukupan gizi bayi. Indikator pertumbuhan yang banyak digunakan adalah berat badan dan pertambahan berat, meskipun pertambahan panjang juga digunakan untuk menilai pertumbuhan linier dan adiposity yang ditunjukkan dengan tebal lemak bawah kulit WHO, 2003. Selain itu Eastwood. M 2003 menyatakan pertumbuhan dapat digunakan untuk mengetahui perubahan yang berhubungan dengan perkembangan bentuk dan fungsi yang diukur dengan panjang, berat dan komposisi kimia sehingga pertumbuhan membutuhkan zat gizi untuk menghasilkan simpanan energi, pembelahan sel dan penggunaan skeletal. Universitas Sumatera Utara Soetjiningsih 1995 menyatakan ada 4 penilaian pertumbuhan fisik pada anak yaitu pengukuran antropometri, pemeriksaan fisik jaringan otot, lemak, rambut, gigi, pemeriksaan laboratorium haemoglobin, serum protein, hormon, dan pemeriksaan radiologis. Pengukuran antropometri terdiri dari berat badan dan panjang badan. Bayi yang lahir cukup bulan mempunyai berat badan 2 kali berat lahir pada umur 5 bulan, 3 kali berat lahir pada usia 1 tahun, dan 4 kali berat lahir pada usia 2 tahun. Pada bayi normal rata-rata kehilangan berat badan adalah 5-8 selama minggu pertama setelah lahir dimana persentase kehilangan ini lebih besar pada anak yang diberi ASI yaitu 7,4 dibanding yang tidak yaitu 4,9. Setelah minggu pertama pola pertambahan berat badan pada bayi bergantung pada ukuran awal bayi, apakah bayi disusui atau mendapat formula, faktor fisiologi dan lingkungan. Dengan mempertimbangkan panjang badan ada 3 hal yang berkaitan dengan berat badan yaitu tulang keras, tulang rawan, jumlah jaringan ikat dan kulit. Pada laki-laki sekitar 50 berat badan pria dewasa adalah air dalam sel, dan 15 adalah air dalam permukaan jaringan. Pada wanita, lemak mengganti air yaitu 52 berat badan terdiri dari lemak. Pada bayi baru lahir 80 berat badan adalah air dengan 35 interseluler dan 45 ekstraseluler. Rata-rata orang dewasa mengkonsumsi dan ekskresi air sekitar 2000 ml setiap hari yaitu 5 dari total cairan tubuh. Pada bayi jumlah air yang dikonsumsi dan diekskresi 600-700 ml 20 dari total cairan tubuh. Kisaran lemak tubuh pada individu normal adalah 12-23 dari berat badan laki-laki dan 16-28 dari berat badan wanita. Tinggi badan rata-rata pada waktu lahir adalah 50 cm 5000 kali panjang ovum dan pada usia 1 tahun adalah 1,5 kali tinggi badan lahir yaitu Universitas Sumatera Utara bertambah 25 cm. Pada tahun kedua, tinggi hanya bertambah 12-13 cm. Setelah itu kecepatan pertumbuhan menurun menjadi 5- 6 cm setiap tahun. Ada beberapa pendapat yang mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak. Soetjiningsih 1995 mengemukakan ada 2 faktor utama yang mempengaruhi tumbuh kembang anak yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan faktor prenatal dan postnatal. Faktor prenatal sebelum lahir terdiri dari gizi ibu pada waktu hamil, mekanis, toksinzat kimia, endokrin, radiasi, infeksi, stres, imunitas, dan anoksia embrio. Faktor postnatal setelah lahir terdiri dari : 1. Lingkungan biologis yaitu ras, jenis kelamin, umur, gizi, kesehatan, fungsi metabolisme, dan hormon. 2. Lingkungan fisik yaitu cuaca, sanitasi, keadaan rumah, radiasi. 3. Psikososial yaitu stimulasi, motivasi, stres, kualitas interaksi anak dan orangtua. 4. Faktor keluarga dan adat istiadat yaitu pendapatan keluarga, pendidikan, jumlah saudara, norma, agama, urbanisasi. Unicef 1999 membedakan faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak terdiri dari sebab langsung, sebab tak langsung, dan penyebab dasar. Sebab langsung meliputi kecukupan pangan dan keadaan kesehatan, sebab tidak langsung meliputi ketahanan pangan keluarga, pola asuh anak, pemanfaatan pelayanan kesehatan dan sanitasi lingkungan, dengan penyebab dasar struktur ekonomi. Sinclair 1991 menyatakan ada 10 faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan yaitu: genetik, saraf, hormon, gizi, kecenderungan sekuler, status sosial ekonomi, cuaca dan iklim, tingkat aktivitas, penyakit dan cacat lahir Universitas Sumatera Utara 2.4. Status Gizi 2.4.1. Pengertian

Dokumen yang terkait

Gambaran Status Karies Gigi dan Status Gizi pada Anak Sindrom Down Usia 12-18 Tahun di SLB C Kota Medan

19 174 93

Pengaruh Pola Makan, Status Gizi, Higiene dan Sanitasi Makanan terhadap Kejadian Diare pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Glugur Darat Kecamatan Medan Timur

23 152 134

Konsumsi Pangan Dan Status Gizi Anak Peserta Program Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) Kasih Ibu Di Desa Suka Maju Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara Tahun 2012

6 118 72

Gambaran Pola Pemberian Makanan Pendamping Asi Dan Status Gizi Anak Usia 0 - 24 Bulan Di Desa Alue Awe Kecamatan Muara Dua Kabupaten Aceh Utara

0 28 49

Praktek Pemberian Makan Dan Status Gizi Anak Usia 0-24 Bulan Ditinjau Dari Pekerjaan Ibu Di Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan Kotamadya Medan Tahun 2005

1 46 80

Pola Asuh Dan Status Gizi Anak Usia 0-36 Bulan Di Desa Kutambaru Kecamatan Kutambaru Kabupaten Langkat Tahun 2010

1 31 90

Pola Pemberian Makan Dan Status Gizi Anak Usia 0-24 Bulan Di Desa Ginolat Kecamatan Sianjur Mula Mula Kabupaten Samosir, Tahun 2010

3 39 79

Konsumsi Pangan dan Status Gizi Anak Peserta Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kelompok Bermain Generasi Sejahtera di Kelurahan Merdeka Kecamatan Medan Baru Tahun 2010

6 176 70

HUBUNGAN ANTARA KADAR HEMOGLOBIN IBU HAMIL DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 0-6 BULAN DI KECAMATAN PURING Hubungan antara Kadar Hemoglobin dengan Status Gizi Anak Usia 0-6 Bulan di Kecamatan Puring Kabupaten Kebumen.

0 1 13

HUBUNGAN ANTARA KADAR HEMOGLOBIN IBU HAMIL DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 0-6 BULAN DI KECAMATAN PURING Hubungan antara Kadar Hemoglobin dengan Status Gizi Anak Usia 0-6 Bulan di Kecamatan Puring Kabupaten Kebumen.

0 1 13