Waktu dan Tempat Dilakukan Mistik

Masih banyak fungsi lainnya, yaitu; sebagai metode mendidik anak-anak dan remaja agar menjadi anak yang lebih hati-hati, sopan dam sebagainya; dapat juga menghibur orang yang kena musibah, contohnya jika ada orang disatroni maling, ia akan menghibur diri dengan mengatakan bahwa itu hanya buang sial. Masyarakat Melayu Batubara memang menyimpan banyak tahayul, penduduknya sangat percaya pada berbagai kekuatan gaib. Dan saya sadar bahwa masyarakat Melayu Batubara, adalah potret nyata sebagian masyarakat kita, yang sangat percaya pada kekuatan di luar nalar, logika dan akal sehat. Di kampung dan di kota, orang-orang memang tak lepas dan ada juga yang tak hendak melepaskan diri dari tahayul dan semacamnya.

3.3 Waktu dan Tempat Dilakukan Mistik

Mistik merupakan ritual yang ‘wajib’ dilakukan oleh para nelayan di Batubara. Dalam prakteknya, mistik dilaksanakan ketika akan “meresmikan” sesuatu, baik benda maupun kegiatan, misalnya: meresmikan perahu, alat tangkap jala dan gae dan ketika memulai kegiatan penangkapan. Para nelayan meyakini, jika tidak melakukan ritual ketika akan memulai turun ke laut pelayaran pertama, maka boleh jadi akan ada sesuatu hal yang merisaukan hati di dalam pelayaran. Dalam prakteknya, ritual mistik dilaksanakan ketika akan ‘meresmikan’ sesuatu, baik benda maupun kegiatan, misalnya: meresmikan perahu, alat tangkap dan ketika memulai kegiatan penangkapan setelah lama tidak melaut. Nelayan biasa juga Universitas Sumatera Utara melakukan ritual mistik dalam pertengahan musim, ketika pada beberapa operasi pertama mereka tidak memperoleh hasil. Ritual mistik dilaksanakan di kediaman atau rumah sang dukun, yang dipimpin oleh seorang pemuka agama panrita dan dihadiri oleh awak kapal. Jika meresmikan perahu, acara ritual pembacaan dilaksanakan di atas perahu. Demikian juga ketika meresmikan yang telah selesai dibuat, Acara inti dalam kegiatan ritual mistik adalah pembacaan mantra yang dipimpin oleh seorang pemuka agama. Selesai membaca mantra, dilanjutkan dengan pembacaan do’a kepada Allah SWT untuk memohon keselamatan dan rezeki. Kemudian acara dilanjutkan dengan menyantap hidangan yang telah disediakan. Bahan yang diperlukan dalam ritual mistik biasanya adalah: hasil dari tangkapan dari nelayan, seperti minyak, beras, pisang, dan makanan yang manis kue. Dan untuk peralatannya adalah, tampah, piring, baskom, wajan, dan dupa. Tahapannya adalah: nelayan atau pelaut menyiapkan bahan-bahan tersebut; kumpulan bahan tersebut yang sudah dilumuri minyak diletakkan di atas piring secara bergantian dimasukkan ke dalam wajan tanah yang panas karena pengaruh panas, bahan-bahan hasil nelayan itu akan “meledak”, jika daya semburannya lemah maka itu pertanda ada masalah yang dihadapi oleh nelayan nantinya, demikian pula sebaliknya jika kuat tandanya tidak ada masalah. beras yang telah masak dikembalikan ke posisi semula di atas piring selanjutnya bahan-bahan tersebut di bawa ke rumah panitia untuk dido’akan meminta keselamatan. Khusus pisang, dan kue dibagi dua: Universitas Sumatera Utara ditinggal di rumah ulama panrita dan dibawa kembali ke rumah. Sebelum berangkat ke rumah ulama, bahan-bahan yang berada di atas tampah tersebut diasapi dengan dupa di dekat arang. Sekembalinya, bahan-bahan tersebut diletakkan di dekat arang sampai nelayan kembali dari laut. Ritual ini dilaksanakan setelah selesai shalat shubuh pada hari Jum’at. Umumnya dipraktekkan oleh para nelayan. Ritual mistik dilaksanakan hanya untuk kegiatan melaut yang memakan waktu lama. Pembelian bahan untuk ritual mistik dimasukkan ke dalam ongkos melaut yang ditanggung para nelayan.

3.4 Konteks Sosial dan Simbol-simbol Mistik